Analisis Moral Islam Dan Barat



A.    Menganalisis Wacana Etika Islam dalam kebebasan
Agama islam sudah menentukan bahwa insan diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala  dengan dibekali banyak sekali kekuatan, talenta dan potensi. Potensi-potensi ini sanggup diarahkan dan dipergunakan untuk kebaikkan sebagaimana ia juga sanggup diarahkan dan dipergunakan untuk keburukan. Potensi ini bukan berupa kebaikan semata dan bukan pula berupa kejelekan semata. Meskipun kesempatan terhadap kebaikan pada sebagian orang kadang-kadang lebih kuat, sebagaimana kesempatan terhadap kejelekan pada sebagian insan yang lain juga kadang-kadang lebih kuat. Antara keduanya terdapat perbedaan yang cuma dikenali oleh Allah Ta’ala.[1] Di dalam hadits shahih Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَي الْفِطْرَةِ.[2]
“setiap anak dilahirkan di atas fitrah (asal insiden yang bersih, sanggup memperoleh baik dan buruk)”. (Bukhari)
            Di dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
النَّاسَ مَعَادِنٌ كَمَعَادِنِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقِهُوا.[3]
“Manusia itu bagaikan tambang, menyerupai tambang emas dan perak. Yang terbaik diantara mereka di masa jahiliyah yakni yang terbaik diantara mereka di masa Islam apabila mereka mengetahui ajaran.” (Bukhari)
Keterangan di atas diperkuat oleh firman Allah Ta’ala:
<§øÿtRur$tBur$yg1§qyÇÐÈ$ygyJolù;r'sù$yduqègéú$yg1uqø)s?urÇÑÈ
Artinya :
“dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan terhadap jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (asy-Sams:7-8)
Yakni Allah menicptakan jiwa dalam kondisi disempurnakan dan seimbang, sanggup memperoleh ketakwaan dan kefasikan, dan siap menerimapengaruh baik dan buruk.
            Allah membekali insan dalam hidupnya ini dengan kecerdikan fikiran yang sanggup dipergunakan untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil dalam urusan aqidah, dan membedakan antara yang bagus dan yang jelek dalam urusan perbuatan, dan sanggup membedakan antara yang benar dan yang dusta dalam hal ucapan.
            Allah juga menggariskan bagi insan jalan kebenaran , kebaikan dan kejujuran lewat kitab-kitab yang diturunkanNya dan lewat rasul-rasul yang diutusNya. Selama kecerdikan fikiran insan yang sanggup membedakan hal-hal tersebut masih ada, kesanggupan untuk berbuat masih baik, dan manhaj yang digariskan Allah masih jelas, maka memiliki arti insan mempunyai kebebasa untuk berkehendak dan keleluasaan untuk menentukan perbuatan.
            Manusia mesti mengarahkan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya guna menentukan untuk dirinya, apakah kebenaran ataukah kebathilan, kebaikan ataukah keburukan, kejujuran ataukah kedustaan yang dipilihnya.[4]
            Di dalam al-Qur’an Allah berfirman:
$¯RÎ)çm»uZ÷ƒyydŸ@Î6¡¡9$#$¨BÎ)#[Ï.$x©$¨BÎ)ur#·qàÿx.ÇÌÈ
“Sesungguhnya Kami sudah menunjukinya jalan yang lurus. Ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (al-Insan:3)
            Diantara insan ada yang menempuh jalan lurus, sehingga ia menjadi orang yang bersyukur. Dan ada pula yang menempuh jalan bengkok, sehingga ia menjadi kafir.
            Mengenai pemahaman ini Allah juga berfirman:
çm»oY÷ƒyydurÈûøïyôÚ¨Z9$#ÇÊÉÈ
 “dan Kami sudah menampilkan kepadanya dua jalan.” (al-Balad:10)
            Setiap insan bertnggungjawab untuk membersihkan dirinya dan memperbaikinya hingga ia sanggup meraih kesempurnaanya yang yang sudah diputuskan baginya. Dengan ilmu dan amal shaleh itulah jalan jalan yang mesti ditempuh untuk meraih keberuntungan dan kebahagiaan. Jika mengabaikan hal di atas, itulah jalan menuju kegagalan dan kerugiannya.
           

