Makalah Kapita Selekta - Panduan Dan Konseling Dalam Pendidikan Islam Pecahan Ii

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan Islam

Bimbingan berasal dari kata “guidance” yang bermakna pimpinan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata “guidance” berasal dari kata “to guide” yang bermakna menuntun, mempedomani, menjadi isyarat jalan, mengemudikan. Pengertian tutorial secara luas merupakan sebuah proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu dalam memecahkan duduk kendala yang dihadapinya, agar tercapai kesanggupan untuk mengerti dirinya, mendapatkan dirinya, mewujudkan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam meraih pembiasaan diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Konseling dalam bahasa Inggris “Counseling” dikaitkan dengan kata “counsel” yang diartikan:

1. Nasehat (to obtain counsel);
2. Anjuran (to give counsel);
3. Pembicaraan (to take counsel).

Dengan demikian konseling diartikan selaku pemberian nasehat, ajuan dan obrolan dengan bertukar pikiran. Sedangkan konseling menurut terminologi:

1.   C. Patterson (1959) mengemukakan bahwa konseling merupakan proses yang melibatkan kekerabatan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu klien atau lebih, dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar wawasan sitematik wacana kepribadian insan dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien.
2.   Edwin C. Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling yakni sebuah proses dimana orang yang mempunyai urusan dibantu secara pribadi untuk merasa dan berprilaku yang lebih bikin puas lewat interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menawarkan isu dan reaksi yang merangsang klien untuk menyebarkan sikap yang memungkinkannya bermitra secara efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
3.   Menurut Williamson, konseling diartikan selaku sebuah proses personalisasi dan individualisasi untuk menolong seseorang dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah. Ciri-ciri sikap selaku warga negara dan nilai-nilai pribadi dan sosial serta kebiasaan dan semua kebiasaan lainnya, mempelajari keahlian (skill), sikap dan kepercayaan yang sanggup menolong dirinya selaku makhluk yang sanggup mengikuti kondisi secara normal.

Sedangkan definisi tutorial dan konseling dalam pendidikan Islam merupakan sebuah aktifitas menampilkan bimbingan, pengajaran, dan pedoman terhadap penerima didik yang sanggup menyebarkan potensi nalar pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta sanggup menanggulangi problematika dalam keluarga, sekolah dan penduduk dengan baik dan benar secara berdikari menurut Al-Qur'an dan Al-Hadist.

B. Problem-Problem Pendidikan

Problem-problem penerima didik dalam pendidikan antara lain:

1.   Individu tidak cekatan menjalankan sesuatu yang sebaiknya bisa dilakukannya sehabis mempelajarinya.
2.   Individu tidak juga bisa mengerti pokok bahasan (materi pelajaran) meski sudah dicoba mempelajarinya sekuat tenaga.
3.   Individu segan atau malas untuk mempelajari materi pelajaran tertentu.
4.   Individu sulit menyelesaikan tugas-tugas sekolah alasannya di rumah begitu banyak pekerjaan yang juga mesti di selesaikan.
5.   Individu berkali-kali gagal menguasai materi pelajaran yang mesti dipelajarinya sesuai dengan target yang seharusnya.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan

1.  Faktor dari dalam diri individu yang belajar

a.   Kecerdasan, yakni kesanggupan untuk mengerti dan menghadapi suasana dan kondisi sekitar dengan cepat.
b.   Bakat, yakni potensi atau kesanggupan terpendam yang sungguh menonjol di dalam bidang tertentu.
c.   Minat, yakni kemauan, kehendak atau kehendak yang besar lengan berkuasa terhadap sesuatu.
d.   Perhatian, yakni dorongan untuk mencurahkan daya kesanggupan penelitian (dengan panca indera terhadap sesuatu).
e.   Keadaan mental (psikis), yakni kondisi senang, sedih, gembira, duka, gelisah, dan sebagainya.
f.    Keadaan fisik, yakni fisik dalam kondisi sehat atau sakit.

2.  Faktor dari luar individu yang belajar

a.   Bahan / materi yang di pelajari.
b.   Situasi dan kondisi fisik.
c.   Situasi dan kondisi lingkungan.
d.   Sistem pendidikan / pengajaran.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam

Bimbingan dan konseling prinsipnya merupakan merupakan bantuan terhadap individu; artinya pelaksanaan aktivitas menghambat atau memecahkan masalah-masalah pendidikan yang sedang dihadapi, secara rinci tujuan tutorial dan konseling pendidikan Islami selaku berikut:

1. Membantu individu menghambat timbulnya problem-problem yang berhubungan dengan aktivitas berguru / pendidikan antara lain:

a.     Membantu individu mengerti hakikat pendidikan Islam.
b.    Membantu individu mengerti tujuan dan kedudukan pendidikan menurut Islam.
c.     Membantu individu mengerti faktor-faktor yang menghipnotis kesuksesan belajar
d.    Membantu individu mengakali aktivitas berguru agar berhasil
e.     Membantu individu melaksanakan aktivitas berguru sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

2. Membantu individu memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan berguru / pendidikan antara lain:

a.   Membantu individu agar bisa mengerti problem yang dihadapinya.
b.   Membantu individu mengerti kondisi dirinya dan lingkungannya.
c.   Membantu individu mengerti dan menghayati cara-cara menanggulangi duduk kendala berguru yang cocok dengan fatwa Islam.
d.   Membantu individu menetapkan opsi dalam jerih payah memecahkan duduk kendala yang dihadapi sesuai dengan fatwa Islam.

