1. Rancangan Metode Campuran Paralel Konvergen
Deskripsi rancangan. Pendekatan tata cara adonan konvergen mungkin yang paling familier dari seni administrasi tata cara adonan dasar dan tingkat lanjut. Dalam pendekatan ini seorang peneliti menghimpun data kualitatif dan kuantitatif, menganalisisnya secara terpisah, dan kemudian membandingkan hasil untuk menyaksikan apakah temuan-temuan saling mengonfirmasi atau tidak.
Pengumpulan data. Data kualitatif sanggup mengasumsikan bentuk-bentuk apapun, seumpama wawancara, observasi, dokumen, dan catatan. Data kualitatif sanggup menjadi data instrumen. Gagasan utama rancangan ini yakni menghimpun kedua bentuk data menggunakan variabel paralel atau variabel yang sama, konstrak atau konsep. Dengan kata lain apabila konsep harga diri diukur secara kuantitatif, konsep yang serupa diminta selama proses pengumpulan data kualitatif seumpama pada wawancara terbuka. Masalah pengumpulan data yakni ukuran sampel untuk proses pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data. Kesulitan dalam rancangan tata cara adonan konvergen yakni bagaimana untuk menghimpun atau memadukan data. Dari deskripsi rancangan ini kita mengenali bahwa dua database dianalisis secara terpisah dan kemudian digabungkan. Ada beberapa cara untuk memadukan dua database. pendekatan pertama disebut perbandingan berdampingan (side-by-side comparison). Perbandingan ini sanggup dilihat dibagian pembahasan observasi tata cara campuran. Para peneliti juga sanggup memadukan dua database dengan merubah arahan atau tema kualitatif menjadi variabel kuantitatif dan kemudian mengkombinasikan dua database kuantitatif-suatu mekanisme yang disebut transformasi data.
Interprestasi. Interprestasi dalam pendekatan konvergen lazimnya dituliskan ke dalam belahan pembahasan penelitian. Sedangkan laporan hasil wacana temuan-temuan dari analisis database kuantitatif dan kualitatif, belahan pembahasan meliputi laporan yang membandingkan hasil-hasil dari dua Database dan mencatat apakah ada konvergensi atau divergensi diantara dua sumber informasi.
Validitas. Validitas yang menggunakan pendekatan konvergen semestinya didasarkan pada penetapan validitas kuantitatif dan validitas kualitatif untuk setiap database.
2. Rancangan Metode Campuran Sekuensial Eksplanatori
Deskripsi rancangan. Pendekatan tata cara adonan sekuensial eksplanatori yakni rancangan dalam tata cara adonan yang memukau untuk individu dengan latar belakang kuantitatif yang berefek atau dari bidang-bidang yang relatif gres terhadap pendekatan-pendekatan kualitatif. Tujuan rancangan ini secara keseluruan yakni untuk menolong data kualitatif menjelaskan secara rincian wacana hasil kuantitatif awal.
Pengumpulan data. Pengumpulan data berjalan dalam dua fase yang berlainan dengan sampling kuantitatif secara teliti pada fase pertama dan sampling tertentu pada fase kedua, yakni fase kualitatif. Gagasan terutama yakni pengumpulan data kualitatif pribadi membentuk hasil kuantitatif.
Analisis data. Database kuantitatif dan kualitatif dianalisis secara terpisah dalam pendekatan ini. Hasil-hasil kuantitatif kemudian dipakai untuk mempersiapkan follow-up kualitatif. Satu bidang yang penting yakni hasil kuantitatif tidak cuma sanggup menunjukkan mekanisme sampling tetapi juga sanggup menandakan jenis-jenis pertanyaan kualitatif untuk ditanyakan pada partisipan pada fase kedua.
Interprestasi. Interprestasi mengikuti bentuk pelaporan kuantitatif pertama, hasil fase pertama dan kemudian kualitatif, yakni hasil fase kedua. Namun demikian rancangan ini menerapkan bentuk interprestasi ketiga: bagaimana temuan kualitatif menolong menjelaskan hasil kuantitatif. Pendekatan ini mungkin berharga tetapi tujuan rancangan yakni biar data kualitatif menolong menampilkan pemikiran yang lebih mendalam dan lebih banyak untuk hasil kuantatif.