Allah berfirman:
ôs%yxn=øùr&`tB$yg8©.yÇÒÈôs%urz>%s{`tB$yg9¢yŠÇÊÉÈ
“ Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (asy-Syams:9-10)
            Allah juga berfirman:
È@t/ß`»|¡RM}$#4n?tã¾ÏmÅ¡øÿtR×ouŽÅÁt/ÇÊÍÈöqs9ur4s+ø9r&¼çntƒÏŒ$yètBÇÊÎÈ
“ bahkan insan itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, walaupun Dia mengemukakan alasan-alasannya.” (al-Qiyamah:14-15)
            Ayat-ayat al-Qur’an yang menentukan keleluasaan insan sungguh banyak sekali. Di antaranya yakni firman Allah:
ô`¨BŸ@ÏHxå$[sÎ=»|¹¾ÏmÅ¡øÿuZÎ=sù(ô`tBuruä!$yr&$ygøŠn=yèsù3$tBury7/u5O»¯=sàÎ/ÏÎ7yèù=Ïj9ÇÍÏÈ
“Barangsiapa yang melakukan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa melakukan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya.” (fushshilat:46)
            Di dalam ayat ini Allah menyandarkan amal yang bagus dan jelek terhadap manusia. Andaikata insan tidak bebas bersedekah tentu amal perbuatan tidak disandarkan kepadanya.
            Al-Qur’an sungguh-sungguh mengatakan tentang banyak sekali kerusakan dan kejahatan yang mengelilingi manusia, kemudian al-Qur’an menerangkan bahwa itu semua bukanlah dari amal perbuatan insan semata.
            Seperti firman Allah:
tygsßߊ$|¡xÿø9$#ÎûÎhŽy9ø9$#̍óst7ø9$#ur$yJÎ/ôMt6|¡x.Ï÷ƒr&Ĩ$¨Z9$#Nßgs)ƒÉãÏ9uÙ÷èt/Ï%©!$#(#qè=ÏHxåöNßg¯=yès9tbqãèÅ_ötƒÇÍÊÈ
Artinya :
“telah nampak kerusakan di darat dan di bahari disebabkan lantaran perbuatan tangan manusi, supay Allah mencicipi terhadap mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).”(ar-Ruum:41)
            Apa yang ditetapkan ole al-Qur’an inilah yang dicicipi oleh insan dari dirinya. Ia mencicipi bahwa ia melakukan amal-amalnya yang dapat diusahakan dengan kehendak dan ikhtiarnya semata, lantaran insan diciptakan Allah mempunyai kemerdekaan dan keleluasaan untuk menentukan pilihannya (karena sudah dibekali dengan kecerdikan dan hati).[5]
`yJÏ9uä!$x©öNä3ZÏBbr&tLìÉ)tGó¡oÇËÑÈ$tBurtbrâä!$t±n@HwÎ)br&uä!$t±oª!$#>ušúüÏJn=»yèø9$#ÇËÒÈ
Maksud  ayat di atas aalah bahwa insan tidak akan menginginkan sesuatu bila yang dikehendaki itu berada dalam batas-batas kehendak Allah. Makara kehendak insan bukanlah kehendak yang berdiri sendiri, lepas dari kehendak Allah. Sementara itu Allah sudah berkehendak untuk insan mudah-mudahan ia menentukan salah satu dari dua jalan, yakni jalan isyarat atau jalankesesatan. Apabila ia sudah menentukan jalan yang pertama, maka ia berada dalam bulat kehendak tuhan.[6]
B.     Menganalisis Wacana Etika Islam dalam Tanggung jawab
حَدَّثَنَابِشْرُبْنُمُحَمَّدٍالْمَرْوَزِيُّقَالَأَخْبَرَنَاعَبْدُاللَّهِقَالَأَخْبَرَنَايُونُسُعَنْالزُّهْرِيِّقَالَأَخْبَرَنَاسَالِمُبْنُعَبْدِاللَّهِعَنْابْنِعُمَرَرَضِيَاللَّهُعَنْهُمَاأَنَّرَسُولَاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَيَقُولُكُلُّكُمْرَاعٍوَزَادَاللَّيْثُقَالَيُونُسُكَتَبَرُزَيْقُبْنُحُكَيْمٍإِلَىابْنِشِهَابٍوَأَنَامَعَهُيَوْمَئِذٍبِوَادِيالْقُرَىهَلْتَرَىأَنْأُجَمِّعَوَرُزَيْقٌعَامِلٌعَلَىأَرْضٍيَعْمَلُهَاوَفِيهَاجَمَاعَةٌمِنْالسُّودَانِوَغَيْرِهِمْوَرُزَيْقٌيَوْمَئِذٍعَلَىأَيْلَةَفَكَتَبَابْنُشِهَابٍوَأَنَاأَسْمَعُيَأْمُرُهُأَنْيُجَمِّعَيُخْبِرُهُأَنَّسَالِمًاحَدَّثَهُأَنَّعَبْدَاللَّهِبْنَعُمَرَيَقُولُسَمِعْتُرَسُولَاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَيَقُولُكُلُّكُمْرَاعٍوَكُلُّكُمْمَسْئُولٌعَنْرَعِيَّتِهِالْإِمَامُرَاعٍوَمَسْئُولٌعَنْرَعِيَّتِهِوَالرَّجُلُرَاعٍفِيأَهْلِهِوَهُوَمَسْئُولٌعَنْرَعِيَّتِهِوَالْمَرْأَةُرَاعِيَةٌفِيبَيْتِزَوْجِهَاوَمَسْئُولَةٌعَنْرَعِيَّتِهَاوَالْخَادِمُرَاعٍفِيمَالِسَيِّدِهِوَمَسْئُولٌعَنْرَعِيَّتِهِقَالَوَحَسِبْتُأَنْقَدْقَالَوَالرَّجُلُرَاعٍفِيمَالِأَبِيهِوَمَسْئُولٌعَنْرَعِيَّتِهِوَكُلُّكُمْرَاعٍوَمَسْئُولٌعَنْرَعِيَّتِهِ (روه بخاري)   
Artinya :
Telah menceritakan terhadap kami Bisyr bin Muhammad Al Marwazi berkata, sudah mengabarkan terhadap kami 'Abdullah berkata, sudah mengabarkan terhadap kami Yunus dari Az Zuhri berkata, sudah mengabarkan terhadap kami Salim bin 'Abdullah dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian yakni pemimpin." Al Laits menambahkan; Yunus berkata; Ruzaiq bin Hukaim menulis surat terhadap Ibnu Syihab, dan pada di saat itu saya bersamanya di Wadi Qura (pinggiran kota), "Apa pendapatmu jikalau saya menghimpun orang untuk shalat Jum'at?" -Saat itu Ruzaiq bertugas di suatu kawasan dimana banyak jama'ah dari negeri Sudan dan yang lainnya, yakni di negeri Ailah-. Maka Ibnu Syihab membalasnya dan saya mendengar beliau mengutus (Ruzaiq) untuk mendirikan shalat Jum'at. Lalu mengabarkan bahwa Salim sudah menceritakan kepadanya, bahwa 'Abdullah bin 'Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian yakni pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung balasan atas yang dipimpinnya. Imam yakni pemimpin yang hendak diminta pertanggung balasan atas rakyatnya. Seorang suami yakni pemimpin dan akan dimintai pertanggung balasan atas keluarganya. Seorang isteri yakni pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung balasan atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu yakni pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung balasan atas urusan tanggung jawabnya tersebut." Aku mengira Ibnu 'Umar menyebutkan: "Dan seorang pria yakni pemimpin atas harta bapaknya, dan akan dimintai pertanggung balasan atasnya. Setiap kalian yakni pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung balasan atas yang dipimpinnya." (Diriwayatkan Oleh Bukhori)[7]
            Tindakan yang senggaja dilakukan seseorang memiliki arti orang tersebut mesti bertanggung jawab terhadap langkah-langkah yang dipilihj dengan sengaja. Hal ini bahwa seseorang mesti sanggup menyampaikan berkata jujur terhadap hati nuraninya, bahwa tinddakan tersebut sesuai dengan penerangan dari hati nurani tersebut. Menanyakan terhadap hati nuraninya bahwa beliau berbuat baik dan tidak berbuat jahat, setidak-tidaknya menurut kepercayaan yang ada dalam hati nuraninya. Tanggung jawab yakni kepercayaan diri bahwa langkah-langkah yang diseleksi tersebut yakni yang baik.

