Pemimpin Bikin Situasi Kondusif

Menciptakan Suasana yang Kondusif


2.1.       Kajian Teori
2.1.1.      Pengertian sekolah efektif
Sekolah efektif dalam bahasa Inggris berasal dari dua kata, yakni effective dan school.  Makna efektif merujuk pada kesanggupan menciptakan sesuatu atau bisa meraih tujuan.  Efektivitas ialah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) sudah dicapai.
ACT Council of P&C Associations (2007) mendefinisikan sekolah efektif selaku “those that successfully progress the learning and development of all of thei students”. Definisi diatas sanggup dimaknai bahwa sekolah efektif yakni sekolah yang dapat meningkatkan berguru penerima didiknya dan menyebarkan semua siswa yang ada di sekolah tersebut secara sukses. Sammons, Hilmans and Mortimore (1995: 3) mendefinisikan sekolah efektif sebagai:
“one in which pupils progress further than might be expected from consideration of its intake. In other word an effective schools adds extra value to its students outcome in comparison  with other schools serving similar intakes. By contrast an ineffective school is one in which students make less progress than expected given their characteristic at intake”.

Definisi dari Sammons, Hilman dan Mortimore ini sanggup diketahui bahwa sekolah efektif ialah satu hal dimana perkembangan para siswa lebih baik dari keadaan yang biasa diharapkan. Atau sekolah efektif itu sekolah yang menampilkan nilai lebih pada penerima didiknya dibandingkan sekolah lain yang mempunyai karakteristik yang sama. Sedangkan Lawrenze W. Lezotte (1985) mendefinisikan sekolah efektif yakni sekolah yang dapat mempunyai pengaruh pembelajaran untuk meraih semua misi, menampilkan adanya kesamaan dalam mutu/kualitas. Sekolah efektif yakni sekolah yang melakukan fungsinya selaku wilayah berguru yang paling baik dengan menawarkan layanan pembelajaran yang berkualitas bagi siswa siswinya. (Joni Ukat, 2008 : 1). Pengertian biasa sekolah efektif juga berhubungan dengan perumusan apa yang mesti dilaksanakan dengan apa yang sudah dicapai. Sehingga sebuah sekolah akan disebut efektif  jikalau terdapat hubungan yang kokoh antara apa yang sudah dirumuskan untuk dilaksanakan dengan hasil-hasil yang diraih oleh sekolah, sebaliknya sekolah dibilang tidak efektif bila hubungan tersebut rendah (Getzel, 1969).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah efektif ialah sekolah yang dapat menampilkan layanan pembelajaran yang berkualitas yang disokong oleh proses penyelenggaraan yang berkualitas dan bisa menciptakan lulusan yang bermutu. Makna ini menampilkan bahwa sekolah tidak dikategorikan selaku efektif manakala penerima didiknya mempunyai hasil yang berkualitas dikarenakan dukungan dari panduan berguru bukan dari proses yang dialami anak di sekolah.
Ciri sekolah efektif mempunyai indikator yang beragam tetapi mengarah pada mutu hasil pembelajaran. Suharsaputra, Uhar (2010 : 65) menatap sekolah efektif dari tiga perspektif, yakni sekolah efektif dalam  perspektif mutu pendidikan, sekolah efektif dalam perspektif manajemen, dan sekolah    efektif dalam perspektif teori organisme.
2.1.2.      Pengertian Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran (Kepemimpinan Intruksional) adalah langkah-langkah yang dilakukan (Kepala sekolah) dengan maksud menyebarkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada akhirya bisa bikin keadaan belajar siswa meningkat (Eggen & Kauchak 2004).  Definisi ini mengandung maksud bahwa kepemimpinan pembelajaran ialah tindakan yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah yang dapat mendorong terjadiya proses pembelajaran yang optimal Thomas Sergiovanni merekomendasikan salah satu versi pertama dari kepemimpinan pembelajaran. Dia mengidentifikasi lima gaya kepemimpinan: (1)teknis/keterampilan, (2) manusia, (3) pendidikan, (4) simbolik, dan (5) budaya. Aspek teknis menanggulangi kepemimpinan instruksional dengan praktek-praktek tradisional manajemen topik yang lazimnya dibahas dalam teori administrasi, seperti perencanaan, tata kelola waktu, teori kepemimpinan, dan pengembangan organisasi. Komponen insan meliputi semua faktor interpersonal kepemimpinan pembelajaran penting untuk berkomunikasi, memotivasi, dan memfasilitasi selaku kiprah kepala sekolah. Gaya pendidikan melibatkan semua aspek pembelajaran-pengajaran dalam kiprah kepala sekolah, pembelajaran, dan melaksanakan kurikulum. Simbolis dan budaya mungkin yang paling sulit dipahami dari sisi deskripsi dan pemahaman. Mereka berasal dari instruksional kemampuan pemimpin untuk menjadi simbol dari apa yang penting dan tujuan tentang sekolah (Simbolik) serta untuk mengartikulasikan nilai-nilai dan kepercayaan organisasi dari waktu ke waktu (Budaya).
