Resensi Filsafat Sains




Identitas Buku

Judul Buku                  : Filsafat Sains
Penulis                         : Drs. Hamdani, M.A
Penerbit                       : Bandung CV Pustaka Setia
Tahun Terbit                : 2011
Jumlah Halama            : 306 hlm
Tebal Buku                  : 16 X 24 cm
Cetakan ke-                 : 1 (satu)
ISBN                           : 978-979-076-149-0






BAB I
PENDAHULUAN

Istilah filsafat mulai dipahami pada zaman yunani kuno, berasal dari kata philo yang mempunyai arti cinta dan shopia yang mempunyai arti kebenaran. Kaprikornus orang yang mempelajari filsafaat merupakan orang yang cinta kebenaran. Seseorang yang mengenali sesuatu, sanggup dibilang sudah meraih kebenaran ihwal sesuatu tersebut menurut dirinya sendiri, walaupun apa yang di anggap benar itu belum pasti benar menurut orang lain. Pengetahuan tidak sama dengan ilmu lantaran ilmu merupakan kepingan adri pengetahuan. Seseorang yang mengenali cara memainkan aneka macam alat musik atau cara menggunakan aneka macam alat untuk melukis, tidak sanggup dibilang memiliki ilmu bermain musik atau ilmu melukis.
Hal ini lantaran bermain musik dan melukis bukanlah ilmu, melainkan seni. Demekian pula, orang yang memiliki wawasan ihwal adanya kebangkitan atau kehidupan sehabis final hidup lantaran hal tersebut sudah berada diluar batas pengalaman manusia. Dengan kata lain , hal itu sudah menjadi urusan agama.
Filsafat merupakan dasar pijakan ilmu, aneka macam disiplin ilmu yang meningkat deasa ini, pada awalnya merupakan filsafat. Ilmu fisika berasal dari alam (natural philosophy) dan ilmu ekonomi pada awalnya berjulukan filsafat moral (moral pholosophy). Duran (1933) mengibaratkan filsafat selaku pasukan marinir yang bertugas merebut pantai, untuk mendaratkan pasukan infanteri. Pasukan infanteri merupakan wawasan yang dianataranya merupakan ilmu. Ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan filsafat menjadi wawasan yang sanggup diandalkan.
Dalam kemajuan filsafat menjadi ilmu, terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini, ruang kajian filsafat menjadi lebih sempit dan sektoral. Pada masa transisi ini, ilmu tidak mempermasalahkan lagi untuk unsur etika untuk keseluruhan, tetapi terbatas pada unsur-unsur gampang guna menyanggupi hajat hidup manusia. Meskipun demikian secara konseptual ilmu masih menyandarkan dirinya pada norma filsafat. Pada tahap lebih lanjut, ilmu menyatakan dirinya bebas dari filsafat dan meningkat menurut penemuan ilmu, sesuai dengan watak alam apa adanya. Pada tahap ini kemajuan ilmu tidak lagi menurut metode normatif dan deduktif, tetapi menggunakan variasi dari metode deduktif dan induktif, yang dihubungkan oleh pengujian hipotesis, yang dipahami selaku metode logico-hypothetico-verificative.
Oleh lantaran itu, kebenaran ilmiah diperoleh lewat mekanisme baku dibidang keilmuan, yang disebut dengan metodologi ilmiah. Teori manakah yang berlaku bagi kebenaran ilmiah? Pada kebenaran ilmu-ilmu alam, berlaku teori korespondensi, sedangkan pada kebenaran ilmu-ilmu insan berlaku teori koherensi. Pada ilmu-ilmu alam, fakta objektif mutlak diinginkan untuk menerangkan setiap proporsi atau pernyataan. Kebenaran merupakan kesesuaian antara proporsi dan fakta objektif. Sebaliknya, pada ilmu-ilmu manusia, yang dituntut merupakan konsistensi dan koherensi antarproposisi.
Kebenaran ilmiah bersifat objektif dan universal. Bersifat objektif, artinya kebenaran suatu teori ilmiah (atau axioma dan paradigma) mesti disokong oleh kenyataan objektif (fakta). Itu berarti, kebenaran ilmiah tidak bersifat subjektif. Kebenaran ilmiah bersifat unicersal lantaran kebenaran ilmiah merupakan hasil konvensi dari para ilmuwan di bidangnya masing-masing. Hanya dengan cara demikian, kebenaran ilmiah sanggup dipertahankan.
Hal ini mengandalkan pula bahwa tidak tertutup kemungkinan suatu teori yang dianggap benar suatu waktu akan gugur oleh hasil penemuan baru. Biasanya, dalam kendala mirip ini dilaksanakan observasi ulang dan pengkajian yang mendalam. Kalau penemuan abru (yang menolak kebenaran lama) bisa dibuktikan kebenarannya, kebenaran usang mesti ditinggalkan. Mengapa kebenaran ilmiah juga bersifat relatif? Hal ini lantaran rasio insan terbatas. Ilmu dan teknologi, mengalami kemajuan tidak sekaligus dan final, tetapi tahap demi tahap. Dengan demikian, kebenaran merupakan tujuan dari setiap wawasan dan ilmu. Kebenaran yang dituju oleh ilmu merupakan kebenaran ilmiah.