C.    Menganalisis Wacana Etika Islam dalamHak dan Kewajiban
“sesuatu dengan tidak merugikan orang lain”. Mendekati dengan arti itu apa yang sudah dibilang oleh Spencer yaitu, tiap insan yang merdeka berbuat menurut apa yang dikehendakinya, asal tidak melanggar kemerdekaan orang lain. Pendeknya bahwa hak kemerdekaan ini mengharapkan mudah-mudahan tiap-tiap orang diperlakukan sebagaai manusia, bukan selaku barang. Kerena yang demikian itu maka tidak boleh adanya hamba sahaya, bertangan besi, kerja paksa dan sebagainya. [8]
Adapun macam-macam kemerdekaan adalah
  1. Kemerdekaan musuh dibandingkan dengan penghambaan
  2. Kemerdekaan bangsa-bangsa, yang memiliki arti tidak tunduk terhadap kekuasaan asing.
  3. Kemerdekaan kemajuan, merupakan tiap-tiap orang kondusif dari perlakuan curang terhadap miliknya. Kemerdekaan ini melahirkan keleluasaan berpendapat,dll.
  4. Kemerdekaan politik, merupakan tiap-tiap orang mempunyai hak untuk turut mengontrol pemerintahan negerinya dan menentukan wakilnya dalam penyeleksian umum.
ü  Hak mempunyai
Hak mempunyai nyaris menjadi pecahan yang menyempurnakan hak kemerdekaan, lantaran insan itu tidak sanggup mempertinggi dirinya menurut kehendaknya. Hak mempunyai ini diadakan lantaran alat-alat hidup tidak cukup untuk kesempatan tiap-tiap manusia, sehingga saling berebut untuk mencapainya, dan cinta diri itu mengharapkan memilki sesuatu, maka timbullah hak mempunyai itu.[9]
Dengan persepsi sepintas kita sanggup mengetahui bahwa hak mempunyai itu ada dua macam. Terkadang ada milik khas, menyerupai milik perseorangan, menyerupai buku, rumah, dll. Dan yang kadang-kadang menjadi milik biasa seperti, kereta api, museum, gedung, barang kuno, dll. Barang-barang yang kita katakan milik biasa merupakan yang disebut millik pemerintah, lantaran pemerintah itu mewakili rakyat, maka pemerintah mengontrol barang-barang itu dan mempergunakannya selaku wakil mereka.[10]
Hak milik ini menentukan dua kewajiban. Wajib bagi orang banyak untuk menghormati milik perseorangan, tidak mengganggunya dengan mencuri dan mengambilnya dengan paksa. Kemudian wajib bagi pemilik untuk mempergunakannya dengan sebaik-baiknya.[11]
ü  Hak mendidik
Setiap insan mempunyai hak mendidik diri dan belajar menurut kecakapan dan bakatnya. Ia mempunyai hak belajar membaca, menulis, mempertinggi kecakapannya dalam ilmu wawasan menurut apa yang dikehendaki oleh talenta dirinya. Manusia diberi hak ini lantaran pendidikan itu yakni pecahan untuk meraih kemerdekaan dan alat untuk hidup yang tinggi. [12]
Wajib bagi pemerintah mengenai hak tersebut merupakan menawarkan alat-alat bagi tiap-tiap orang untuk sanggup menjadi anggota yang bagus dalam masyarakat, tahu akan hak-haknya dan tahu akan kewajibannya. Kemudian wajib pula bagi pemerintah menawarkan guru-guru yang cukup piawai melaksanakan kepentingan itu, dan wajib bagi hartawan dan para perhimpunan-perhimpunan membantu pemerintah di dalam penyiaaran ilmu umtuk meraih maksud tersebut.[13]