3. Membantu individu memelihara suasana dan kondisi aktivitas berguru agar tetap baik dan mengembangkannya menjadi lebih baik antara lain:

a.   Memelihara individu yang suasana dan kondisi belajarnya yang mempunyai urusan sudah teratasi, tidak kembali bermasalah.
b.   Mengembangkan suasana dan kondisi berguru menjadi lebih baik.

E. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Fungsi tutorial dan konseling sanggup digolongkan menjadi tiga fungsi yaitu:

1. Remedial / Rehabilitatif

Peranan remedial berkonsentrasi pada masalah:

a.   Penyesuaian diri;
b.   Menyembuhkan duduk kendala psikologis yang dihadapi;
c.   Mengembalikan kesehatan mental dan menanggulangi gangguan emosional.

2. Fungsi Edukatif / Pengembangan

Fungsi ini berkonsentrasi terhadap masalah:

a.   Membantu meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam kehidupan;
b.   Mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup;
c.   Membantu meningkatkan kesanggupan menghadapi transisi dalam kehidupan;
d.   Untuk kebutuhan jangka pendek, konseling menolong individu-individu menerangkan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengatur kecemasan, meningkatkan keahlian komunikasi antar pribadi, menetapkan arah hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya.

3. Fungsi Preventif dan Kuratif (Pencegahan dan Penyembuhan)

Fungsi ini menolong individu agar sanggup berusaha aktif untuk melaksanakan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan alasannya kurangnya perhatian, dan melaksanakan penyembuhan apabila terjadi sakit kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif termasuk pengembangan taktik dan aktivitas yang sanggup digunakan untuk menjajal menanggulangi resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi.

Fungsi utama tutorial dan konseling dalam Islam yang relevansinya dengan kejiwaan tidak sanggup terpisahkan dengan duduk kendala spiritual (keyakinan). Islam menampilkan tutorial terhadap insan agar kembali terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah. Fungsi tutorial dan konseling di sini menampilkan tutorial terhadap penyembuhan terhadap ganggauan mental berupa sikap dan cara berpikir yang salah dalam menghadapi problem individu sehabis individu sanggup kembali dalam kondisi yang higienis dan sanggup membedakan mana yang bagus dan buruk, mana yang berharga dan tidak bermanfaat, mana yang bagus bagi dirinya dan orang lain atau sebaliknya barulah dikembangkan ke arah pengembangan dan pendidikan bagi mereka.

Fokus tutorial dan konseling Islam selain menampilkan perbaikan dan penyembuhan pada tahap mental, spiritual atau kejiwaan, dan emosional, kemudian melanjutkan materi tutorial dan konseling terhadap pendidikan dan pengembangan dengan menanamkan nilai-nilai dan wahyu selaku pedoman hidup.


F. Teori-teori Bimbingan dan Konseling dalam Islam

Yang dimaksud dengan teori-teori konseling dalam Islam yakni landasan yang benar dalam melaksanakan proses tutorial dan konseling agar sanggup berjalan dengan baik dan menciptakan perubahan-perubahan positif bagi klien perihal cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laris menurut Al-Quran dan As-Sunnah.

Allah berfirman dalam Al-Quran: serulah (manusia) terhadap jalan Tuhan-mu dengan pesan yang tersirat dan pelajaran yang bagus dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengenali wacana siapa yang kesasar dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengenali orang-orang yang memperoleh petunjuk. [An-Nahl (16): 125]. Ayat tersebut menerangkan beberapa teori atau metode dalam pelaksanaan tutorial dan konseling. Teori-teori tersebut sebagaimana yang sudah dipaparkan oleh Hamdani Bakran (2002) yakni sebagaimana berikut:

1. Teori Al-Hikmah

Sebuah pedoman, penuntun dan pembimbing untuk memberi bantuan terhadap individu yang sungguh memerlukan bantuan dalam mendidik dan menyebarkan keberadaan dirinya hingga ia sanggup mendapatkan jati diri dan gambaran dirinya serta sanggup menyelesaikan atau menanggulangi banyak sekali permasalahan hidup secara mandiri. Proses aplikasi konseling teori ini semata-mata sanggup dilaksanakan oleh konselor dengan bantuan Allah, baik secara pribadi maupun lewat perantara, dimana ia hadir dalam jiwa konselor atas izin-Nya.

2. Teori Al-Mauidhoh Hasanah

Yaitu teori tutorial atau konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran dari perjalanan kehidupan para Nabi dan Rasul. Bagaimana Allah membimbing dan mengarahkan cara berfikir, cara berperasaan, cara bertingkah serta menanggulangi banyak sekali problem kehidupan. Bagaimana cara mereka membangun ketaatan dan ketaqwaan kepada-Nya.