Validitas. Seperti pada semua observasi tata cara adonan peneliti perlu menegaskan validitas skor dari ukuran kuantitatif dan membahas validitas temuan kualitatif. Dalam pendekatan tata cara adonan sekuensial eksplanatori, validitas perhiasan muncul.
3. Rancangan Metode Campuran Sekuensial Eksploratori
Deskrispi rancangan. Metode adonan sekuensial eksploratori yakni rancangan dimana peneliti apalagi dulu mengawali dengan mengekplorasi data kualitatif dan analisis serta kemudian menggunakan temuan pada fase kuantitatif kedua. Tujuan seni administrasi yakni untuk membuatkan pengukuran yang lebih baik dengan sampel populasi khusus dan untuk menyaksikan apakah data dari beberapa individu sanggup digeneralisasi dengan sampel populasi yang besar.
Pengumpulan data. Dalam seni administrasi ini data dikumpulkan dalam dua fase, yakni pengumpulan data kualitatif permulaan disertai dengan pengumpulan data kuantitatif kedua. Tantangannya yakni bagaimana menggunakan gunjingan dari fase permulaan pada fase kedua. Analisis data kualitatif akan menciptakan kutipan, kode, dan tema. Perkembangan instrumen sanggup berjalan dengan menggunakan kutipan untuk menuliskan item untuk instrumen, arahan untuk membuatkan variabel yang mengelompokan item dan tema yang mengelompokan arahan menjadi skala. Prosedur ini berharga untuk berpindah dari analisis data kualitatif ke kemajuan skala.
Analisis data. Dalam seni administrasi ini peneliti menganalisis dua database secara terpisah dan menggunakan temuan dari database ekploratori permulaan untuk bikin ukuran kuantitatif. Hal ini memiliki arti peneliti mesti memperhatikan dengan cermat langkah analisis langkah kuantitatif dan menerima temuan apa yang dibuat.
Interprestasi. Para peneliti menginterprestasikan hasil tata cara adonan dibagian pembahasan penelitian. Urutan interprestasi yakni apalagi dulu melaporkan temuan kualitatif, penggunaan hasil kualitatif, (misalnya, kemajuan instrumen, kemajuan ukuran kuantitatif baru) dan kemudian hasil kuantitatif fase tamat penelitian.
Validitas. Para peniliti yang menggunakan seni administrasi ini perlu mengevaluasi validitas data kualitatif serta validitas skor kuantitatif. Namun demikian masalah-masalah timbul dalam menggunakan rancangan ini yang perlu diantisipasi oleh peneliti. Masalah pertama yakni peneliti yang tidak sanggup menggunakan langakah-langkah sempurna untuk membuatkan instrumen psikometrik yang bagus. Masalah lain yakni peneliti yang mungkin membuatkan suatu instrumen atau ukuran-ukuran yang tidak menampilkan laba dari kekayaan temuan kualitatif.
4. Rancangan-Rancangan Metode Campuran Tingkat Lanjut
Tiga rancangan tata cara adonan tingkat lanjut memadukan elemen-elemen pendekatan konvergen, sekuensial eksplanatori, dan sekuensial eksploratori. Ketika sudah memiliki landasan dari tiga pendekatan dasar, pendekatan tersebut sanggup dimasukkan ke dalam seni administrasi lebih lanjut yang menyertakan elemen ke dalam mekanisme secara keseluruhan (lihat Gambar 2) (lihat juga creswell & Plano Clark, 2011). Rancangan metode adonan embedded (embedded mixed methods) cocok untuk satu bentuk data atau lebih (kuantitatif atau kualitatif atau keduanya) dalam rancangan yang Iebih besar (misalnya, observasi naratif, etnografi, eksperimen). Contohnya, dalam suatu eksperimen peneliti sanggup menghimpun data kualitatif dan mengumpulkannya selama eksperimen (konvergen) atau sebelum eksperimen dimulai (secara sekuensial) atau setelah eksperimen rampung (secara sekuensial). Rancangan terkenal dalam bidang ilmu wawasan kesehatan dan ketika peneliti menguji intervensi atau kegiatan dalam seting terapan (misalnya, di suatu sekolah). Strategi kedua yakni memadukan elemen-elemen pendekatan konvergen, sekuensial eksplanatori, atau pendekatan sekuensial