ü  Hak-hak perempuan
Perempuan hingga hari ini belum meraih seprti hak-hak orang laki-laki, walaupun sudah mengarah kearah itu lewat beberapa langkah yang amat luas. Dalam kurun pertengahan hingga kurun kesembilan belas, orang permpuan di Eropa tak mempunyai sesuatu dari hak-hak yang berafiliasi dengan Negara, dan pendidikannya cuma mengenai pelajaran memasak, mendidik anak, menjahit pakaian, dan yang lebih tinggi lagi ditambah dengan pelajaran musik.
Di zaman kini ini perempuan sudah melangkah lebih jauh untuk meraih hak-haknya. Perempuaan di Amerika Serikatlah yang paling cepat langkahnya, kerena mereka sudah diberikan hak masuk di perguruan tinggi tinggi  setelah sekolah menengah, hak perkawinwnnya sama dengan laki-laki, singkatnya perempuan Amerika nyaris sama kedudukannya dengan pria di dalam semua hak-haknya.
Kebanyakan luar biasa fikir (filosuf) menyatakan bahwa peremouan akan terus berjalanhingga meraih yang tersebut di bawah ini :
  1. Perbuatan orang perempuan ditimbang dengan ukuran susila sebagaimana ditimbang juga dengan perbuatan orang pria dengan ukuran itu. Dapat dibilang bahwa perbuatan orang perempuan dan pria pada masa sekarang tidak dilihat dengan satu persepsi dan tidak dihukumi dengan satu hokum.
  2. Orang perempuan akan mempunyai kekuasaan di rumah sama dengan kekuasaan pria dan menjadi kawannya menurut praktik di dalam kebahagiaan rumah tangga.
  3. Akan terdidik dengan didikan yang lebih baik dari pendidikannya kini sehingga sanggup mendidik anaknya dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan.
  4. Akan mempunyai hak-hak yang mengenai negaranya menyerupai suaminya.
  5. Perempuan diperkenankan menjabat di kantor yang ia menghajatkannya, menyerupai ditinggal mati oleh suaminya.
Bagi seorang perempuan wajib mengetahui kewajiban-kewajibannya disamping hak-haknya. Wajib mengambil haknya dengan tepat dan melaksanakan keharusan dengan tepat pula. Perempuan bertanggung jawab tentang hal ihwal rumah tangganya, pendidikan anaknyadan bertanggung jawab atas kemerdekaan yang ia milki.
ü  Kewajiban
Perkataan “wajib” dipergunakan untuk perbandingan perkataan “hak”. Sebagian luar biasa etika menyatakan bahwa : “ wajib itu yakni perbuatan susila yang ditimbulkan oleh bunyi hati”. Ulama susila bertikai cara bagaimana membagi-bagi wajib, diantara mereka ada yang membagi bahwa wajib itu dibagi menjadi :[14]
  1. Kewajiban perseorangan
  2. Kewajiban kemasyarakatan
  3. Kewajiban terhadap Allah Swt
Pembagian ini tidak terbatas, maka jikalau tiap-tiap keharusan sanggup dikembalikan terhadap ketiga pecahan di atas.
Ada juga yang membagi keharusan itu menjadi dua:
  1. Kewajiban terbatas
  2. Kewajiban tidak terbatas
Kewajiban insan itu majemuk dan berbeda-beda, maka  setiap kondisi hidup menentukan keharusan yang tertentu. Karena  insan itu berbeda-beda, kita bisa menyaksikan dari banyak sekali macam sudut pandang :
  1. Menurut kekayaan
  2. Menurut tingkat dan derajat
  3. Menurut pekerjaan
Kewajiban-kewajiban yang terpenting[15]
  1. Kewajiban insan terhadap Allah
Dialah yang mengontrol segala yang ada di alam ini, Dia yakni diam-diam apa yang sanggup kita lihat dari ketertiban yang sungguh tersusun rapi, dan mengontrol semuanya dengan sungguh teratur, bintang yang sungguh terorganisir jalannya, matahari tidak mengejar-ngejar bulan, serta malam tidak mendahului siang, ekspresi dominan silih berganti dengan mengherankan, pohon dan hewan yang hidup yang sungguh sukar untuk kita gambarkan. Kekuatan itu yakni Allah Swt yang memelihara dan mengasuh seluruh makhluk di ‘alam ini.
Kepada kekuatan inilah kita berhutang budi dengan segala sesuatu, dengan hidup kita, kesehatan, perasaan dan dengan segala kesenangan hidup dan kenikmatan yang beraneka warna. Maka wajib kita mentaati segala perintah-Nya, mencintai-Nya, menjunjung tinggi dan bersyukur kepada-Nya. Meninggalkan segala sesuatu yang tidak boleh oleh-Nya. Sungguh tidak akan cukup kebanggaan yang kita haturkan kepada-Nya untuk membalas segala anugrah yang sudah diberikan terhadap kita, lantaran Ialah yang mempunyai segala  kebanggaan tersebut, dan Ialah yang menciptaakan segala sesuatu, maka pantaslah dan wajiblah bagi kita untuk senantiasa taat kepada-Nya.
Sebaik-baiknya cara bersyukur yakni tunduk terhadap peraturan-peraturan susila dan berbuat menurut peraturannya, lantaran Allah mencipta alam ini, membuat kebahagiaan, dan sebagainya. Apabila hati kita sarat percaya bahwa peraturan-peraturan susila itu yakni perintah Allah, pasti akan muncul perbuatan dengan kekuatan yang membuat lebih mempunyai efek pengaruhnya dan membuat lebih banyak manfaatnya.
  1. Kewajiban insan terhadap bangsanya (kebangsaan)
Kebangsaan yakni kecintaan insan terhadap negerinya tanah orang renta dan nenek moyangnya. Kita cinta terhadap negeri kita lantaran kita dan negeri  tersebut mempunyai kekerabatan yang erat. Udara dan tanahnya membentuk kita sehingga undang-undangnya menjadi budbahasa kebiasaan kita, dari cara makan, berbicara, dan cara berpakaian menjadi cara kita. Kita rindu kepadanya jikalau meninggalkannya,dan gembira jikalau bersahabat dengannya. Cinta tanah air yakni nyaris menjadi tabi’at seluruh insan yang ada di tampang bumi ini.
Setiap insan sanggup berkhidmat terhadap negerinya dengan beberapa jalan :
1.      Membela negeri bila diserang atau dilanggar kemerdekaannya
2.      Membaktikan hidupnya terhadap negeri
3.      Menunaikan kewajiban
4.      Memajukan hasil negeri