BAB II
PEMBAHASAN

Pesoalan Yang dibahas Buku
Bab 1   PENDAHULUAN
A.    Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Filsafat dan Ilmu
B.     Dimensi Ilmu : Ontologi, Epistimologi, Aksiologi
C.     Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan
D.    Periodisasi Perkembangan Pemikir Filsafat
E.     Prinsip-prinsip metodelogi
F.      Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah
Bab 2   SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
A.    Sejarah Islam
B.     Dinamika Perjalanan Sejarah Ilmu Pengetahuan
Bab 3   FILSAFAT SEBAGAI LANDASAN ILMU PENGETAHUAN
A.    Sejarah Perkembangan Filsafat
B.     Filsafat selaku Induk Ilmu Pengetahuan
Bab 4   PERBEDAAN ANTARA PENGETAHUAN DAN ILMU
A.    Hakikat Pengetahuan
B.     Menjadi Manusia Berpengetahuan
C.     Penjelasan Tentang Ilmu Pengetahuan
Bab 5   CARA KERJA ILMU DAN ARGUMENTASI ILMIAH
A.    Aktifitas dan Sikap Ilmiah
B.     Tingkat Kebenaran Ilmu
C.     Problem-Problem dalam Ilmu
D.    Teori dan Generalisasi Konsep-konsep
E.     Pembagian dan pengelompokan Ilmu
F.      Hubungan Aksiologi Ilmu dan Netralitas Ilmu
G.    Metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan
BAB 6 KARAKTERISTIK BERFIKIR ILMIAH
A.    Metodologi Keilmuan Sebuah Pengenalan Awal
B.     Objek Ilmu dan Kewajiban Manusia
C.     Konsep. Teori, dan Paradigma
D.    Konsep Ilmu Pengetahuan
E.     Antara teori Kritis dan Teori ilmiah
BAB 7  PERANAN FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN SAINS
A.    Landasan Filosofis Pendidikan
B.     Pentingnya landasar Filsafat dalam Pendidikan sains
C.     Paradigma Baru Belajar Sains di Sekolah
D.    Kedudukan dan pemanfaatan Teknologi
BAB 8 ETIKA DAN PERKEMBANGAN PERADABAN MANUSIA
A.    Ilmu Pengetahuan dan Etika
B.     Sains dan Peradaban Manusia
C.     Perkembangan Iptek dalam Pembangunan lingkungan
D.    Westrenisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer
E.     Kemajuan Ilmu Modern
F.      Islam, Peradaban, dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TIMBULNYA FILSAFAT DAN ILMU
1.      Manusia merupakan makhluk yang berakal budi
Dengan kebijaksanaan budinya kesanggupan insan dalam bersuara bisa meningkat menjadi kesanggupan berbahasa dan berkomunikasi sehingga insan disebut selaku  homo loquens dan animal symbolicum. Dengan kebijaksanaan budinya, insan sanggup berfikir abstrack dan konseptual sehingga insan disebut selaku  homo sapiens (makhluk pemikir) atau menurut aristoteles, insan di pandang selaku animal that reasons yang di tandai dengan sifat senantiasa penasaran (all men by nature desire to know).
Pada diri insan menempel kehausan intelektual yang berubah menjadi dalam wujud bermacam-macam pertanyaan. Bertanya merupakan berpikir, dan berfikir dimanifestasikan dalam bentuk pertanyaan.