2.1.3.      Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran
Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran yakni menampilkan layanan prima terhadap semua siswa agar mereka bisa menyebarkan potensi mutu dasar dan mutu instrumentalnya untuk menghadapi tantangan – tantangan masa depan. Menurut Slamet PH (2001), mutu dasar meliputi mutu daya pikir, daya hati, dan daya fisik/raga. Daya pikir meliputi cara-cara berpikir induktif, deduktif, ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Daya hati meliputi kasih sayang, empati, kesopan santunan, kejujuran, integritas, kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati, perdamaian, repek terhadap orang lain, tanggungjawab, toleransi, dan kesatuan serta persatuan (terlalu banyak untuk disebut semuanya). Daya fisik meliputi kesehatan, kestaminaan, ketahanan, dan keterampilan. Kualitas instrumental meliputi penguasaan ilmu wawasan dan teknologi serta seni. Ilmu wawasan sanggup digolongkan menjadi ilmu wawasan lunak (sosiologi, politik, ekonomi, pendidikan, antroplogi, dan yang sejenis). Ilmu wawasan keras meliputi metematika, fisika, kimia, biologi, dan astronomi. Teknologi meliputi teknologi konstruksi, manufaktur, transportasi, telekomunikasi, energi, bio, dan bahan. Seni berisikan seni suara, musik, tari, kriya, dan rupa.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan kepemimpinan pembelajaran yakni untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk berguru secara terus-menerus, dan dengan pengimplementasian kepemimpinan pembelajaran ini sanggup meraih sekolah yang efektif.

2.2.       Pembahasan
2.2.1.      Pentingnya kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran sungguh penting untuk dipraktekkan disekolah alasannya yakni kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sungguh signifikan terhadap peningkatan prestasi berguru siswa. Kepemimpinan pembelajaran bisa menampilkan dorongan dan isyarat terhadap warga sekolah untuk meningkatkan prestasi berguru siswanya. Kepemimpinan pembelajaran juga bisa memfokuskan kegiatan-kegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan pembelajaran penting dipraktekkan di sekolah alasannya yakni kemampuannya dalam membangun komunitas berguru warganya dan bahkan bisa memunculkan sekolahnya selaku sekolah berguru (learning school). Sekolah berguru (learning school) mempunyai perilaku-perilaku selaku berikut: Memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk berguru terus dan berguru ulang, mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan dan tanggungjawab terhadap warga sekolahnya, mendorong warga sekolah untuk akuntabilitas terhadap proses dan hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap konsumen utama yakni siswa), mengajak warga sekolahnya untuk memunculkan sekolahnya berkonsentrasi pada layanan siswa, mengajak warga sekolahnya untuk siap dan erat menghadapi perubahan, mengajak warga sekolahnya untuk berpikir sistem, mengajak warga sekolahnya untuk komitmen terhadap keistimewaan mutu, dan mengajak warga sekolahnya untuk melaksanakan perbaikan secara terus-menerus.
