Simple Random Sampling


SIMPLE RANDOM SAMPLING
(SAMPEL ACAK SEDERHANA)



A.    Pengertian Simple Random Sampling

Menurut Kerlinger (2006, hlm. 188), simple random sampling merupakan sistem penarikan dari suatu populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang serupa untuk terpilih atau terambil. Menurut Sugiyono (2001, hlm. 57) teknik sampling ini disebut simple (sederhana) alasannya pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Margono (2004, hlm. 126) menyatakan bahwa simple random sampling merupakan teknik untuk mendapat sampel yang eksklusif dilakukan pada unit sampling. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini sanggup digunakan jikalau jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlampau besar.
Selain itu,  Masyhuri & Zainuddin (2008, hlm. 167) mengungkapkan bahwa simple random sampling atau penarikan sampel acak sederhana merupakan suatu sistem untuk menegaskan anggota sampel yang dinotasikan dengan “n” dari anggota populasi yang dinyatakan  dengan “N”, sehingga anggota populasi memiliki peluang yang  sama untuk menjadi anggota sampel, tidak ada diskriminasi kepada anggota populasi. Misal sebuah populasi berisikan 500 orang mahasiswa kesibukan S1 (unit sampling). Untuk mendapatkan sampel sebanyak 150 orang dari populasi tersebut, dapat menggunakan teknik ini, baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Teknik simple random sampling  dapat digambarkan di bawah ini.


Gambar 2
Teknik Simpel Random Sampling
(Sugiyono, 2001, hlm. 58)

B.     Alasan menggunakan Simple Random Sampling

Peneliti sanggup menggunakan simple random sampling dalam penelitiannya jika:
1.      Terbatasnya wawasan kepada unsur-unsur populasi. Tidak terdapat wawasan sebelumnya yang sanggup digunakan untuk menganggap derajat keseragaman populasi.
2.      Berdasarkan wawasan atau pengalaman yang ada, belum ada suatu mekanisme penarikan sampel tandingan yang lebih efisien dibandingkan dengan simple random sampling.

C.    Syarat yang mesti dipenuhi dalam Simple Random Sampling

Dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling, peneliti mesti menyanggupi syarat-syarat berikut:
1.      Tersedianya suatu daftar kerangka sampel yang cermat dan lengkap meliputi seluruh elemen populasi.
2.      Untuk variabel-variabel tertentu yang mau diamati, populasi data sanggup dianggap bersifat cukup seragam atau homogen.
3.      Dalam praktek penarikan sampel (baik eksklusif maupun tidak langsung), terkait geografis, maka sebaran elemen populasi tidak terlampau terpencar-pencar dalam areal yang luas.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Simple Random Sampling

1.      Kelebihan:
a.       Tidak memerlukan isu embel-embel pada kerangka sampel menyerupai kawasan geografis, dan lain-lain, selain daftar lengkap elemen populasi survei dengan isu yang mau diteliti.
b.      Rumus yang digunakan relatif mudah.
c.       Mudah dipraktekkan untuk populasi kecil.
2.      Kekurangan:
a.       Akan menjadi mahal dan sulit dipercayai dilaksanakan untuk populasi besar alasannya semua elemen mesti diidentifikasi sebelum diambil sampel.
b.      Biaya akan mahal jikalau sampel yang diambil tersebar secara geografis.
c.       Persyaratan susah terpenuhi.

E.     Langkah-langkah Simple Random Sampling

Prosedur penarikan sampel dilakukan selaku berikut:
1.      Penarikan simple random sampling dengan pemulihan (with replacement). Misalkan untuk populasi ukuran N dan sampel n, maka banyaknya keseluruhan kemungkinan sampel yang mau terpilih yakni NNc set sampel yang masing-masing berisikan n elemen.
2.      Penarikan simple random sampling tanpa pemulihan (without replacement). Untuk populasi ukuran N dan sampel n, maka banyaknya keseluruhan kemungkinan sampel yang mau terpilih yakni Nn set sampel yang masing-masing berisikan n elemen.

F.     Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam sample random sampling sanggup dilakukan dengan cara: 1) lotere, 2) kalkulator, 3) komputer, dan 4) tabel angka random.
1.      Lotere
Cara lotere sanggup dilakukan pada elemen populasi yang jumlahnya relatif sedikit (100 atau kurang). Ilustrasi selaku berikut:
Misalkan seorang peneliti ingin mengenali persepsi bawah umur jalanan kepada kehidupan sosial mereka di Kota Bandung. Jumlah anak jalanan di Kota Bandung tercatat 95 anak. Untuk meminimalisir waktu dan ongkos si peniliti akan mengambil 20 anak selaku sampelnya dengan cara acak. Maka yang dilakukan oleh si peneliti adalah:
a.       Membuat 95 potongan kertas yang diberi nomor dari 1 hingga 95.
b.      Kertas dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak atau gelas yang diberi lubang kecil di penutupnya.
c.       Kotak/gelas dikocok, kemudian diambil satu potong setiap kali pengocokan.
d.      Angka atau nomor yang tertera dalam kertas tersebut dilihat dan dicatat angkanya hingga dengan pengocokan ke-20. Misalkan yang terambil merupakan angka 35, maka elemen populasi yang terpilih merupakan nomor 35.
2.      Kalkulator, tekan tombol Ran # untuk mengeluarkan angka acak.
3. Komputer, misal lewat Excel dengan menggunakan fungsi =RAND() atau =RANDBETWEEN()
4.      Menggunakan Tabel Angka Random (TAR)

G.    Contoh Penerapan Simple Random Sampling

Dalam prakteknya, pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil satu per satu unit yang ada (biasaya dengan menggunakan tabel angka random) hingga jumlah sampel yang diharapkan diperoleh. Tabel angka random merupakan kumpulan dari bilangan-bilangan yang tersusun secara random/ acak. Untuk lebih jelasnya penggunaan tabel angka random dalam pengambilan suatu sampel selaku berikut.