2.      Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan seisinya
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum pada segala sesuatu yang diciptakan oleh sang pencipta umpamanya kekaguman pada matahari, bumi, dirinya sendiri, musuh jenis, dsb. Kekaguman tersebut kemudian mendorong insan untuk berupaya mengenali alam semesta serta asal usulnya (maslaah kosmologis). Ia juga berupaya mengenali dirinya sendiri, eksistensi, hakikat, dan tujuan hidupnya.
3.      Manusia Senantiasa Menghadapi Masalah
Faktor lain juga mendorong timbulnya filsafat dan ilmu dalah perkara yang dihadapi insan . kehidupan insan senantiasa di warnai masalah, baik maslah yang bersifat teoritis maupun praktis. Masalah mendorong insan untuk berbuat dan mencari jalan keluar yang tidak jarang menciptakan temuan yang sanagat berharga.

Pengertian Filsafat
Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philosophy (bahasa inggris) berasal dari bahasa yunani , philo (love of) dan sohia (wisdom). Kaprikornus secara etimologis, filsafat artinya cinta atau gemar kebajikan (love of wisdom). Cinta artinya harsat yang besar atau berkobar-kobar atau tekun . kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat mempunyai arti keinginan atau cita-cita yang benar-benar akan kebenaran sejati.
Berdasarkan arti secara etimologis, para andal berupaya merumuskan definisi filsafat secara ringkas dan beragam. Ada yang menyatakan bahwa filsaat merupakan suatu jerih payah untuk berfikir secara radikal dan menyeluruh. Suatu cara berfikir dengan mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Aktifitas tersebut diinginkan sanggup menciptakan kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus dari hal yang tersederhana hingga yang terkompleks. Kattsoff, selaku mana dikutif oleh associate Webmaster professional (2001), menyatakan bahwa karakteristik filsafat merupakan selaku berikut
1)      Filsafat merupakan berfikir secara kritis
2)      Filsafat merupakan berfikir dalam bentuk sistematis
3)      Filsafat menciptakan sesuatu yang runtu
4)      Filsafat merupakan berfikir secara rasional
5)      Filsafat bersifat komprehensif.