eksploratori dalam kerangka keadilan sosial untuk menolong golongan yang termarjinalisasi. Rancangan ini disebut rancangan campuran transformatif (transformative mixed method), dan peneliti menggunakan teori keadilan sosial selaku kerangka kerja untuk observasi tata cara campuran. Teori ini (misalnya, pakar feminis, rasial) membingkai banyak faktor observasi tata cara campuran, seperti, rumusan masalah, pertanyaan, pengumpulan dan analisis data, interpretasi, dan panggilan untuk melaksanakan tindakan. Rancangan ini terkenal untuk meneliti kelompok-kelompok yang termarginalisasi di banyak sekali negara, khususnva negara-negara dunia ketiga, di seluruh dunia dan di Amerika Serikat (misalnva, populasi penduduk orisinil kaum perempuan, golongan ras, golongan etnis, individu-individu difabel). Akhirnya, rancangan tingkat lanjut lain yakni metode adonan multifase (multiphase mixed methods) di mana peneliti melaksanakan beberapa proyek tata cara campuran, adakala meliputi pendekatan tata cara adonan konvergen atau sekuensial, adakala cuma meliputi observasi kuantitatif atau kualitatif dalam observasi longitudinal dengan konsentrasi pada tujuan biasa banyak sekali proyek penelitian. Bentuk observasi ini terkenal untuk bidang-bidang penilaian atau implementasi kegiatan di mana banyak sekali fase proyek observasi membentang setiap saat. Proyek-proyek observasi ini bisa saja berjalan maju mundur antara observasi kuantitatif, kualitatif, dan tata cara campuran, tetapi proyek tersebut saling berhubungan dalam pembentukannya untuk membahas tujuan biasa program.
A. Cara Penulisan Metode Campuran Dengan Gambar
Pada Gambar 1 dan 2, kita menyaksikan cara penulisan dan label-label dipakai untuk menyodorkan mekanisme dalam seni administrasi tata cara campuran. Selama bertahun-tahun, label-label steno ini menjadi terkenal dalam bidang observasi tata cara campuran. Cara penulisan tata cara adonan (mixed methods notation) menyuguhkan label-label steno dan simbol yang menyatakan aspek-aspek penting observasi tata cara campuran, dan juga menyuguhkan cara yang sanggup dengan mudah mengomunikasikan prosedur-prosedur dari peneliti tata cara campuran. Morse (1991) pertama kali membuatkan cara penulisan, dan cara penulisan ini ditambah oleh para penulis lain seumpama Tashakkori dan Teddlie (1998) dan Plano Clark (2005) yang menyatakannya selaku berikut:
· Pengapitalan “KUAN” dan “KUAL” mengindikasikan aksentuasi atau prioritas yang diberikan pada data, analisis, dan interpretasi kuantitatif atau kualitatif. Dalam observasi tata cara campuran, data kualitatif dan kuantitatif sanggup diprioritaskan secara seimbang, atau salah satu data sanggup diutamakan ketimbang data yang lain. Pengapitalan ini mengindikasikan adanya satu pendekatan atau tata cara yang lebih diprioritaskan. Huruf kecil menampilkan prioritas atau aksentuasi yang lebih rendah pada metode.
· “Kuan” dan “Kual” ialah abreviasi dari kuantitatif dan kualitatif. Keduanya menggunakan jumlah kata yang serupa untuk menampilkan keseimbangan antara dua jenis data.
· Simbol “+” mengindikasikan seni administrasi pengumpulan data secara konvergen, dengan data kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu.
· Simbol """ mengindikasikan seni administrasi pengumpulan data sekuensial, dengan satu jenis data (misalnya, data kualitatif) yang mendukung jenis data yang lain (misalnya, data kuantitatif).
· Simbol “()” mengindikasikan bahwa satu bentuk pengumpulan data dimasukkan ke dalam rancangan lain atau dimasukkan dalam rancangan yang lebih besar.
· Simbol “"!” memiliki arti bahwa pedoman kegiatan sanggup berjalan dua arah.
· Pada gambar kita juga menyaksikan kotak-kotak yang menyinari pentingnya komponen utama rancangan-seperti pengumpulan data atau analisis data.