Kepala sekolah mempunyai sejumlah kiprah yang mesti dimainkan secara bersama, antara lain meliputi educator, manager, administrator, supervisor, motivator, enterpreneur, dan leader. Peran kepala sekolah selaku leader (pemimpin) dan spesifiknya selaku instructional leader, kurang menerima takaran yang selayaknya. Kepala sekolah direpotkan dengan pekerjaan-pekerjaan berkala yang bersifat administratif, pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non-akademis sehingga waktu untuk mempelajari pembaruan/inovasi kurikulum, proses berguru mengajar, dan penilaian hasil berguru siswa kurang mendapatkanperhatian. Ketiga hal yang terakhir sungguh erat kaitannya dengan peningkatan mutu proses berguru mengajar, yang pada gilirannya, mutu proses berguru mengajar sungguh besar lengan berkuasa terhadap peningkatan mutu siswa dan mutu sekolah secara keseluruhan. Untuk itu, sudah sepatutnya kiprah kepemimpinan pembelajaran menerima takaran waktu yang lebih besar dibanding dengan peran-peran yang lain. Peran-peran yang yang lain bukan tidak penting, akan tetapi kiprah kepemimpinan pembelajaran mesti yang terpenting.
2.2.2.      Efektifitas Peran Kepemimpinan Pembelajaran
Pandangan bahwa peran utama kepala sekolah dalam organisasi sekolah yakni seorang manager dan terkonsentrasi pada tugas-tugas administrati menghalangi mutu pembelajaran alasannya yakni pemimpin tidak terkonsentrasi pada pembelajaran. Kepeminpinan yang efektif berhubungan dengan duduk kendala kepala sekolah dalam meningkatkan potensi untuk mengadakan konferensi secara efektif dengan para guru dalam suasana kondusif.  Perilaku kepala sekolah mesti sanggup mendorong kinerja para guru dengan menampilkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap guru, baik selaku individu maupun selaku kelompok. Perilaku pemimpin yang positif sanggup mendorong golongan dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk berafiliasi dalam golongan dalam rangka mencapai tujuan sekolah/institusi.
Tugas utama sebagai seorang kepala sekolah yakni memimpin jalannya proses berguru mengajar di sekolah menuju pencapaian hasil berguru yang maksimal. Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah bertanggung jawab atas prestasi atau hasil berguru siswa di sekolah yang dipimpinnya. Dalam kajian mengenai sekolah yang efektif, tanggung jawab eksklusif untuk mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran di sekolah yakni kepala sekolah.
Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin  Pembelajaran mesti bisa berperan dan mengambil  tindakan yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah yang dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran yang optimal. Kepemimpinan pembelajaran ialah langkah-langkah kepala sekolah selaku pemimpin dalam; mempengaruhi, menggerakan, mengarahkan, mengembangkan, mempekerjakan guru. Sehingga tercipta keadaan sekolah yang aman selaku wilayah pembelajaran berproses secara optimal.
1.      Peran Kepala Sekolah
Semakin berdaya kiprah kepala sekolah dalam mengarahkan, memotivasi, dan mensugesti guru dalam proses berguru mengajar maka sanggup meningkatkan efektivitas siswa belajar, berikut yakni kiprah kepala sekolah dakam kepemimpinnan pembelajaran:
·         Merumuskan tujuan pembelajaran
·         Mengalokasikan sumber daya dalam pembelajaran,
·         Mengelola kurikulum
·         Memonitor penyusunan rencana pembelajaran,
·         Mengevaluasi pelaksanaan kiprah guru.
Yang berencana untuk Meningkatkan kiprah guru dalam memfasilitasi siswa menyebarkan prestasi , kepuasan belajar, motivasi, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran untuk berguru sepanjang hayat.
·         Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Sebagai penyedia sumber daya, menampilkan kesanggupan dan tata kelola waktu dan sumber daya  secara efektif, menampilkan keadaan kelas selaku master pengubah, dan bisa mengenal dan memotivasi anggota staf sekolah,
Sebagai sumber instruksional, terlihat dan mengembangkan keadaan kelas yang efektif untuk menunjang hasil belajar, mendorong staf pengajar untuk menggunakan aneka macam macam materi pengajaran dan taktik berguru mengajar, menampilkan perhatian dan bisa menyebarkan ide inovatif.
Sebagai komunikator, menyodorkan visi sekolah secara jelas, mengetahui tujuan sekolah serta bisa menerjamahkan, membina hubungan yang efektif dengan stakeholders, terang dalam menyampaian sesuatu baik verbal maupun tulisan. Keempat, kehadirannya bermakna; bisa berinteraksi dan mensugesti seluruh lingkungan sekolah (Guru, staf, siswa dan petugas lainnya.