DINAMIKA PERJALANAN SEJARAH ILMU PENGETAHUAN
Segala bentuk kebenaran yang di ketahui dan dinyatakan mesti diberlakukan dalam kehidupan dan kebenaran yang teratur membuatnya selaku ilmu. Ilmu yang bersumber dari kebenaran yang di proses dengan benar dan di gunakan dengan merupakan tujuan yang benar (muhammad Hatta 1986:3). Manusia diciptakan bukanlah untuk diri sendiri dan ilmupun ada bukanlah untuk ilmu itu sendiri. Manusia, ilmu, dan amal mesti terintegrasi dengan moral dan pesan yang tersirat sehingga insan bisa mewarnai dunia dengan ilmu dan hikmah.
1.      Manusia, akal, dan moral
Manusia mengajukan pertanyaan ihwal dirinya dan orang lain atau mengajukan pertanyaan ihwal suatu tanda-tanda lantaran dalam dirinya terdapat kekalutan untuk berpikir, atau ia merasa bahwa apa yang didengar dilihat tidak terang baginya (Jujun Suryasumantri 2005). Ketika insan mengerjakan atau menyaksikan segala sesuatu dengan sarat perhatian dan minat, merasa heran dan kagum bagi dirinya, kemudian mengajukan aneka macam pertanyaan ihwal apa yang dilaksanakan atau dilihatnya, mempunyai arti ia sedang berfilsafat (Garna Judistira 1992:13).
Menurut Ahmad Tafsir (2009), yang didasari ayat diatas, rasa ingin tahu itu ada pada pada insan dan sudah built in dalam penciptaan manusia. Manusia ingin tahu, lantas ia mencari tahu, dan kesannya ia mengenali akan sesuatu. Ini merupakan permulaan dari ilmu. Keingintahuan merupakan konsekuensi logis dan eksistensi kebijaksanaan bagi manusia. Menurut Ibnu Rusyd kebijaksanaan merupakan mahkota paling penting dari wujud roh (jiwa) insan (Sudarsono 2004:102). Adapun menurut Ibin Bajjah, kebijaksanaan merupakan “satu-satunya saarana untuk mendapatkan dan mendapat wawasan yang benar dan meraih kesejahteraan dan membangun kepribadian (Syarif M.M 1989 : 156)
Perkembangan ilmu sering melupakan  manusia, sehingga teknologi yang meningkat tidak lagi seiring dengan kemajuan dan keperluan manusia, tetapi sebaliknya, insan mesti mengikuti kondisi dengan teknologi. Teknologi tidak lagi berfungsi selaku fasilitas yang menampilkan akomodasi bagi manusia, tetapi ia berada untuk tujuan eksistensinya. Sesuatu yang adakala mesti dibayar mahal oleh insan yang kehilangan selaku andal kemanusiaan.
Pengetahuan ihwal proses berfikir ilmiah merupakan hakikat ilmu wawasan dan aspek-aspeknya. Dengan demikian, pengenalan ilmu menyangkut kognitif dan afektif kepada wujud ilmu. Menurut jujun “kegiatan pendidikan keilmuan, dilarang berhenti pada kematangan intektual semata, tetapi mesti meraih kedewasaan moral dan kesanggupan berfikir saja, tetapi mesti mengikutsertakan kedewasaan perilaku dan tindakan.
2.      Definisi Sains
Setiap ilmuwan memiliki definisi yang berbeda-beda sesuai dengan alasan masing-masing. Berikut ini dihidangkan beberapa diantaranya.
a.       Sains merupakan wawasan yang sistematis yang diperoleh menurut hasil pengamatan, penelaahan, dan percobaan yang dilaksanakan untuk mengenali prinsip-prinsip alam (Webster’s New World College Dictionary, hlm 1202)
b.      Faul freedman (1950) dalam bukunya the principles of  Scientific Research menyebutkan bahwa sains merupakan “suatu bentuk aktifitas manuasia untuk mendapatkan suatu pembahasan dan pengalaman ihwal alam yang cermat dan lengkap, pada waktu yang lalu, masa kini, dan masa yang mau datang, serta untuk mengembangkan kesanggupan insan untuk mengikuti kondisi kepada lingkungannya serta untuk merubah sifat-sifat lingkungan agar ia sanggup beradaftasi kepada lingkungan tersebut sesuai dengan keinginannya (Liang Gie, 1984)
c.       Blis (1929) dalam bukunya the organisation of Knowledge menyatakan bahwa sains merupakan kumpulan wawasan yang di susun secara teratur dan sanggup di buktikan kebenarannya secara metodik dan rasional yang dihasilkan dari data-data eksperimental dan empiris, konsep-konsep sederhana, dan kaitan-kaitan perseptual menjadi kaidah yang sanggup menggeneralisasikan teori, kaidah, asas, dan klarifikasi menjadi konsepsi-konsepsi  yang lebih luas cakupannya dan sistem-sistem konseptual” (Liang Gie, 1984)
d.      Laubensfels (1949) dalam bukunya life Science, menyatakan sains merupakan “suatu wawasan ihwal asas-asas atau fakta-fakta dalam penelusuran kebenaran yang sudah di klasifikasikan secara teratur” (Liang Gie, 1984)
e.       Sporn (1970) dalam bukunya technology, engineering, and economics menyatakan sains merupakan sesuatu kumpulan wawasan yang sanggup dibuktikan secara eksperimental, sistematis perihal hubungan-hubungan antara fenomena kompleks dunia fisik (liang Gie 1984)
3.      Manfaat Sains
Menurut Liang Gie (1984)  dengan berkembangnya sains, insan sanggup terus mencari dan mengenali sains sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya lantaran sains bermanfaat untuk :
a.       Mengungkap suatu kebenaran (truth)
b.      Menambah wawasan (knowledge) agar lebih cekatan dalam mengarungi perahu hidup
c.       Meningkatkan pengertian (understanding, comprehensiom, insight) kepada suatu tanda-tanda alam
d.      Menjelaskan (eksplenation) proses lantaran akhir dari suatu kejadian
e.       Memperkirakan (pridiction) suatu insiden yang mau terjadi
f.       Mengendalikan (control) alam agar sesuai dengan yang di harapkan
g.      Menerapkan ( application) suatu kaidah alam
h.      Menghasilkan (production) sesuatu yang berkhasiat untuk kehidupan umat masa sekarang dan masa yang mau datang.