B. Faktor-Faktor Penting dalam menegaskan Metode Campuran
Pemilihan rancangan tata cara adonan tertentu didasarkan pada beberapa faktor yang bermitra dengan tujuan mekanisme serta pertimbangan kepraktisan. saya akan mengawali dengan argumentasi prosedural untuk menegaskan seni administrasi tata cara adonan tertentu. Sebaiknya dimengerti bahwa ada banyak kombinasi dalam rancangan tata cara campurary dan pendekatan tertenfu yang diperhitungkan peneliti mungkin tidak sempurna sesuai dengan pendekatanpendekatan yang diterangkan di sini. Namun demikiary rancangan ini menampilkan citra dasar biasa dari banyak desain, dan, dengan modifikasi, peneliti sanggup menerima strateginya sendiri. Pertimbangkan banyaknya waktu yang Anda miliki untuk menghimpun data. Pendekatan-pendekatan konkuren lebih minim membutuhkan waktu alasannya yakni data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan secara serentak dalam satu kunjungan ke lapangan.
a. Pilihan Berdasar Hasil Akhir yang Diharapkan
Pada belahan sebelumnya, direviu alasan-alasan untuk menegaskan observasi tata cara campuran. Pada Tabel 2, diulang alasan-alasan tersebut tetapi ketika ini menghubungkannya dengan hasil tamat yang dikehendaki dari observasi tata cara adonan dan jenis seni administrasi tata cara campuran. Pemikiran ini bikin para peneliti menegaskan hasil tamat yang dikehendaki di tamat observasi tata cara adonan dan kemudian menghubungkannya dengan jenis-jenis penelitian.
b. Pilihan Berdasar Bagaimana Data akan Digunakan Secara Bersama (atau Digabungkan)
Untuk menegaskan seni administrasi tata cara adonan selain memikirkan hasil tamat yang diharapkan, peneliti perlu memikirkan apakah penggabungan dua database tata cara adonan (mixed methods integration) akan disatukan/dilebur, dihubungkan, atau dimasukkan. Melebur data melibatkan penggabungan data kuantitatif dan kualitatif lewat prosedur-prosedur perbandingan berdampingan, transformasi data, atau penampilan bareng (joint display). Menghubungkan data memiliki arti bahwa analisis satu rangkaian data dipakai untuk mengarahkan atau membangun rangkaian data kedua. Singkatnya, analisis data dari satu rangkaian data menunjukkan pengumpulan dari rangkaian data lain. Dalam perlekatan (embedding), satu rangkaian data-yang melibatkan data kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi kedua data tersebut-dilekatkan dalam rancangan yang lebih besar.
Sebagai contoh, dalam rancangan konvergen kedua data dianggap tidak terikat dan pengumpulan serta analisis data berjalan secara terpisah untuk setiap database. Dalam rancangan eksperimental embedded, data kualitatif dikumpulkan secara bebas dan dipakai untuk mendukung atau memperbesar rancangan yang lebih besar, yakni eksperimen. Sebagai alternatifnya, dua database sanggup saling dihubungkan dengan rancangan. Inilah yang disebut jenis rancangan sekuensial (strategi sekuensial eksplanatori atau seni administrasi sekuensial eksploratori), dan satu database mesti disokong oleh database lain. Dalam rancangan sekuensial ini, pengumpulan data di fase kedua tidak sanggup dijalankan hingga hasil fase pertama masuk. Singkatnya, pengumpulan data follow-up pribadi membentuk hasil pengumpulan data awal.
