Inilah Banyak Sekali Tugas Umat Islam Dalam Menjangkau Kemerdekaan Indonesia

Inilah Berbagai Peran Umat Islam Dalam Meraih Kemerdekaan Indonesia Inilah Berbagai Peran Umat Islam Dalam Meraih Kemerdekaan Indonesia


Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia tidak lepas dari tugas umat islam lewat para ulama dan santrinya. Bahkan tercatat sudah dalam sejarah bahwa para ulama memiliki andil yang besar untuk mengobarkan semangat juang penduduk dahulu.

Dari keterangan Yudi Latif selaku Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia disebutkan bahwa para ulama ikut mengobarkan semangat untuk melawan penjajahan lewat ruang publik berupa masjid, surau dan pesantren.

Pengobaran semangat tersebut yaitu agar penduduk Indonesia bisa terbebas dari penindasan dengan salah satunya lewat dengungan syair dalam budaya kehidupan penduduk Aceh. Syair Hikayat Perang Sabil sudah didengarkan secara turun temurun sehingga rakyat Aceh bisa menghadapi para penjajah hingga 40 tahun lamanya.

Perjuangan rakyat Aceh juga disebutkan dalam cerita Perang Paderi dimana kaum Paderi menolak kawasan mereka dijajah sebab tidak cocok dengan anutan agama Islam. Bahkan seorang mantan residen Padangsche Bovenlanden menjadi saksi mengenai kaum Paderi di Aceh.

“Tetapi sekte Paderi tidak timbul sebentar saja. Sebaliknya sekte ini laksana cahaya yang timbul dan bertahan lama, terus menerus menampilkan sinarnya terhadap kita,” ucapnya.

Sementara itu di Jawa, Pangeran Diponegoro yang ingin menegakkan syariat di tanah Jawa juga ikut melawan penjajahan dengan pemberian sejumlah ulama seumpama Kiyai Mojo yang ingin mengembalikan kemuliaan islam di tanah Jawa.

Sultan Alauddin yang memerintah di Makassar pun tegak menjaga kesultanannya. Meski diminta untuk menghentikan jual beli ke kepulauan Maluku, tetapi Sultan Alauddin menolaknya dengan respon yang mengesankan.

Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdatul Ulama, KH Salahudin Al Ayubi ikut mengobarkan semangat melawan penjajahan lewat gerakan perlawanan penduduk Banten yang dipahami dengan insiden Geger Cilegon.

Salah satu komandannya pun dari golongan pesantren yaitu Syekh Abdul Karim yang juga masih ada kekerabatan keluarga dengan Syekh Nawawi Al Bantani.

Ulama lain, Syekh Abd al-Shamad al-Palimbani (1704-1789), dipahami selaku ulama paling ternama dari kawasan Palembang.

Meskipun menetap di Mekkah, Syekh Abd al-Shamad memiliki kepedulian besar lengan berkuasa terhadap keadaan Nusantara dan mendorong kaum Muslim untuk melakukan jihad melawan penjajah.

Sebuah kitab berbahasa Arab mengenai keunggulan jihad fi-sabilillah ditulisnya dengan judul, Nashihah al-Muslim wa-Tadzkirah al-mu’minin fi-Fadhail al-Jihad fi-Sabilillah wa-Karamah al-Mujahidin fi-Sabilillah.

Melalui kitabnya ini, Syekh al-Palimbani menerangkan bahwa wajib hukumnya bagi kaum Muslim untuk melakukan jihad melawan kaum kafir.

Dalam The Achehnese, seumpama dikutip Azra, Snouck Hurgronje menyebutkan bahwa karya Syekh al-Palimbani ialah sumber acuan utama aneka macam karya mengenai jihad dalam Perang Aceh yang sungguh panjang melawan Belanda, mulai 1873 hingga permulaan kurun ke-20. Kitab ini menjadi versi imbauan agar kaum Muslim berjuang melawan kaum kafir.

Bahkan, sehabis kemerdekaan diraih, para ulama tetap menemani kemerdekaan Indonesia. Itu ditunjukkan oleh kepahlawanan KH Hasyim Asy’ari dengan fatwa jihadnya, pada 14 September1945.

Isi Resolusi Jihad yang dipastikan dalam rapat para konsul NU se-Jawa Madura itu antara lain berbunyi:

(1) Kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 wajib dipertahankan, (2) Umat Islam, utamanya warga NU, wajib mengangkat senjata melawan Belanda dan kawan-kawannya yang mau kembali menjajah Indonesia, (3) Kewajiban tersebut yaitu “jihad” yang menjadi keharusan bagi tiap-tiap orang Islam (fardhu ain) yang berada dalam jarak radius 94 km (yakni jarak dimana umat Islam boleh melakukan shalat jama’ dan qasar). Adapun bagi mereka yang berada di luar jarak tersebut, wajib menolong saudara-saudaranya yang berada dalam jarak 94 km tersebut.

Dalam teks lain, ada tambahan: “Kaki tangan musuh yaitu pemecah belah kebulatan tekad dan kehendak rakyat dan mesti dibinasakan; menurut aturan Islam sabda hadits (Nabi) riwayat Muslim.”

Dampak dari Resolusi Jihad itu sungguh luar biasa. Puluhan ribu kyai dan santri berperang melawan serdadu Sekutu, yang gres saja mengungguli Perang Dunia kedua.

Lima belas ribu serdadu Sekutu dengan persenjataan serba mutakhir tak bisa menghadapi pasukan perlawanan pasukan kyai dan santri. Bahkan, Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas di tangan laskar santri. (Lihat, el-Guyanie, Resolusi Jihad Paling Syar’i, (2010).

Baca Juga:


Karena sungguh jelasnya tugas umat islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sudah sebaiknya bagi generasi umat islam kini ini untuk mempertahankannya dari aneka macam penjajahan yang bersifat menghancurkan etika dan tatanan kemasyarakatan yang harusnya berlandaskan anutan islam. Wallahu A’lam


Sumber https://www.kabarmakkah.com

Related : Inilah Banyak Sekali Tugas Umat Islam Dalam Menjangkau Kemerdekaan Indonesia

0 Komentar untuk "Inilah Banyak Sekali Tugas Umat Islam Dalam Menjangkau Kemerdekaan Indonesia"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)