4.      Struktur Ilmu
The New Encyclopaedia Britannica mengelompokan sains yang dimiliki oleh insan menurut beberapa pohon ilmu. Di antara pohon ilmu tersebut merupakan selaku berikut.
a.    Logika (logic)
1)      Sejarah dan filsafat kebijaksanaan yang terdiri atas:
a)      Sejarah logika
b)      Filsafat logika
2)      Logika formal, metalogika, kebijaksanaan terapan yang terdiri atas;
a)      Logika formal
b)      Metalogika
c)      Logika terapan
b.   Matematika
1)      Sejarah dan landasan matematika terdiri atas:
a)      Sejarah matematika
b)      Andasan matematika
2)      Cabang-cang matematik terdiri atas:
a)      Teori himpunan
b)      Aljabar
c)      Geometri
d)     Analisis
e)      Kombinatorika dan teori bilangan
f)       Topologi
3)      Penerapan-penerapan matematika terdiri atas:
a)      Matematika selaku suatu ilmu berhitung
b)      Statistika
c)      Analisis numeris
d)     Teori automata
e)      Teori matematis optimasi
f)       Teori informasi
g)      Matematika ihwal teori fisika

c. Ilmu alam
1)      Sejaran dan Filsafat Ilmu yang terdiri atas
a)      Sejarah ilmu
b)      Filsafat ilmu
2)      Ilmu-ilmu fisika terbagi atas:
a)      Sejarah ilmu fisika
b)      Sifat dasar dan lingkup astronomi dan autofisika
c)      Sifat dasar dan lingkup fisika
d)     Sifat dasar dan lingkup kimia
3)      Ilmu bumi
a)      Sifat dasar dan sejarah ilmu bumi
b)      Sifat dasar, lingkup, dan metode-metode ilmu bumi khusus
4)      Ilmu-ilmu biologi yang terdiri atas:
a)      Perkembangan ilmu-ilmu biologi
b)      Sifat dasar, lingkup, dan metodologi ilmu biologi
c)      Filsafat biologi
5)      Ilmu kedokteran dan disiplin ilmu yang tergabung yang membahas ;
a)      Sejarah ilmu kedoteran
b)      Bidang-bidang oraktik atau observasi medis khusus.
c)      Disiplin ilmu yang tergabung dalam ilmu kedokteran
6)      Ilmu sosial dan psikologi  yang meliputi :
a)      Perkembangan ilmu sosial
b)      Sifat dasar antropologi
c)      Sifat dasar sosiologi
d)     Sifat dasar ilmu ekonomi
e)      Ilmu politik
f)       Sejarah dan metode psikologi
7)      Ilmu teknologi terdiri atas:
a)      Sejarah ilmu teknologi
b)      Segi-segi akademika dan profesional dari keinsyinyuran
c)      Sifat dasar dan cakupan ilmu pertanian
d)     Sifat dasar dan cakupan disiplin antar ilmu yang gres di kembangkan.
d.   Sejarah dan humaniora
Sejarah dan humaniora sanggup dibagi lagi kedalam :
1)      Historiografi dan studi sejarah, terdiri atas:
a)      Historiografi
b)      Penyelidikan dan observasi sejarah modern
c)      Filsafat sejarah
2)      Humaniora dan kesarjanan humanistik
a)      Sejarah kesarjanaan humanistik
b)      Humaniora

e.    Filsafat
1)      Sifat daasar dan pembagian filsafat terdiri atas:
a)      Sifat dasar, lingkup dan metode filsafat
b)      Pembagian filsafat
2)      Sejarah filasafat
a)      Penulisan sejarah filsafat
b)      Sejarah filsafat barat
c)      Filsafat bukan barat
d)     Filsafat yang berafiliasi dengan agama
3)      Aliran dan pedoman filsafat, terdiri dari:
a)      Aliran-aliran utama filsafat di barat
b)      Teori dan ada eksistensi
c)      Teori fikiran, pengetahuan, dan daya budi
d)     Teori peilaku
e)      Matematika dan logika
f)       Ilmu fisika
g)      Ilmu kehidupan
h)      Ilmu sosial





























