Sering Menyaksikan Situs Yang Memaki Islam, Cowok Ini Malah Memperoleh Hidayah Dan Masuk Islam

Jalan hidayah yang Allah beri seringkali unik dan sukar untuk diterka, bahkan terhadap mereka yang absurd dengan islam sekalipun. Karena fatwa illahi ini akan tetap bercahaya sekalipun tertutupi.

Jalan hidayah yang Allah beri seringkali unik dan sukar untuk diterka Sering Melihat Situs Yang Menghujat Islam, Pemuda Ini Malah Mendapat Hidayah Dan Masuk Islam

Salah satunya seumpama seorang perjaka berjulukan William Junaedi yang justru mendapat hidayah setelah menyaksikan banyak sekali situs yang memaki dan mencemooh fatwa islam. Awalnya ia sudah biasa membaca gunjingan atau info di situs atau media sosial. Hingga suatu hari ia mendapatkan lembaga kumpulan non muslim yang berisi caci maki serta hinaan terhadap agama islam.

William yang terus mengawasi pertumbuhan lembaga tersebut menyaksikan bahwa orang non muslim seperti lebih tahu wacana fatwa islam dan menilai bahwa Al Qur’an serta Hadist cuma suatu goresan pena yang tidak masuk akal.

Meski dirinya juga non muslim, William betul-betul tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan orang-orang dalam lembaga tersebut. Ia pun cuma sanggup menggeleng-gelengkan kepala setiap kali ada orang non muslim yang memaki islam dengan seenaknya.

“Apa benar yang mereka bicarakan? Saya pun menjadi kian ingin tau ingin mengenali kebenarannya,” ucap William.

Tak puas dengan ucapan para non muslim dalam lembaga tersebut menghasilkan perjaka berumur 29 tahun ini pun mencari informasi dan mendapatkan situs Live Chat non muslim. Namun ternyata disana bahkan lebih parah alasannya yakni mereka membolak balikkan hadist Rasul. Dalam hadist tersebut diceritakan bahwa Nabi pernah menjalankan perbuatan mesum terhadap Abu Sufyan di saat masih kecil dan pernah tidur dengan mayat.

William pun seakan tersihir dengan perkataan di Live Chat tersebut dan mulai menanamkan kebencian terhadap islam, meski sebelumnya tidak yakin dengan caci maki tersebut. Bahkan begitu bencinya terhadap islam, William pernah berdebat dengan abang iparnya yang kebetulan seorang muslim.

Ia pun mulai kembali mempelajari fatwa Nasrani yang sudah dianutnya sejak dahulu dan berharap sanggup mendapatkan balasan yang selama ia cari wacana ketuhanan. Namun ternyata penelusuran tersebut berbuah nihil dan tidak kesannya sama sekali.

“Awalnya saya ingin memperdalam ilmu agama saya, tetapi apa yang saya peroleh? Semua nihil. Saya tidak mendapat balasan yang masuk nalar dari agama saya sebelumnya. Saat membaca alkitab saya cuma merasa seumpama membaca novel, tidak ada yang spesial,” ucapnya.

Merasa tidak yakin dalam agama yang dianutnya menghasilkan William lalu mencari informasi di internet dan mendapatkan suatu lembaga khusus muslim berjulukan ‘Cafe Islam’. Di dalamnya ia tidak mendapatkan sama sekali ucapan memaki atau mencemooh agama lain.

“Berbeda dengan lembaga non muslim yang saya peroleh sebelumnya. Di Cafe Islam tidak ada makian garang untuk agama non muslim,” lanjutnya.

Sejak di saat itu ia pun menentukan berjumpa pribadi dengan salah satu anggota lembaga untuk meningkatkan pengalaman secara tatap muka. Maka di saat meningkatkan pengalaman, William menjadi lebih terpana dan menjadikannya kesengsem terhadap islam. Bahkan kawan muslimnya tersebut menyediakan suatu buku berjudul “Saksikan Aku Sebagai Muslim”.

Setiap kali mengkaji buku tersebut, William pun mulai banyak merenung di atas rumahnya. Saat dalam perenungan tersebut, terdengar bunyi orang mengaji yang menjadikannya bertambah kerinduan terhadap islam. Ia pun terbesit untuk berdoa dalam kondisi tersebut.

“Ya Tuhan, kalau memang ini agama yang benar dan ialah karunia-Mu tolong dekatkan saya dengan islam, jikalau bukan maka jauhkanlah,” tuturnya di saat itu.

Hingga suatu hari William lalu ikut dalam grup Facebook ‘Muallaf Indonesia” dan mengajukan pertanyaan seputar islam serta mengutarakan keinginannya untuk menjadi mualaf.

“Awalnya saya berpikir, lucu juga kalau wajah Cina seumpama saya pakai kopiah. Tapi ternyata di Muallaf Indonesia banyak orang-orang seumpama saya dan mereka memeluk islam. Saya jadi tak merasa asing,” kenangnya.

Setelah cukup intens berkomunikasi di grup tersebut dan disambut hangat oleh para anggotanya, William pun mengikrarkan diri masuk islam pada tanggal 13 September 2009 melalui panduan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan di tahun yang sama, ia pun berkhitan.

Baca Juga:




Sumber https://www.kabarmakkah.com

Related : Sering Menyaksikan Situs Yang Memaki Islam, Cowok Ini Malah Memperoleh Hidayah Dan Masuk Islam

0 Komentar untuk "Sering Menyaksikan Situs Yang Memaki Islam, Cowok Ini Malah Memperoleh Hidayah Dan Masuk Islam"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)