2.      Prinsip Kepala Sekolah
·         Membangun tujuan bersama
·         Meningkatkan kreasi dan penemuan dalam menyebarkan kurikulum
·         Mengembangkan motivasi pendidik dalam menyebarkan kompetensi
·         Menjamin pelaksanaan mutu proses pembelajaran  lewat pelaksanaan monitoring atau supervisi
·         Mengembangkan metode penilaian dalam mengawasi perkembangan berguru siswa
·         Mengambil keputusan berbasis data.
3.      Rencana Tindak Strategis Kepala Sekolah
·         Memfasilitasi penyusunan tujuan pembelajaran dan persyaratan pembelajaran
·         Melakukan sosialisasi tujuan pembelajaran dan persyaratan pembelajaran
·         Memfasilitasi pembentukan golongan kerja guru
·         Menerapkan ekspektasi yang tinggi
·         Melakukan penilaian kinerja guru dan tindak lanjut pengembangannya
·         Membentuk kultur sekolah yang aman bagi pembelajaran
·         Membangun learning person dan learning school
·         Menyediakan sebagian besar waktu untuk pembelajaran dan senantiasa mempunyai waktu untuk guru dan siswanya
·         Melayani dengan prima terhadap guru, siswa, dan orang renta siswa
·         Melakukan kerjasama terhadap guru, siswa, dan orangtua siswa
·         Melakukan monitoring dan penilaian terhadap kesuksesan pembelajaran akibat
2.1.3.      Langkah Implementasi kepemimpinan Pembelajaran yang Efektif
Tujuh langkah dalam kepemimpinan pembelajaran yang efektif menurut McEwan (2002) menyebarkan rancangan kepemimpinan pembelajaran yang lebih operasional dengan tujuh langkah untuk mengimplementasikan kepemimpinan pembelajaran lengkap dengan indikatornya menyerupai berikut ini:
1.      Menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas
a.       Melibatkan guru-guru dalam mengebangkan dan menerapkan tujuan dan sasaran pembelajaran sekolah.
b.      Mengacu kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah/system pendidikandalam menyebarkan acara pembelajaran.
c.       Memastikan kegiatan sekolah dan kelas konsisten dengan tujuan pembelajaran.
d.      Mengevaluasi perkembangan pencapaian tujuan pembelajaran.
2.      Menjadi Narasumber bagi staf
a.       Bekerjasama dengan guru untuk untuk memperbaiki acara pembelajaran didalam kelas sesuai dengan keperluan siswa.
b.      Membuat acara pengembangan pembelajaran yang didasarkan atas hasilpenelitian dan praktik yang baik.
c.       Menerapkan mekanisme formatif yang bagus dalam mengecek acara pembelajaran.
3.      Menciptakan Budaya dan iklim sekolah yang aman bagi pembelajaran
a.       Menciptakan kelas-kelas inklusif yang memberi kesan bahwa di dalamnya semua siswa boleh belajar
b.      Menyediakan waktu yang lebih panjang untuk berguru (dalam kelas tersebut) bagi siswa-siswa yang membutuhkannya
c.        Mendorong agar guru bertingkah positif dalam kelas sehingga bikin iklim pembelajaran baik dan tertib dalam kelas
d.      Menyampaikan pesan-pesan terhadap siswa dengan aneka macam cara bahwa mereka bisa sukses
e.       Membuat kebijakan yang berhubungan dengan perkembangan berguru siswa (pekerjaan rumah, penilaian, pemantauan perkembangan belajar, remediasi, laporan hasil belajar, kenaikan/tinggal)
Pertama, Menetapkan sasaran prestasi siswa yang mau dikomunikasikan secara langsung terhadap siswa, guru dan orang tua.
Kedua, Menetapkan hukum yang terang mengenai waktu penggunaan kelas untuk pembelajaran dan monitor waktu efektif penggunaannya.
Ketiga, Menetapkan, laksanakan, dan penilaian mekanisme dan hukum untuk menanggulangi dan menegakkan masalah-masalah disiplin bareng dengan gurudan siswa (sebagaimana mestinya).