Tabel 2 Memilih Metode Campuran, Hasil Akhir yang diharapkan, Jenis Rancangan
Alasan Memilih Metode Campuran | Hasil Akhir Yang Diharapkan | Rancangan Metode Campuran yang Direkomendasikan |
Membandingkan perspektif berbeda yang diambil dari data kuantitatif dan kualitatif | Menggabungkan dua database untuk menunjukkan bagaimana data konvergen atau menyimpang | Rancangan tata cara campuran paralel konvergen |
Menerangkan hasil kuantitatif dengan data kualitatif | Pemahaman hasil kuantitatif yang lebih mendalam (sering kali hubungan kultural) | Rancangan tata cara campuran sekuensial eksplanatori |
Mengembangkan instrumen pengukuran yang lebih baik | Tes ukuran yang lebih baik untuk sampel populasi | Rancangan tata cara campuran sekuensial eksploratori |
Memahami hasil-hasil eksperimental dengan memasukkan perspektif individual | Pemahaman dari pandangan pandangan partisipan dalam konteks intervensi eksperimental | Rancangan tata cara campuran embedded |
Mengembangkan pemahaman akan perubahan yang dikehendaki untuk kelompok-kelompok yang termarjinalisasi | Panggilan untuk melakukan tindakan | Rancangan tata cara campuran transformatif |
Pemahaman keperluan untuk dampak kegiatan intervensi | Evaluasi formatif dan sumatif | Rancangan tata cara campuran multifase |
c. Pilihan Berdasarkan Timing dan Pengumpulan Data
Faktor yang terkait yakni timing dalam pengumpulan data tata cara adonan (timing in mixed methods data collection), apakah dua database dikumpulkan secara konkuren, kira-kira pada ketika vang bersamaan, atau dengan berurutan, secara sekuensial. Strategi konvergen lazimnya melibatkan pengumpulan data secara konkuren sedangkan seni administrasi sekuensial eksplanatori dan sekuensial eksploratori memiliki arti bahwa data akan dikumpulkan secara berurutan. Kriteria ini adakala sukar untuk diidentifikasi dalam observasi tata cara adonan yang dipublikasikan, tetapi semestinya dipikirkan wacana penyeleksian seni administrasi tata cara campuran.
d. Pilihan Berdasar Penekanan yang Diberikan pada setiap Database
Seperti timing, penekanan yang diberikan pada setiap database (emphasis placed on each database) dalam observasi tata cara adonan juga agak sukar untuk menegaskan dan untuk menerapkan pertanyaan pilihan. Penelitian tata cara adonan sanggup mengilustrasikan aksentuasi (atau prioritas atau beban) yang serupa pada kedua database, atau aksentuasi yang tidak sama. Misalnya, proyek observasi tata cara adonan sanggup menekankan fase kualitatif observasi dan memberi sedikit perhatian pada fase kuantitatif. Bagaimana cara melakukannya? Kita sanggup memperhatikan jumlah halaman dalam observasi untuk menegaskan penekanan, bagaimana observasi dimulai (misalnya, dengan orientasi teori kuantitatif yang berefek atau dongeng kualitatif personal), jumlah kedalaman dan kedigdayaan yang diberikan untuk pengumpulan dan analisis data kualitatif dan kuantitatif, atau bahkan latar belakang training peneliti. Seperti yang disebutkan sebelumnya dalam belahan cara penulisan, huruf-huruf kapital dipakai pada cara penulisan untuk aksentuasi yang lebih besar (misalnya, KUAN) dan huruf-huruf kecil untuk aksentuasi yang lebih minim (misalnya, kuan). Penekanan sanggup menolong menegaskan opsi seni administrasi tata cara campuran, Pada lazimnya apabila peneliti berupaya menekankan kedua database, pendekatan konvergen yakni yang paling baik. Apabila aksentuasi lebih berefek dicari untuk pendekatan kuantitatif, maka seni administrasi sekuensial eksplanatori dipakai alasannya yakni dimulai dengan komponen kuantitatif penelitian. Apabila pendekatan kualitatif akan ditekankan, maka seni administrasi sekuensial eksploratori dipilih. Panduan di atas tidaklah kaku, tetapi mungkin berperan pada pengambilan keputusan secara keseluruhan wacana opsi strategi.
e. Pilihan Berdasar Jenis Rancangan yang Paling Cocok Untuk Suatu Bidang
Pada level praktis, opsi seni administrasi tergantung pada kecenderungan bidang-bidang ke arah rancangan tertentu. Untuk bidang-bidang yang berorientasi kualitatif, pendekatan sekuensial eksplanatori terlihat berjalan dengan baik alasannya yakni observasi dimulai (dan mungkin didorong) oleh fase kuantitatif penelitian. Dalam bidang-bidang yang berorientasi kualitatif, pendekatan sekuensial eksploratori mungkin lebih memukau alasannya yakni dimulai dengan eksplorasi yang menggunakan observasi kualitatif. Namun demikian, dalam pendekatan ini, hasil tamat sanggup berupa instrumen pengukuran yang diujikan sehingga hasil akhir, hasil tamat kuantitatif, lebih penting ketimbang bagaimana observasi dimulai. Pada beberapa bidang, opsi pendekatan mungkin tergantung pada pengumpulan data secara efisien, dan hal ini menentang observasi tata cara adonan konvergen di mana data kuantitatif dan kualitatif lazimnya dikumpulkan kira-kira pada ketika yang serentak ketimbang ketika berlainan yang membutuhkan lebih banyak kunjungan ke wilayah penelitian.
