Berkurban bukan cuma dilaksanakan oleh mereka yang betul-betul memiliki keistimewaan harta, melainkan mereka yang juga memiliki niat untuk dapat melaksanakan ibadah tersebut meski hidup dalam kesederhanaan.
Salah satu kisah yang cukup menghasilkan kita terharu bahkan tak kuasa menahan tangis yakni seumpama yang dikutip dari Eberita. Dalam kisah yang terjadi di Malaysia tersebut diceritakan seorang pedagang binatang kurban yang dihadiri oleh pembeli yang nampak terlihat kurus kering, meski umurnya masih berkisar 20 tahunan.
Sempat ragu dengan niat dari si pembeli, pedagang itu pun tetap mempersilakan biar melihat-lihat kambing yang dijualnya.
“Mari mari, pilih saja dulu, dilihat,” ucap si pedagang.
Setelah menyaksikan dan menyeleksi pilihannya yakni suatu kambing berbulu putih, perjaka tersebut mengajukan pertanyaan terhadap si pedagang kambing, “Yang itu berapa harganya, Pak?”
Sang pedagang lantas menjawab bahwa harga kambing tersebut yakni 500 ringgit atau setara dengan 1,6 juta rupiah. Entah kenapa dalam diri si pedagang merasa bahwa ia rela jikalau harga kambing tersebut ditawar lebih rendah oleh perjaka itu dan ia tidak merasa rugi sedikit pun.
Alhasil saat perjaka itu menawar dengan harga 450 ringgit atau sekitar 1,4 juta rupiah, si pedagang pribadi menyepakatinya. Dan perjaka itu pun minta kambing tersebut dikirimkan ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi sang pedagang berjualan.
Ketika mengirimkan kambing dan sempurna berada di rumah yang dituju, kaki si pedagang pribadi gemetar tak menentu. Bagaimana tidak, si pembeli yang tak lain yakni perjaka itu ternyata tinggal di suatu gubuk lama yang cuma berlantaikan tanah.
“Saya tidak menyaksikan wilayah tidur, kursi, meja terlebih televisi. Saya cuma menyaksikan seorang ibu bau tanah yang berbaring lumpuh di ruangan beralaskan tikar yang sudah lapuk,” ucap si pedagang.
Hati dan kaki pedagang itu pun kian gemetar kala mendengar ucapan dari si perjaka yang berupaya membangunkan ibunya yang tengah berbaring.
“Saya mendengar perjaka ini membangunkan ibunya. Mak, mak bangkit mak, saya sudah beli kambing untuk kurban,” tiru si pedagang akan ucapan perjaka tersebut.
Melihat kambing itu berada di depan rumahnya, sang ibu pun pribadi memeluk anaknya dengan tangis yang tak tertahankan. Si pedagang pun tak kuasa menyaksikan keharuan yang ia saksikan sendiri di depan mata.
“Pak, ini duit kambing tadi. Maaf kalau saya tawar terlalu murah, ini juga duit yang saya kumpulkan dari hasil kerja dengan orang. Saya sengaja sisihkan untuk berbelanja kambing biar ibu saya dapat berkurban. Sudah lama sekali ingin kurban namun gres kali ini tercapai,” ucap si pemuda.
Mendengar ucapan si pemuda, air mata pedagang itu tak tertahankan dan ia pun memeluk pembeli tersebut karena terharu sekaligus besar hati terhadap tekad si perjaka yang bisa menyanggupi impian ibunya meski kondisinya begitu susah.
Baca Juga:
Semoga kita pun dapat sekuat tenaga menabung dan menyisakan penghasilan guna melaksanakan ibadah kurban yang ditujukan selaku bakti terhadap orangtua. Aamiin
Sumber https://www.kabarmakkah.com
Salah satu kisah yang cukup menghasilkan kita terharu bahkan tak kuasa menahan tangis yakni seumpama yang dikutip dari Eberita. Dalam kisah yang terjadi di Malaysia tersebut diceritakan seorang pedagang binatang kurban yang dihadiri oleh pembeli yang nampak terlihat kurus kering, meski umurnya masih berkisar 20 tahunan.
Sempat ragu dengan niat dari si pembeli, pedagang itu pun tetap mempersilakan biar melihat-lihat kambing yang dijualnya.
“Mari mari, pilih saja dulu, dilihat,” ucap si pedagang.
Setelah menyaksikan dan menyeleksi pilihannya yakni suatu kambing berbulu putih, perjaka tersebut mengajukan pertanyaan terhadap si pedagang kambing, “Yang itu berapa harganya, Pak?”
Sang pedagang lantas menjawab bahwa harga kambing tersebut yakni 500 ringgit atau setara dengan 1,6 juta rupiah. Entah kenapa dalam diri si pedagang merasa bahwa ia rela jikalau harga kambing tersebut ditawar lebih rendah oleh perjaka itu dan ia tidak merasa rugi sedikit pun.
Alhasil saat perjaka itu menawar dengan harga 450 ringgit atau sekitar 1,4 juta rupiah, si pedagang pribadi menyepakatinya. Dan perjaka itu pun minta kambing tersebut dikirimkan ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi sang pedagang berjualan.
Ketika mengirimkan kambing dan sempurna berada di rumah yang dituju, kaki si pedagang pribadi gemetar tak menentu. Bagaimana tidak, si pembeli yang tak lain yakni perjaka itu ternyata tinggal di suatu gubuk lama yang cuma berlantaikan tanah.
“Saya tidak menyaksikan wilayah tidur, kursi, meja terlebih televisi. Saya cuma menyaksikan seorang ibu bau tanah yang berbaring lumpuh di ruangan beralaskan tikar yang sudah lapuk,” ucap si pedagang.
Hati dan kaki pedagang itu pun kian gemetar kala mendengar ucapan dari si perjaka yang berupaya membangunkan ibunya yang tengah berbaring.
“Saya mendengar perjaka ini membangunkan ibunya. Mak, mak bangkit mak, saya sudah beli kambing untuk kurban,” tiru si pedagang akan ucapan perjaka tersebut.
Melihat kambing itu berada di depan rumahnya, sang ibu pun pribadi memeluk anaknya dengan tangis yang tak tertahankan. Si pedagang pun tak kuasa menyaksikan keharuan yang ia saksikan sendiri di depan mata.
“Pak, ini duit kambing tadi. Maaf kalau saya tawar terlalu murah, ini juga duit yang saya kumpulkan dari hasil kerja dengan orang. Saya sengaja sisihkan untuk berbelanja kambing biar ibu saya dapat berkurban. Sudah lama sekali ingin kurban namun gres kali ini tercapai,” ucap si pemuda.
Mendengar ucapan si pemuda, air mata pedagang itu tak tertahankan dan ia pun memeluk pembeli tersebut karena terharu sekaligus besar hati terhadap tekad si perjaka yang bisa menyanggupi impian ibunya meski kondisinya begitu susah.
Baca Juga:
- Subhanallah.. Inilah Hikmah Ibadah Qurban
- Berkeinginan Untuk Bisa Berkurban, Perjuangan Nenek Ini Sungguh Mengharukan
- Sebelum Berkurban, Haram Memotong Kuku Dan Rambut. Benarkah?
Semoga kita pun dapat sekuat tenaga menabung dan menyisakan penghasilan guna melaksanakan ibadah kurban yang ditujukan selaku bakti terhadap orangtua. Aamiin
0 Komentar untuk "Karena Ini, Kaki Pedagang Binatang Kurban Pribadi Gemetar Di Saat Mengirim Ke Tempat Tinggal Pembeli"