D.    Menganalisis Wacana Etika Islam dalam baik dan buruk
Etika berbicara.

@è%urÏŠ$t7ÏèÏj9(#qä9qà)tƒÓÉL©9$#}Ïdß`|¡ômr&4¨bÎ)z`»sÜø¤±9$#éøu\tƒöNæhuZ÷t/4¨bÎ)z`»sÜø¤±9$#šc%x.Ç`»|¡SM Ï9#xrßtã$YZÎ7BÇÎÌÈ
53.  Dan Katakanlah terhadap hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu mengakibatkan perkelahian di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu yakni musuh yang kasatmata bagi manusia.
Ada lima tahap etika islam yang bersifat preventif dan kuratif yakni :
1.      Pandai-pandai mencari kawan yang baik, mudah-mudahan tidak bergaul dengan orang-orang yang jelek tabiat. Karena watak jelek ini sukar untuk dibersihkan di saat sudah menodai jiwa seseorang;
2.      Olah raga fikir bagi kesehatan mental sam pentingnya dengan olah raga bagi kesehatan badan.
3.      Memelihara kesucian kehormatan dengan cara tidak merangsang nafsu;
4.      Menyesuaikan rencana dengan perbuatan yang bagus mudah-mudahan tidak terjerat dengan kebiasaan jelek yang merugikan;
5.       Berusaha memperbaiki diri, diawali dengan mencari dan mengetahui kehabisan diri;
Etika seseorang yang berakhlaq baik akan secara sepontan melaksanakan kebaikan, demikian orang yang berakhlaq jelek akan impulsif akan melakukan  kejahatan begitu peluang.[16]