f. Pilihan Berdasar Satu Peneliti atau Satu Tim
Alasan simpel lain untuk menegaskan seni administrasi tergantung pada apakah seorang peneliti (misalnya, mahasiswa pascasarjana) melaksanakan observasi atau satu tim peneliti (misalnya, observasi jangka panjang yang dibiayai). Apabila peneliti yakni peneliti tunggal, seni administrasi sekuensial dari pendekatan sekuensial eksplanatori atau sekuensial eksploratori yakni yang paling baik, alasannya yakni observasi sanggup dibagi menjadi dua kiprah yang sanggup dikontrol ketimbang banyak sekali mekanisme pengumpulan dan analisis data. Penelitian sanggup diproyeksikan selama periode waktu tertentu ketimbang menghimpun banyak sekali bentuk data pada ketika serentak seumpama pada pendekatan konvergen. Ketika waktu menjadi masalahnya, saya mendorong mahasiswa untuk memikirkan versi rancangan embedded. Model ini menekankan penggunaan rancangan observasi yang sudah dipahami (misalnya, eksperimen), dan memasukkan bentuk pengumpulan data minor dan sekunder (misalnya, sedikit wawancara dengan beberapa partisipan). Kenyataan bahwa kedua bentuk data tidak sama dalam ukuran dan kecermatan memungkinkan observasi untuk direduksi ruang lingkupnya dan mudah dikontrol untuk waktu dan sumber daya yang tersedia. Bagi para mahasiswa, saya mengusulkan biar mereka mencari postingan jurnal tata cara adonan yang menggunakan rancangan mereka dan memperkenalkannya terhadap para pembimbing dan dewan fakultas sehingga mereka memiliki versi kerja yang serupa untuk mengerti rancangan tersebut. Oleh alasannya yakni kita berada pada tahap permulaan penggunaan observasi tata cara adonan dalam banyak bidang ilmu, tumpuan observasi yang dipublikasikan dalam suatu bidang ilmu akan menolong bikin legitimasi observasi tata cara adonan dan pemikiran bahwa rancangan tata cara adonan ini ialah pendekatan yang mudah dijalankan untuk observasi para mahasiswa pascasarjana atau pembaca lain. Apabila tim peneliti melaksanakan penelitian, banyak sekali bentuk pengumpulan data pada waktu yang serentak atau selama periode waktu tertentu dimungkinkan, seumpama pada rancangan embedded atau rancangan multifase. Meskipun seorang peneliti sanggup melaksanakan observasi transformatif, sifat pengumpulan data yang membutuhkan banyak tenaga dalam bidang ilmu yang melibatkan partisipan selaku kolaborator lazimnya menampilkan lebih banyak pendekatan tim ketimbang observasi oleh peneliti tunggal.
C. Contoh-Contoh Prosedur Metode Campuran
a. Rancangan Metode Campuran Pararel Konvergen
Classen et al. (2007) meneliti keamanan pengemudi lansia biar sanggup membuatkan intervensi penawaran khusus kesehatan berdasar faktor-faktor yang sanggup dimodifikasi yang memengaruhi kecelakaan kendaraan bermotor oleh pengendara lansia (usia 65 tahun ke atas). Tujuan utama observasi ini dituliskan dalam abstrak:
Penelitian ini menyuguhkan persepsi sosio-ekologis yang terang yang menjelaskan saling keterkaitan faktor-faktor kausatif yang memungkinkan, suatu rangkuman faktor kausatif terpadu, dan tutorial empiris untuk membuatkan intervensi kesehatan penduduk untuk mengembangkan keamanan pengemudi lansia. Dengan menggunakan pendekatan tata cara campuran, kami bisa membandingkan dan memadukan temuan-temuan utama dari data kecelakaan nasional dengan perspektif para pemangku kepentingan.