Contoh 1 (Menggunakan Tabel Angka Random)
Seorang peneliti ingin mengenali tugas kepemimpinan kepala sekolah kepada kinerja para guru pada tingkat SD di suatu kabupaten. Jumlah SD yang terdapat dalam kabupaten itu berjumlah 900 sekolah. Untuk mengefesienkan waktu dan tenaga, peneliti mengambil cuma 10 SD dari 900 SD selaku sampel. Dalam tahapan pengambilan sampel ini mengikuti prosedur/ tahapan cara undian.
1.      Berilah nomor SD pada pada populasi (900 SD) mulai dari 001, 002, …, 899, 900.
2.      Pilihlah secara acak salah satu halaman dari tabel angka random (lihat Tabel Angka Random) kemudian tetapkan satu baris dan beberapa kolom yang mau digunakan diadaptasi dengan digit N, dalam hal ini berdigit 3 alasannya N=900 (tiga digit). Dengan demikian, misalkan diputuskan baris 10, dan 3 kolom, yakni kolom 6, 7, dan 8. Dari tabel diperoleh angka 132 dan angka ini merupakan sampel pertama. Kemudian untuk menegaskan sampel kedua hingga sampel kesepuluh maka dilanjutkan ke baris berikut (baris 11 dan seterusnya), sehingga diperoleh angka 132, 822, 228, 311, 373, 893, 309, 111, 548, 017, 553, 665, 526. Bila diperoleh angka yang lebih besar dari 900 maka angka tersebut sanggup diabaikan dan lanjut pada baris berikutnya.
3.      Berdasarkan tabel angka random maka sampel yang terpilih merupakan SD yang bernomor 132, 822, 228, 311, 373, 893, 309, 111, 548, 017, 553, 665, 526.
Setelah sampel diperoleh maka setiap sampel (dalam hal ini merupakan SD) yang terpilih diperhatikan (diukur atau dicatat) perihal karakteristik-karakteristik yang sedang diteliti.
Contoh 2 (Menggunakan Excel)
Seorang peneliti ingin menegaskan secara random 5 dari 20 Sekolah Menengan Atas yang ada di tiga kabupaten. Langkah-langkah untuk menegaskan 5 Sekolah Menengan Atas yang mau menjadi sampel penelitiannya, selaku berikut:
1.      Urutkan data Sekolah Menengan Atas menyerupai performa berikut: 
2.      Letakkan Kursor di Cell B2, kemudian ketik “=rand()”. Kemudian copy formula hingga B21
3. Letakkan kursor di Cell C2, kemudian ketik “=INDEX($A$2:$A$31,RANK(B2,$B$2:$B$21))”. Karena akan diseleksi 5 data random, maka Copy formula hingga ke cell C6
4.      Dari hasil penyeleksian random sampling, terlihat bahwa 5 Sekolah Menengan Atas yang terpilih merupakan SMA28, SMA13, SMA1, SMA24 dan SMA4.


H.    Ringkasan Materi

Teknik simple random sampling ini memiliki tingkat keacakan yang sungguh tinggi, sehingga sungguh efisien digunakan untuk mengukur abjad populasi yang memiliki elemen dengan homoginitas tinggi. Sedangkan untuk populasi yang memiliki elemen heterogen, penggunaan teknik ini kurang sempurna karena sanggup membuat bias.

Referensi
Abuzar, A. & Rudiansyah. (2014). Statistika terapan. Jakarta: In Media
Alma, B. (2009). Belajar gampang penelitian. Bandung: Alfabeta
Darmadi, H. (2013). Metode observasi pendidikan dan sosial. Bandung: Alfabeta
Morissan, M. A. (2012). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana Media Group.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Hasan, M. I. (2002). Pokok-pokok bahan metodologi observasi dan aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Margono. (2004). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Kerlinger. (2006). Asas-asas observasi behavior. Edisi 3, cetakan 7. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Masyhuri, M. Z. (2008). Metodologi observasi pendekatan gampang dan aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.
Wikipedia. Populasi statistika.
            Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Populasi_(statistika) diakses pada 29 November 2016

Glosarium

Heterogen
:
terdiri atas banyak sekali unsur yang berlawanan sifat atau berlainan jenis; beraneka ragam
Homogen
:
terdiri atas jenis, macam, sifat, watak, dan sebagainya yang sama
Populasi
:
sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang menyanggupi syarat tertentu yang berhubungan dengan kendala penelitian
Random
:
acak
Sampel
:
bagian kecil yang mewakili kalangan atau keseluruhan yang lebih besar
Variabel (penelitian)
:
suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu/ kegiatan yang memiliki banyak kombinasi tertentu antara satu dan yang lain yang sudah diputuskan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik kesimpulannya

Related : Simple Random Sampling

0 Komentar untuk "Simple Random Sampling"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)