Guru Sebagai Fasilitator dalam Pembelajaran
Saat ini kiprah guru di kelas lebih ditekankan selaku fasilitator pembelajaran. Guru bukan lagi selaku satu-satunya sumber isu bagi akseptor didik. Mengapa demikian? Hal ini ditegaskan dalam penerapan Kurikulum gres (Kur 2013), sebab pada kenyataannya di lapangan guru masih acap kali menjadi sumber utama isu dan pembelajaran condong berpusat pada si guru. Penekanan bahwa guru kini lebih berperan selaku fasilitator dimaksudkan mudah-mudahan kelas menjadi lebih hidup dan bergairah. Peserta didik akan lebih banyak berkegiatan baik secara fisik maupun secara mental. Ini juga otomatis akan menghasilkan pergantian paradigma mengajar guru dari yang bersifat teacher centred (berpusat pada guru) menjadi student centred (berpusat pada siswa). Praktik pembelajaran dengan melulu ceramah mesti mulai digantikan dengan pembelajaran yang mengaktifkan siswa.apakah anda guru yang sudah berperan selaku fasilitator pembelajaran? |
Melalui pembelajaran aktif guru sanggup berperan selaku fasilitator. Ia bertugas memfasilitasi pembelajaran yang berjalan pada diri akseptor didik, sehingga mereka menemukan pengalaman mencar ilmu kasatmata dan otentik. Dengan memfasilitasi pembelajaran, memiliki arti guru berupaya mengajak dan menenteng seluruh akseptor didik yang ada di kelasnya untuk berpartisipasi. Memfasilitasi pembelajaran bukanlah hal yang praktis kalau guru tidak mempunyai cukup pengertian ihwal psikologi pendidikan dan banyak sekali teori pembelajaran berikut model-model dan tata cara kreatif untuk pengajaran. Pada kala 21 ini, cara-cara usang mengajar guru banyak yang sudah ketinggalan dan terlindas perkembangan jaman. Penguasaan IT, misalnya menjadi syarat mutlak yang mesti dimiliki oleh seorang guru.
Fasilitasi pembelajaran bermakna bahwa semua akseptor didik dengan segala keunikan dan karakteristiknya masing-masing mesti sanggup digugah dan distimulasi oleh guru untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini penting sebab kehendak dan motivasi yang timbul dari dalam diri siswa atau akseptor didik untuk mencar ilmu (karena timbul rasa ingin tahunya, timbul rasa penasarannya akan sebuah hal, timbul rasa memerlukan sebuah isu baru, dsb) akan menghasilkan mereka lebih dalam mengetahui sesuatu hal yang sedang dibelajarkan di kelas.
Jika guru ingin menjadi fasilitator yang bagus di dalam kelasnya, maka sudah barang pasti ia akan berupaya untuk:
- Memiliki pengertian dan wawasan (mengenali) kekuatan dan kehabisan setiap (masing-masing) akseptor didik yang ada di kelas yang diampunya. Hal ini penting mudah-mudahan guru sanggup memamerkan bantuan, atau kepraktisan yang tepat dengan minat dan keperluan mereka.
- Memiliki kepedulian terhadap seluruh akseptor didik yang di dalam kelasnya dan sedang berupaya mengikuti pembelajarannya. Dengan demikian guru akan berupaya memberika segala yang sanggup ia berikan (fasilitasi) untuk pembelajaran akseptor didik, memamerkan rasa kondusif dan tenteram berada di dalam kelas dan menghasilkan setiap akseptor didik meningkat sesuai potensinya.
- Memiliki kesadaran sarat bahwa setiap akseptor didik mempunyai hak yang serupa untuk belajar. Setiap akseptor didik mungkin meningkat dan mencar ilmu dengan kecepatan dan kesanggupan yang berbeda-beda dan guru mesti bisa-bisa mengharmonisasi seluruh akseptor didik di dalam kelasnya sehingga tujuan pembelajaran yang diperlukan sanggup dicapai.
- Memahami bahwa setiap akseptor didik mempunyai minat yang berbeda-beda dan mempunyai gaya dan cara mencar ilmu terbaik mereka masing-masing yang memerlukan fasilitasi dengan cara-cara yang berlainan (khusus) pula.
- Mempunyai jiwa kepemimpinan yang bagus sehingga ia sanggup memanajemen kelasnya dan pembelajarannya dengan baik dan efektif. Hal ini sungguh penting sebab akan mengurangi tenaga dan waktu bagi siapa pun yang terlibat dalam pembelajaran tersebut.
- Memiliki kiprah yang kompleks meliputi: melakukan penilaian dan evaluasi; melakukan penyusunan rencana pembelajaran secara baik; mengimplementasi konsep pembelajaran yang sudah dibentuk dan merubah sesuai keadaan yang ada di di saat pembelajaran dilaksanakan.
Guru-guru mesti mencar ilmu dan berlatih untuk menjadi fasilitator yang bagus dalam kelasnya, terlebih guru-guru yang sudah sudah biasa (terotomatisasi) untuk mengajar dengan teknik-teknik, metode-metode, dan seni administrasi usang yang mungkin mesti diperhitungkan ulang penggunaannya di dalam kelas, menyerupai melulu berceramah, dan melulu mendominasi pembelajaran dari permulaan hingga akhir.
Demikian beberapa kiprah guru selaku fasilitator pembelajaran di kelasnya. Semoga berharga dan menjadi komplemen wawasan buat kita semua.
0 Komentar untuk "Guru Selaku Fasilitator Dalam Pembelajaran"