b. Rancangan Metode Campuran Sekuensial Eksplanatori
Pada 2007, Banyard dan Williamss melaksanakan observasi tata cara adonan sekuensial eksplanatori yang meneliti bagaimana kaum wanita sembuh dari pemerkosaan masa kanak-kanak. Komponen kuantitatif observasi berisikan wawancara terorganisir (dengan 136 anak wanita pada 1990 dan 61 anak wanita pada 1,997) yang memperhatikan kegembiraan anak-anak, mengkorelasikan kegembiraan, setiap ketika selama 7 tahun permulaan masa dewasanya. Aspek kualitatif berisikan wawancara dengan 21 anak wanita wacana peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya, menangani masalah, recovery dan kegembiraan. Tujuan observasi tata cara adonan yakni menggunakan wawancara kualitatif unfuk "mengeksplorasi dan memaknai" temuan kuantitatif (Creswell, 2017 : 277). Berikut yakni tujuan penelitian:
Berbagai tata cara dipakai untuk menguji aspek-aspek kegembiraan dan recovery dalam kehidupan survivor wanita terhadap kekerasan seksual pada anak (child sexual abuse [CSA]) selama 7 tahun masa cukup umur awal. Perubahan kuantitatif pertama pada ukuran kegembiraan diteliti. Sampai sejauh mana kaum wanita tetap sama, meningkat, atau menurun fungsinya dalam banyak sekali faktor selama 7 tahun di permulaan masa dewasanya? Kemudian, kiprah re-traumatisasi selaku hambatan berlangsungnya, kegembiraan dan hubungan pertumbuhan atau kenaikan kemakmuran diteliti. Akhirnya, alasannya yakni proses kegembiraan pada masa cukup umur belum menjadi konsentrasi banyak observasi dan membutuhkan deskripsi lebih lanjut data kualitatif dari subset partisipan dipakai untuk meneliti kisah dari survivor wacana recovery dan kemudian mempelajari wacana aspek-aspek penting kegembiraan dengan bahasa kaum wanita itu sendiri. (Creswell, 2017 : 278)
c. Rancangan Metode Campuran Sekuensial Eksplanatori
Contoh observasi sekuensial eksploratori yang bagus dengan hasil tamat uji eksperimental didapatkan dalam Betancourt et al. (2011). Penelitian ini menggunakan rancangan tata cara adonan untuk mengadaptasi dan mengevaluasi suatu keluarga yang memperkuat intervensi di Rwanda. Para peneliti berupaya menyelediki masalah-masalah kesehatan mental yang dihadapi belum dewasa penderita HIV di Rwanda. Mereka pertama kali mengawali dengan fase pertama wawancara kualitatif eksploratori dengan belum dewasa dan para pengasuhnya. Dari analisis data tematik kualitatif, para peneliti kemudian melaksanakan tinjauan pustaka untuk melokalisasi ukuran-ukuran persyaratan yang tepat dengan temuan-temuan kualitatifnya. Mereka menerima beberapa ukuran dan menyertakan beberapa ukuran gres unfuk membuatkan instrumen survei. Instrumen ini lewat beberapa perbaikan setelah prosedur-prosedur pengembangan skala instrumen (misalnya, terjemahan dua arah, pembahasan item, reabilitas, dan validitas) untuk membuatkan validitas konstruk yang bagus bagi ukuran-ukuran. Ukuran-ukuran ini (misalnya komunikasi keluarga, parenting yang bagus dan lainnya) berikutnya menjadi penilaian pretest dan post-test dalam observasi eksperimental (intervensi). Untuk intervensi dalam penelitian, para peneliti diarahkan ke kegiatan pencegahan berbasis keluarga dan berbasis kekuatan yang dihipotesiskan terkait ukuran-ukuran. Langkah terakhir dalam proses, tata cara adonan yakni penggunaan ukuran-ukuran yang sudah divalidasi dalam kegiatan yang menggambarkan kegiatan pencegahan. Pada beberapa poin dalam observasi ini, para peneliti juga berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk menolong membuatkan ukuran-ukuran yang baik. Dengan demikian, observasi ini menggambarkan proyek observasi tata cara adonan yang kompleks dan baik dengan fase kualitatif awal, fase kemajuan instrumen dan fase eksperimental. Penelitian ini juga menampilkan bagaimana eksplorasi permulaan secara kualitatif sanggup dipakai untuk mendukung fase pengujian kuantitatif selanjutnya. Betancourt, dan rekan- rekannya menampilkan tujuan penelitiannya selaku berikut:
Dalam proses multi-langkah yang dipakai dalam observasi layanan kesehatan mental ini, kami berencana untuk (1) secara hati-hati membuka indikator dilema kesehatan mental dan sumber daya protektif yang menggunakan tata cara kualitatif; (2) menerapkan temuan kualitatif untuk pembiasaan ukuran kesehatan mental dan kemajuan intervensi yang diinformasikan secara lokal; (3) memvalidasi ukuran kesehatan mental tertentu; dan (4) menerapkan ukuran untuk riset penilaian yang teliti wacana efektivitas intervensi yang diseleksi lewat proses tata cara campuran.