Hubungan antara baik dan jelek berhubungan dengan analisa moral . untuk menerangkan hububungan analisa dimaksud . kekerabatan baik dan jelek yakni jikalau sesuatu langkah-langkah moral tidak baik, maka langkah-langkah tersebut yakni jelek . derajat jelek tidaklah sama.
E.     Menganalisis Wacana Etika Islam dalamkebaikkan dan kebahagian
ü  Kebaikkan
Etika sering disebut selaku cabang filsafat nilai yang membicarakan tentang norma-norma langkah-langkah dan penelusuran watak moralitas dalam tindakan-tindakan yang dilakukan manusia. Majid Fahkri (1991:ix) membagi kajian etika menyangkut empat bidang, yakni (1) moralitas menurut Kitab Suci (2) etika teologis, (3) Etika kefilsafatan, dan (4) keaagamaan.
Sedangkan menurut Haidar Baqir (2005;203) beberapa prinsip utama etika islam yang dirumuskan para filosof muslim antara lain yakni :  pertama,  etika islam berpihak pada teori yang bersifat univesal dari fitri. Al-Qur’an, Mengatakan,
$ygyJolù;r'sù$yduqègéú$yg1uqø)s?urÇÑÈôs%yxn=øùr&`tB$yg8©.yÇÒÈôs%urz>%s{`tB$yg9¢yŠÇÊÉÈ
Artinya :
“ maka beliau (Allah swt) mengilhamkan kepadanya (jiwa manusia)yang salah dan yang benar. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya. Dan sesungguhnya rugi besar orang orang yang mengotorinya”. (Qs Al-syams (91) :8-10)
Semua insan baik muslim maupun nukan muslim pada hakikat nya mempunyai wawasan fitri tentang baik dan buruk.  Kedua, moralitas dalm islam didasarkan pada keadilan yakni menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dalam Al-Qur’an dibilang bahwa kaum muslim selaku umat yang mengambil “jalan tengah” atau berada dipertengahan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa urusan yang bagus yakni pertengahan.  Hal ini menunjukkan, nilai suatu perbuatan diyakini Relatif terhadap suasana atau konteks dan tujuan perbuatan yang dilakukan. Unsur pertama dalam konteks ini yakni niat. Ketiga, bahwa langkah-langkah moral diandalkan pada karenanya akan mengahasilakan kebahagiaan bagi si pelaku. Seperti yang dikemukakan dalam Al-Qur’an Surat Luqman (31) ayat 5, Al-Baqarah Ayat 58, Al’araf (7) ayat (6).
ü  Kebahagian
Melaluipelbagaikalimatdanpertanyaan, dalam Al-Qur’an ungkapankebahagiaanmerupakantumpuancitadanharapanmanusiadalamkehidupannya.[17]Pernyataantersebutmengandungsegalaproblematika yang melukiskanadanyakesenangan yang bersifatsementara, mendorongmanusiamencapaikebahagiaan yang kekaldansejati.
Pernyataan-pernyataantersebutdikemukakandalampelbagaiungkapan, antara lain sebagaiberikut:
1.      Lazat, lezat, enakatausedap:
“Dan yakni di surge ituterdapatapa-apa yang diinginkanolehnafsu-nafsudandirasaenakolehpandangan-pandangan, dandidalamnyakamuakankekal.” (QS. A-Zukhruf: 71).
2.      Ni’mah, yang berartinikmat:
“Tidaklahkamulihat, bahwa Allah telahmemudahkanuntukkamuapa-apa yang ada di langitdanapa-apa yang ada di bumi, danIatelahsempurnakanataskamunikmat-nikmat-Nya, yang zahirdan yang bathin.” (QS. Luqman: 20).
3.      Aflaha, beruntungatauberbahagia:
“Sungguhberbahagialah orang-orang yang beriman.”(QS. Al-Mu’minun: 1).
Dan lain-lain sebutan yang melambangkanadanyakebahagiaan, kesenangan, kenikmatan, dansebagainya.
Denganketerangandanungkapan-ungkapantersebut, nyatalahpersesuaiannyadenganfitrahmanusia yang diciptakan Allah.Allah yang menciptakanfitrahkecenderunganmanusiamencarikebahagiaan, merasakankelezatandanmenikmatiketenanganhidupdanfitrahtersebut.Kesenangan yang bersifatsementaradan relative singkatadalahkesenangandalamkehidupanduniaini, sedangkankesenanganakhiratitulah yang lebihbaikdanlebihkekal, danitulahkebahagiaansejati:[18]
“ Katakanlah: Kesenanganduniainisedikit, danakhiratitulebibaikbuat orang yang berbakti…..” (QS. An-Nisa’: 77).
Sementaraitu, kesenangan yang bersifatsementaraitubanyaksekalimenipu orang sehinggadianggapnyaitulahkebahagiaan yang sejati.Orang yang tertipudengankesenangan yang keliruitudapatdiumpamakankumbang yang tertarikmemandangkeindahansinarlampu di waktumalam.[19]
Gambaran-gambarankebahagiaan, kegembiraandankesenanganitudidapati di dunianyata yang bersifatsementaraini, sifatnyaterbatasdanjangkawaktunya relative singkat.Betapaempuknyapangkatdanjabatan, betapamesranyacintaterhadapseseorang, betapaharunyaperjumpaan di balikperpisahan, namunsemuaituakansirnalaksanaembun yang dipukulsinarmatahari.
Karenaitudicarilahkebahagiansejati, kebahagiaan yang takkunjungpadam.Dan nilai-nilaikebahagiaanituhanyadidapatipadajalanmardlatillah, jalan yangdisukai Allah.Tegasnya di sisi Allah jualahnantididapatikesenangan yang kekal, ataukebahagiaan yang kekal berupa nirwana yang dijanjikankepadahamba-hamba-Nya yang shalih.[20]