ringkasan isi buku
Ilmu wawasan berperan secara biasa dikuasai dalam kehidupan masa kini. Mulai dari individu hingga masyaralat dunia sungguh terbantu dengan adanya ilmu pengetahuan. Produk yang dihasilkan dari ilmu pengetahuan juga sungguh bermanfaat bagi khalayak biasa mirip teknologi. Namun dari manakah asal pemikiran dari ilmu pengtahuan tersebut? Dan apa itu ilmu? apa itu pengetahuan? bagaimanakah relasi antar keduanya?
Ada suatu pemikiran yang sudah terlalaikan oleh orang-orang sekarang. Pemikiran yang luas tetapi sungguh mendalam. Dewasa ini, banyak orang yang menilai filsafat hanyalah permainan kata tingkat tinggi, tidak berafiliasi dengan ilmu pengetahuan ketika ini, dan dibentuk sedemikian rupa hingga susah dipahami orang awam. Padahal filsafat merupakan dasar pijakan ilmu. Berbagai disiplin ilmu yang meningkat sekarang, pada awalnya merupakan filsafat. Ilmu fisika berasal dari filsafat alam (natural philosophy) dan ilmu ekonomi pada awalnya berjulukan filsafat moral (moral philosophy). Filsafat adalah dasar dari segala ilmu wawasan yang ada saat ini.
Dalam buku Filsafat Sains ini dijelaskan ihwal pengertian ilmu dan pengetahuan serta perbedaan antar keduanya. Ketiga pertanyaan di atas terjawab semua dalam buku ini. Buku ini merenangkan aneka macam konteks perihal filsafat dalam ilmu pengetahuan, kiprahnya dalam sebuah peradaban, dan sejarah perkembangan filsafat itu sendiri.
Pengetahuan merupakan buah dari “berpikir” sedangkan ilmu merupakan wawasan yang diperoleh lewat upaya mencari keterangan atau penjelasan. Dari pengertian yang diambil dari buku tersebut sanggup dimaknai bahwa ilmu lebih ‘tinggi’ ketimbang pengetahuan. Lalu, ilmu wawasan sendiri merupakan wawasan yang tersusun secara sistematis dengan penggunaan kekuatan pemikiran, wawasan yang senantiasa sanggup diperiksa dan ditelaah secara kritis.
Menurut saya, buku ini cukup rincian dalam menerangkan permasalahan yang disajikan. Filsafat pun juga dibedah hingga ke akar, sejarah, macam-macamnya, dan peranannya dalam aneka macam sektor keilmuan. Tidak cuma itu, buku ini juga menjelaskan etika-etika dalam ilmu serta peranan ilmu dan teknologi di kehidupan masa kini.
Namun setiap buku juga niscaya memiliki kekurangannya. Menurut saya kalimat-kalimat di buku ini mirip diulang-ulang. Selain itu, cover buku tidak terlampau sinkron dengan judulnya. Meskipun pembahasan yang dihidangkan cukup rinci, namun terdapat beberapa pembahasan yang agak melenceng dari judul sub babnya dan terkesan cuma memainkan serta memutarbalikkan kalimat yang ada.
Kendati demikian, buku ini cocok untuk dibaca oleh siapa pun, terutama kalangan mahasiswa sains, filsafat, dan mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam apalagi fakultas tarbiyah. Harapan setelah membaca buku ini merupakan mahasiswa bisa lebih gampang mengetahui alasan ilmiah, metode ilmiah, dan cara kerja sains, serta sanggup berpikir kritis kepada kemajuan sains ketika ini.

























BAB III
PENUTUP
Buku berjudul Filsafat Sains karangan Drs. Hamdani, M.A. dimaksudkan untuk menerangkan filsafat dan ilmu dengan tinjauan teoritis dan praktis. Teoritis lantaran buku ini membahas pengertian pokok, perkembangan filsafat dan ilmu dan pemisahannya, pengertian ilmu, faedah ilmu, struktur ilmu, kiprah sains dalam pendidikan dan masih banyak lagi. Namun pada buku ini memang tidak terlampau spesifik dan pembahasannya masih umum.


DAFTAR PUSTAKA


Hamdani, 2011. Filsafat Sains. CV Pustaka Setia: Bandung

Related : Resensi Filsafat Sains

0 Komentar untuk "Resensi Filsafat Sains"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)