d. Rancangan Transformatif
Contoh terakhir ini yakni observasi kaum feminis yang menggunakan observasi tata cara adonan sekuensial eksplanatori oleh Hodgkin (2008). Penelitian ini meneliti konsep modal pria dan wanita dalam rumah tangga di tempat perkotaan Australia. Modal sosial mendeskripsikan norma-norrna dan jaringan yang memungkinkan orang untuk melakukan pekerjaan bareng menangani dan memecahkan masalah-masalah biasa (misalnya, lewat kegiatan-kegiatan sosial, partisipasi komunitas, dan partisipasi masyarakat). Pendekatan tata cara adonan dasar yakni rancangan sekuensial eksplanatori dengan survei permulaan selaku fase kuantitatif disertai dengan wawancara selaku fase kualitatif. Seperti yang dinyatakan oleh peneliti, “penelitian kuantitatif memerinci dan memperkuat sebagian hasil dari observasi kuantitatif” (hlm. 301). Selain itu, penulis menyatakan bahwa inilah observasi tata cara adonan kaum feminis. Hal ini memiliki arti bahwa Hodgkin menggunakan kerangka kerja kaum feminis (lihat Bab 3) untuk menutup proyek observasi rnetode carnpuran secara keseluruhan. Hodgkin juga mengacu pada paradigma observasi transformatif dari Merten (Merten, 2007) yang menampilkan bunyi terhadap kaum perempuan, menggunakan kisaran tata cara pengumpulan data, dan menjembatani cara pengertian subjektif dan objektif Tujuan observasi ini adalah:
Penulis akan menyuguhkan contoh-contoh data kuantitatif untuk menujukkan eksistensi profil modal sosial yang berlainan bagi kaum pria dan perempuan. Cerita-cerita juga akan dihidangkan untuk menampilkan citra ketidaksetaraan gender dan ekspektasi. Penulis akan menyimpulkan dengan mengemukakan argumen bahwa di samping keengganan terhadap belahan kaum feminis untuk menggunakan tata cara kuantitatif, citra besar yang disertai oleh kisah pribadi sanggup menenteng kedalaman dan mutu suatu penelitian. (Creswell, 2017 : 297)
Kesimpulan
Penelitian tata cara adonan (mixed methods) ialah pendekatan observasi melibatkan data kuantitatif dan kualitatif, penggabungan dua bentuk data, dan penggunaan rancangan berbeda, yang sanggup melibatkan asumsi-asumsi filosofis dan kerangka kerja teoritis. Dalam mendesain prosedur-prosedur untuk pembahasan tata cara campuran, mulailah dengan mendefinisikan rancangan tata cara adonan dan karakteristik intinya, secara singkat menyebutkan evolusi historisnya; membahas rancangan tata cara adonan yang Anda pilih; dan mencatat tantangan-tantangan dalam menggunakan rancangan. Menyampaikan diagram Prosedur yang berisi catatan manis untuk menolong pembaca mengerti pedoman kegiatan. Ketika Anda membahas rancangan, sampaikan elemen-elemen yang digunakan, seumpama prosedur-prosedur yang dipakai dalam observasi tata cara adonan paralel konvergen, sekuensial eksplanatori, atau sekuensial eksploratori.
E. Referensi
Creswell, Jhon W. (2009). Research Design (Qualitatitve, Quantitative, and Mixed Methods Approachs). Los Angeles: Sage.
Creswell, Jhon W. (2017). Research Design (Pendekatan Metode Kualitatitf, Kuantitatif, dan Campuran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
0 Komentar untuk "Jenis-Jenis Tata Cara Adonan Pendidikan"