Perbuatan Baik Tidak Akan Disia-Siakan

dakwatuna.com – Teman, apa yang kau laksanakan kalau ada seorang atau beberapa orang yang tidak menggemari eksklusif kita? Lalu perlakuannya sungguh terasa sekali memusuhi, mereka menyerupai menggerutu dan sinis kalau menyaksikan kita. Apakah yang kita lakukan?

Ilustrasi. (wantyoucity.com)

dakwatuna.com – Teman, apa yang kau laksanakan kalau ada seorang atau beberapa orang yang tidak menggemari eksklusif kita? Lalu perlakuannya sungguh terasa sekali memusuhi, mereka menyerupai menggerutu dan sinis kalau menyaksikan kita. Apakah yang kita lakukan?

Padahal kita sudah berbuat baik kepadanya, namun perlakuan mereka tetap sama. Disindir, dicaci, tidak dihargai, dan dihina. Seakan-akan perbuatan apa yang kita laksanakan senantiasa salah di mata mereka. Anggota badan kita mulai melemah di saat mendengar ucapan-ucapan agresif mereka. Perkataan mereka berputar-putar dalam pikiran kita, melaksanakan aktivitas apapun terasa tidak berselera.

Akankah kita membalas perlakuan mereka dengan memusuhinya? Atau secara terang-terangan melabraknya? Apakah itu solusinya? Teman berpikir ulanglah sekali lagi. Tenangkan asumsi kita terlebih dahulu, kemudian ambilah nafas dengan perlahan-lahan. Bernostalgialah di zaman Rasulullah. Bagaimana Beliau sanggup melalui rintangan-rintangan itu. “Sesungguhnya sudah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang bagus bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari tamat zaman dan Dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab: 21)

Di dunia ini tentu ada saja yang tidak menggemari kita, insan contoh Rasulullah SAW saja mempunyainya menyerupai bubuk jahal. Abu Jahal mempunyai nama orisinil yakni Abdul Hakam bin Hisyam. Abu Jahal ini mempunyai sifat yang tidat layak untuk ditiru, yakni sifat kebencian, kedengkian, sombong, dan pemarah.

Lihatlah bagaimana kelakuan liciknya terhadap Rasulullah di saat Beliau sedang Sujud. Abu Jahal menjinjing kerikil besar di tangannya dan ingin mencelakai Beliau dengan menimpanya. Tetapi Allah menolongnya dengan mediator unta yang menyaksikan Abu Jahal dan ingin menelannya. Lalu Abu Jahal melepaskan kerikil itu dan lari sekencangnya. Sesampainya di rumah Abu Lahab pingsan untuk beberapa saat.

Lalu apa yang mesti kita perbuat?

“Berlomba-lombalah kau dalam berbuat kebaikan. Di mana saja kau berada tentu Allah akan menghimpun kau pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah (2):148)

Kita disarankan untuk berbuat baik terhadap siapapun dan di manapun. Sebelum kita melaksanakan sebuah langkah-langkah atau perbuatan. Kita mesti mengenali atau membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan yang buruk.

Contohnya, yakni tersenyum. Senyum merupakan ibadah, kita disarankan untuk tersenyum terhadap sesama, sebab tersenyum saja sudah memperbesar 1 pahala buat kita. Praktis saja bukan, untuk tetap mempertahankan senyuman kita.

“Tidak ada jawaban untuk kebaikan selain kebaikan pula” (QS. Ar-Rahman (55):60).


Dari ayat di atas kita sanggup menyimpulkan perbuatan baik akan tentu dibalas dengan perbuatan baik pula oleh Allah. Maka bertindak baik terhadap orang yang jahat yang sudah mendzalimi kita, maka malaikat akan menuliskan pahala atas nama kita yang hendak memperbesar berat timbangan di akhirat.

Maka berbuat oke sebanyak-banyaknya, menghimpun pahala yang banyak selama di dunia. Karena nanti di hari tamat zaman siapa pun akan menyesal. Yang berbuat dosa atau maksiat mereka akan menyesal mengapa mereka melaksanakan perbuatan yang dibenci Allah. Lalu orang yang taat pun akan menyesal. Mengapa beliau tidak melaksanakan perbuatan baik yang lebih untuk memperbesar berat timbangannya di akhirat.

Perbuatan baik atau jelek sekecil apapun akan tetap memperoleh ganjaran dari Allah SWT. “Barangsiapa yang melakukan kebaikan seberat biji dzarrah (biji atom) tentu beliau akan memperoleh (balasan)nya. Dan barang siapa yang melakukan kejahatan seberat biji dzarrah (biji atom)pun tentu beliau akan memperoleh balasannya.”(QS. Al-Zalzalah (99)7-8)

Yakinkan diri mudah-mudahan tetap melaksanakan perbuatan baik, walaupun berat. InsyaAllah. Allah akan membalas perbuatan baik kita. Tidak ada perbuatan baik yang berujung pada sia-sia. Karena Allah menyaksikan apa yang kita perbuat dan malaikatpun akan mencatat.

Yakinlah ada jawaban bagi orang-orang jahat, Allah SWT mempunyai nama lain yang ada di Asmaul Husnah, yakni Al-’Adl Maha Adil atau Al-Hakim Maha Menghakimi. Allah sudah berfirman:

“Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang senantiasa mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak serempak mereka pada hari itu betul-betul tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. Kemudian serempak mereka betul-betul masuk neraka. Lalu dibilang (kepada mereka), inilah azab yang dahulu senantiasa kami dustakan” QS. Al-Muthaffifin (83): 14-17

Tidak usah dendam, terlebih membalas perbuatan yang serupa jahatnya. Jika kita melaksanakan langkah-langkah jelek itu, kemudian apa bedanya kita dengan mereka? Yakinlah tidak ada yang luput dari pandangan Allah SWT. Allah akan menampilkan ganjaran terhadap orang yang berbuat baik dan sebaliknya.

So, apakan teman-teman semua sudah tahu jawabannya? Apa yang yang mesti ditangani kita terhadap orang tersebut?


Related : Perbuatan Baik Tidak Akan Disia-Siakan

0 Komentar untuk "Perbuatan Baik Tidak Akan Disia-Siakan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)