Hikmah Di Balik Bersin Dan Menguap

Hikmah Di Balik Bersin Dan Menguap │ Bersin maupun menguap merupakan suatu kondisi alamiah setiap makhluk hidup, utamanya manusia. Tidak ada yang dapat menahannya lantaran memang beberapa hal menghasilkan menguap ataupun bersin terjadi dengan begitu mudah. Namun tahukah bahwa Allah tidak senang menguap dan menggemari bersin? Mengapa?

 Bersin maupun menguap merupakan suatu kondisi alamiah setiap makhluk hidup Hikmah Di Balik Bersin Dan Menguap

Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah berfirman:

“Sesungguhnya Allah menggemari bersin dan tidak senang menguap. Jika ada di antara kalian yang bersin kemudian mengucap hamdalah, maka setiap muslim yang mendengarnya wajib menjawabnya. Sedangkan menguap bersamaan berasal dari setan, maka tahanlah semampunya. Dan kalau ia menyampaikan ‘haaahh’ maka setan akan tertawa.” (HR Bukhari)

Mengapa Allah begitu tidak senang menguap dan menggemari bersin, padahal kedua-duanya sudah menjadi hal yang alamiah terjadi pada tubuh? Al Khattabi menyampaikan bahwa kebencian atau kesukaan Allah diarahkan terhadap sebabnya. Bersin merupakan suatu kondisi badan yang enteng dan perut yang tidak kenyang serta terbukanya pori-pori. Sementara menguap merupakan imbas dari perut yang kenyang. Sehingga dalam hal ibadah, kondisi yang pertama bisa menghasilkan pelakunya bersemangat, sementara kondisi yang kedua akan menjadikannya malas.

Dalam bidang medis, menguap merupakan kondisi otak yang membutuhkan oksigen dan nutrisi. Ini lantaran terjadi penurunan terhadap metode pernapasan dalam menyuplai oksigen ke badan dan otak. Kondisi menyerupai itu sama dengan orang yang tidur, sekarat maupun pingsan.

Dalam kondisi menguap, lisan akan menawan nafas dan itu sungguh berbahaya lantaran tidak ada metode penyaringan udara menyerupai metode pernapasan alamiah pada hidung. Berbagai mikroba dan bubuk pun akan masuk dengan gampang di saat menguap. Tak salah kalau menguap menenteng madharat bagi manusia.

Dengan demikian layak kalau Rasulullah dalam hadist riwayat Tirmidzi mewakilkan insan agar menahannya dengan sekuat tenaga ataupun menahan dengan menggunakan tangan.

Sementara bersin merupakan suatu yang menjadi kebalikan dari menguap. Ia memiliki sifat yang berefek dan secara tiba-tiba sehingga menghembuskan angin bertenaga tinggi dari paru-paru menuju hidung ataupun mulut. Hembusan itu pun akan mengeluarkan banyak sekali mikroba ataupun bubuk yang sebelumnya masuk dalam metode pernapasan.

Selain itu, bersin juga dapat menjadi suatu refreshing yang dapat memulihkan konsetrasi dan menyegarkan urat syaraf. Tak heran kalau bersin diminati oleh Allah lantaran mempunyai kegunaan yang besar bagi badan manusia.

Sehingga akhirnya di saat bersin kita wajib bersyukur dengan mengucapkan hamdalah. Sementara bagi yang mendengarkannya diharuskan mengucapkan ‘yarhamukallah’ (Semoga Allah merahmatimu) kemudian dibalas lagi dengan balasan ‘yahdikumullah (Semoga Allah memberi hidayah kepadamu). Keterangan ini sebagaimana yang tertulis dalam hadist riwayat Bukhari.

Ibnul Qayyim dalam kitab Daaris Sa’aadah sudah menyampaikan bahwa orang jahiliyah di saat mendengar bersin dari orang yang mereka sukai, maka mereka akan mengatakan, ‘umran wa syabaaban (Semoga panjang umur dan infinit muda). Akan tapi berlainan di saat mendengar bersin dari orang yang mereka benci dimana mereka akan mengucapkan ‘waryan wa quhaaban’ (Semoga batuk dan sakit hati). Sementara kalau mereka mendengar bersin yang menenteng sial, mereka akan menyampaikan bika, laa bii. Inni as-alullaaha an yaj’ala syu’ma ‘uthaasika bika, laa bii (Semoga mengenaimu dan tidak mengenaiku. Aku berharap terhadap Allah agar kesialan bersinmu mengenaimu dan tidak mengenaiku).

Dalam kitab itu pula disebutkan bahwa orang jahiliyah menilai bahwa besarnya kesialan merupakan kalau kian keras bersin yang terdengar.

Kini setelah islam datang, maka tradisi itu pun dirubah lewat sunnah Nabi. Hikmahnya saling mendoakan merupakan agar mendapat keistiqomahan dan hidayah dalam setiap keadaan. Dengan doa pula maka setiap insan diarahkan untuk saling memperbaiki diri.

Lantas bagaimanakah kalau terlupa mengucapkan hamdalah?

Dalam menyikapi orang yang lupa membaca hamdalah di saat bersin, beberapa ulama memiliki pertimbangan yang berbeda. Ibnul Qayyim memiliki persepsi bahwa orang tersebut tidak perlu diingatkan lantaran Rasulullah pun tidak mengingatkan terhadap orang yang bersin di sampingnya tanpa mengucapkan hamdalah.

Sementara Imam Nawawi memiliki persepsi untuk saling mengingatkan lantaran masuk dalam klasifikasi saling tolong membantu dalam kebaikan.

Adapun Imam Ahmad bin Hambal memiliki cara untuk untuk mengingatkan seseorang yang lupa untuk mengucapkan hamdalah. Ia akan bertanya, “Apa yang engkau ucapkan di saat bersin?” Maka orang itu akan menjawab, “Alhamdulillah”. Imam Ahmad pun berkata, “Yarhamukallah.”

Lantas bagaimana dengan orang yang senantiasa bersin?

Jika bersin yang terjadi lebih dari tiga kali, maka kita cukup menjawab, “Anta mazkuum (engkau sedang flu).
Baca Juga: Hanya Karena Bersin, Laki-Laki Ini Allah Hadiahi Surga
Oleh lantaran besarnya hikmah dari mengucapkan hamdalah di saat bersin dan menahan dikala menguap, maka sudah selayaknya kita sekuat tenaga mengamalkannya. Selain menemukan kebaikan, kita pun akan mendapat faedah dari sisi kesehatan.

Wallahu A’lam
Sumber https://www.kabarmakkah.com

Related : Hikmah Di Balik Bersin Dan Menguap

0 Komentar untuk "Hikmah Di Balik Bersin Dan Menguap"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)