IV.             Menganalisis Wacana Filsafat Barat Dalam Beriteka
V.                Pemikiran etika Plato.
Menurut Plato, Orang yang sanggup dibilang baik apabila orang tersebut dikuasai oleh kecerdikan budi. Sebaliknya orang dibilang jelek apabila orang tersebut dikuasai oleh kesempatan nafsu. Selama insan dikuasai nafsu dan emosi, maka diri insan tersebut dikuasai oleh sesuatu diluar dirinya.

VI.             Etika menurut Aristoteles.
      Etika yakni ilmu tentang langkah-langkah tepat dalam bidang yang khas dari manusia. Tujuan etika bukanlah wawasan melainkan praxis, yaitu bukan mengetahui apa yang disebut itu baik, melainkan bikin orang hidup dengan baik. Misalnya, tujuan yang lebih jauh yakni uang. Uang dicari bukan untuk duit itu sendiri tetapi lantaran duit merupakan fasilitas untuk meraih tujuan yang lebuh jauh, menyerupai untuk makan sehari-hari. Sedangakan tujuan yang dicari untuk dirinya sendiri yakni eudaimonia atau kebahagian dan ini lah tujuan simpulan manusia.

VII.          Etika Menurut Epicuros.
Kebahagian merupakan inti pemikiran moral Epicuros yakni kenikmatan. Hakekat menurut Epicuros yakni kenyamanan jiwa yang tenang, yang tidak sanggup dikejutkkan dari keleluasaan dan perasaan galau apapun dan dibingungkan oleh apapun.
 Etika Epicuros bersifat privatistik, yakni penelusuran kebahagian pribadi. Apikuros menasehati mudah-mudahan orang menawan diri dari kehiduoan didepan umum. Epicurianisme tidak mencari lezat sebanyak-banyaknya, melainkan memaklumkan seni kehidupan yang memaksimalkan ketenangan dan keleluasaan dari penderitaan ditengah-tengah dunia.

VIII.       Etika Menurut STOA.
Etika Stoa diketahui selaku seni hidup yang menampilkan jalan kearah kebahagian. Stoa mengaharapkan kebahagian dari kesuksesan hidup manusia. Kehidupan insan diputuskan oleh aturan alam semesta, insan sanggup menjaga dirinya apabila beradaptasi dengan aturan alam. Filsafat Stoa Mengukapkan cita-citanya selaku Autarkia,  yaitu bahwa insan sama sekali berdiri pada dirinya sendiri. Autarkia yakni kemandirian insan dalam dirinya sendiri, Autarkia juga pertahanan diri tepat (Frans Magnis Suseno, 1997:58)

IX.             Immanuel Kant (1724M)
Menurut Kant moralitas menyangkut baik dan buruk. Namun bukan asal pilih baik dan buruk. Dalam bahasa kant yang bagus pada dirinya sendiri, yang bagus tanpa pembatasan sama sekali. pertama ia sanggup menyanggupi kewajibannya tersebut lantaran hal itu menguntuungng menjadikan. Misalnya, menadapat nama baik. Kedua, ia menyanggupi kewajibannya lantaran merasa pribadi terdorong dalam hatinya. Misalnya,  menbantu orang lantaran balas kasihan. Ketiga, ia menyanggupi kewajibannya demi kewajibannya itu, atau lantaran menyanggupi apa yang menjadi kewajibannya.

X.                Konsep Tanggung Jawab Manusia Menurut Confusius[1]
Etika Confusius senantiasa menekankan bahwa seorang insan dalam keterkaitannya dengan insan lain mesti mengikuti tatacara kehidupan yang sudah dibangun oleh para bijak antik sesuai dengan tatacara alam (Tao).[2] Melihat aksentuasi pemikiran etika ini, penulis menyadari bahwa pemikiran etika Confusius tentang tanggung jawab insan sanggup dilihat dari pandangannya mengenai ‘Sam Kang’ (tiga kekerabatan tata krama).[3] Pada prinsipnya ‘Sam Kang’ ini berencana untuk mengarahkan sikap hidup insan untuk bikin kekerabatan yang serasi terhadap sesamanya. Adapun tata kekerabatan ‘Sam Kang’ ini yakni selaku berikut:
1.      Hubungan baik seorang raja dengan menterinya (hubungan antara atasan dengan bawahan).
Ajaran etika ini sanggup dilihat di dalam Kitab Sabda Suci III:19 yang menyatakan: “Seorang pemimpin hendaknya memerintah pembantunya sesuai dengan Kesusilaan dan seorang pembantu mengabdi pemimpinnya dengan Kesetiaan”.[4]Tampaknya pemikiran Confusius ini hendak menggambarkan sikap seorang pemimpin yang bagus dan bijaksana. Seorang pemimpin tidak boleh bersifat adikara terhadap bawahannya. Ia juga mesti bersifat arif dan bijaksana terhadap orang yang dipimpinnya. Begitu juga sebaliknya seorang bawahan haruslah sanggup menghormati atasannya sebagaimana layaknya seorang atasan.