4.      Mengkomunikasikan visi dan misi sekolah ke staf
a.       Melakukan komunikasi dua arah secara sistimatis dengan staff wacana tujuan dan sasaran forum (sekolah)
b.      Menetapkan, mendukung, dan melaksanakan kegiatan yang mengkomunikasikan terhadap siswa wacana nilai dan arti belajar
c.       Mengembangkan dan gunakan saluran-saluran komunikasi dengan orang tua untuk menyodorkan tujuan-tujuan sekolah yang sudah ditetapkan
5.      Mengkondisikan staf untuk meraih kesempatan profesional tinggi.
a.       Melibatkan diri Anda mengajar secara eksklusif di kelas
b.      Membantu guru-guru dalam mengupayakan dan meraih keinginan profesionalnya yang brtkaitan dengan pembelajaran sekolah dan pantau apakah keinginannya itu terwujud.
c.       Melakukan pengamatan terhadap semua kelas secara teratur, baik secara informal atau formal.
d.      Melibatkan diri Anda dalam antisipasi pengamatan kelas
e.       Melibatkan diri Anda dalam rapat-rapat yang membicarakan hasil pengamatan khususnya yang menyangkut perbaikan pembelajarani.
f.       Melakukan penilaian yang mendalam, bertanggungjawab, mengarahkan,dan memberi rekomendasi bagi pengembangan pribadi dan profesi sesuai dengankebutuhan individu
6.      Mengembangkan kesanggupan profesional guru
a.       Membuat jadwal, rencana, atau fasilitasi aneka macam rapat (perencanaan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau training dalam jabatan) guru yang membicarakan isu-isu pembelajaran.
b.      Memberi potensi guru untuk mengikuti training wacana kolaborasi,membuat keputusan bersama, coaching, mentoring, pengembangan kurikulum, dan presentasi
c.       Memberi motivasi dan suberdaya pada guru untuk ikut serta dalam aktivitas pengembangan profesional
7.      Bersikap positif terhadap siswa, staf, dan orang tua.
a.       Melayani siswa dan berkomunikasilah dengan mereka mengenai berbagai aspek kehidupan sekolah mereka
b.      Berkomunikasi dengan dengan semua staff dilakukan secara terbuka dengan menghormati perbedaan usulan yang ada
c.       Menunjukan perhatian terhadap masalah-masalah siswa, guru, dan staf dan libatkan diri dalam pemecahan duduk kendala mereka seperlunya
d.      Menunjukkan kesanggupan hubungan interpersonal dengan semua pihak
e.       Selalu mempertahankan watak yang baik
f.       Selalu tanggap terhadap apa yang menjadi perhatian staf, siswa, dan orang tua
g.      Mengakui/memuji keberhasilan/kemampuan orang lain
Banyak hal yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran, fungsi tersebut hanyalah ialah salah satu bagian dari keseluruhan fungsi kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan. Jabatan  kepala sekolah yakni jabatan yang mempertaruhkan kesanggupan atau kompetensi profesional memprioritaskan layanan pembelajaran yang prima dan terus berupaya dalam pencapaian mutu pendidikan, kepala sekolah tidak sekedar mempersyaratkan modal pengalaman dan prestasi mengajar yang baik. Kompetensi tata kelola pendidikan yang dilengkapi dengan keterampilan konseptual, memilliki sertifikasi kepala sekolah selaku pemimpin masa depan.

Daftar Pustaka
Deal, T.E. and Peterson, K.D. (1998). Shaping School Culture: The Heart of Leadership. San Fransisco, CA: Jossey Bass Publishers.
Direktorat Tenaga Kependidikan. (2010). Kepemimpinan Pembelajaran : Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah.
Hoyle, J.R., English, F.W., & Steffy, B.E. (1997). Skills for Successful Leaders (2nd Edition). Arlington, VA: American association of School Administrators.
Muliati, A. Kepemimpinan yang Efektif Bagi Kepala Sekolah (www.lpmpsulsel.net)
Pidarta, Made. (2009). Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka cipta
Suhardan, Dadang. (2010). Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta
Yukl, Gary. Kepemimpinan Dalam Organisasi. (2001). Jakarta: Indeks


Related : Pemimpin Bikin Situasi Kondusif

0 Komentar untuk "Pemimpin Bikin Situasi Kondusif"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)