Yang dimaksud dengan Al-Mau’izhoh Al-Hasanah merupakan pelajaran yang bagus dalam persepsi Allah dan Rasul-Nya, yakni sanggup menolong klien untuk menyelesaikan atau menanggulangi problem yang sedang dihadapinya.

3. Teori Mujadalah yang baik

Yang dimaksud teori Mujadalah merupakan teori konseling yang terjadi dimana seorang klien sedang dalam kebimbangan. Teori ini biasa digunakan dikala seorang klien ingin mencari sebuah kebenaran yang sanggup menyakinkan dirinya, yang selama ini ia mempunyai problem kesusahan mengambil sebuah keputusan dari dua hal atau lebih; sedangkan ia beranggapan bahwa kedua atau lebih itu lebih baik dan benar untuk dirinya. Padahal dalam persepsi konselor hal itu sanggup membahayakan kemajuan jiwa, nalar pikiran, emosional, dan lingkungannya. Prinsip-prinsip dari teori ini yakni selaku berikut:

a.   Harus adanya ketekunan yang tinggi dari konselor;
b.   Konselor mesti menguasai akar permasalahan dan terapinya dengan baik;
c.   Saling menghormati dan menghargai;
d.   Bukan berencana menjatuhkan atau mengalahkan klien, tetapi membimbing klien dalam mencari kebenaran;
e.   Rasa persaudaraan dan sarat kasih sayang;
f.    Tutur kata dan bahasa yang mudah diketahui dan halus;
g.   Tidak menyinggung perasaan klien;
h.   Mengemukakan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan sempurna dan jelas;
i.    Ketauladanan yang sejati. Artinya apa yang konselor laksanakan dalam proses konseling sungguh-sungguh sudah dipahami, diaplikasikan dan dialami konselor. Karena Allah sungguh marah terhadap orang yang tidak mengamalkan apa yang ia nasehatkan terhadap orang lain. Dalam firmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kau menyampaikan apa yang tidak kau perbuat?. Amat besar kebencian di segi Allah bahwa kau menyampaikan apa-apa yang tiada kau kerjakan” [Qs. Ash-Shaff: 2-3].

Teori konseling “Al-Mujadalah bil Ahsan”, menitikberatkan terhadap individu yang memerlukan kekuatan dalam kepercayaan dan ingin menetralisir keraguan terhadap kebenaran Ilahiyah yang senantiasa bergema dalam nuraninya. Seperti adanya dua bunyi atau pernyataan yang terdapat dalam nalar anggapan dan hati sanubari, tetapi sungguh sulit untuk menetapkan mana yang paling mendekati kebenaran.

G. Teknik-teknik Konseling

Konseling merupakan aktifitas untuk bikin perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan. Untuk meraih tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam pelaksanaan tutorial dan konseling memerlukan teknik-teknik yang memadai. Berikut ini yakni beberapa teknik konseling sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Hamdani Bakari (2002), yakni:

1. Teknik yang bersifat lahir

Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang sanggup dilihat, didengar atau dicicipi oleh klien (anak didik) yakni dengan menggunakan tangan atau verbal antara lain:

a.   Dengan menggunakan kekuatan, power dan otoritas
b.   Keinginan, keseriusan dan jerih payah yang keras
c.   Sentuhan tangan (terhadap klien yang mengalami stres dengan memijit di bab kepala, leher dan pundak)
d.   Nasehat, wejangan, himbauan dan seruan yang bagus dan benar. Maksudnya dalam konseling, konselor lebih banyak menggunakan verbal yang berupa pertanyaan yang mesti dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar. Agar konselor bisa mendapatkan balasan dan pernyataan yang jujur dan terbuka dari klien, maka kalimat yang dilontarkan konselor mesti mudah dipahami, sopan dan tidak menyinggung perasaan atau melukai hati klien. Demikian pula dikala menampilkan saran hendaklah dilaksanakan dengan kalimat yang indah, bersahabat, menenangkan dan menyenangkan.
e.   Membacakan do’a atau berdo’a dengan menggunakan lisan
f.    Sesuatu yang dekat dengan verbal yakni dengan air liur hembusan (tiupan)

2. Teknik yang Bersifat Batin

Yaitu teknik yang cuma dilaksanakan dalam hati dengan do’a dan prospek tetapi tidak jerih payah dan upaya yang keras secara konkrit, menyerupai dengan menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh alasannya itulah Rosululloh bersabda “bahwa melaksanakan perbuatan dan pergeseran dalam hati saja merupakan selemah-lemahnya iman”.

Teknik konseling yang ideal yakni dengan kekuatan, prospek dan jerih payah yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan konkret lewat perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan khususnya yakni membimbing dan mengirimkan individu (anak didik) terhadap perbaikan dan kemajuan keberadaan diri dan kehidupannya baik dengan Tuhannya, diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat.

Related : Makalah Kapita Selekta - Panduan Dan Konseling Dalam Pendidikan Islam Pecahan Ii

0 Komentar untuk "Makalah Kapita Selekta - Panduan Dan Konseling Dalam Pendidikan Islam Pecahan Ii"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)