2.      Hubungan baik antara orangtua dan anak
Ajaran etika Confusius hendak mengajarkan sikap seorang ayah dan anak yang baik. Menurut pendapatnya: “Raja berfungsi selaku raja, menteri berfungsi selaku menteri, ayah berfungsi selaku ayah dan anak berfungsi selaku anak.” (Lun Gi XII:11)[5].Inti pemikiran Confusius ini hendak mengajarkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, seorang mesti sanggup menempatkan status dan fungsi sosialnya dengan baik, entah dalam keluarga dan masyarakat. Seorang ayah mesti menampilkan sikap seorang ayah bagi anak-anaknya. Begitu sebaliknya seorang anak mesti sanggup menggembirakan hati orangtuanya dan masyarakat. Perkataan Confusius di atas merupakan suatu nasehat untuk menggambarkan bahwa dalam kehidupan keluarga, hendaklah ‘yang tua’ bersedia menghormati ‘yang muda’. Demikian juga sebaliknya orang muda mesti berbakti terhadap orang tua, baik orang renta yang berada di dalam maupun di luar rumah. Artinya seorang muda (usianya) juga mesti menghormati orang yang lebih tua, walaupun bukan orang renta kandungnya sendiri. “Seorang muda, di rumah hendaklah berlaku bakti, di luar (rumah) hendaklah bersikap rendah hati, hati-hati sehingga sanggup dipercaya, meletakkan cinta terhadap masyarakat, dan berafiliasi erat dengan orang yang berperi cinta kasih.” (Lun Gi, I:6)[6]. Menurut Confusius kekerabatan baik itu hendaklah dilakukan dengan sarat cinta kasih. Apabila ini terjadi maka akan terwujud keserasian di dalam keluarga dan masyarakat.
3. Hubungan baik antara suami dan isteri
Menurut Confusius kekerabatan suami isteri haruslah didasari pada sifat-sifat yang bagus dan terpuji. Pasangan suami istri yang bagus dan serasi haruslah saling menghormati dan mencintai. Hal ini sanggup kita temui dalam persepsi salah satu muridnya Confusius, Mencius III, 2:2 yang menyampaikan bahwa: “Menurut (mengikuti) sifat-sifat yang benar itulah jalan suci bagi seorang wanita”. Adapun kalimat ini hendak menampilkan bahwa sikap seorang isteri yang bagus haruslah tunduk dan patuh terhadap perintah suaminya. Meski seorang istri sanggup menuruti perintah suaminya, bukan memiliki arti sang suami sanggup berbuat sekehendak hati. Malah sebaliknya seorang suami yang bagus mesti berbuat yang terbaik untuk isterinya. Pasangan suami istri dibutuhkan untuk saling menghormati, rendah hati dan menerapkan nilai-nilai cinta kasih.
H.        Hedonism
Hedonism berasaldaribahasaYunanihedone yang berartinikmat.Pahaminipertama kali dikemukakanolehAristipposdariKyrene, seorangmuridSokrates.Hedonism merupakansebuahkonsep moral yang menyamakanantarakebaikandengankesenangan; kesenanganmerupakantujuanhidupdantindakanmanusia.Dan menurutfahaminikesenanganmerupakanhal yang terbaikbagimanusia.Dan kesenangan yang dimaksudadalah yang bersifatbadani. Hal inisesuaidenganpandanganAristippos yang menyatakanbahwasebuahkesenangantidaklainhanyalahberupagerakdalambadanbelaka. Iamembedakangerakkepadatigakemungkinan :pertamagerak yang bergairah yang disebutdenganketidak-senangan, misalnya rasa sakit, keduagerakhalus yang disebutjugadengankesenangan, ketiganetralatauketiadaangerak, misalnyaketikatidur. Dengandemikianmenurutnyakebahagiaanituhanyalahkenikmatan yang adapadasaatkini, bersifatbadani, actual dan individual.

I.                   Eudemonisme
BerasaldaribahasaYunanieudaimonia yang berartikebahagiaanataukesejahteraan.MenurutAristoteles, insan yang baikadalahmanusia yang bermoral, jikaselalumengadakanpilihanrasional yang tepatdalamperbuatan-perbuatanmoralnyadanmencapaikeunggulandalampenalaranintelektualnya orang sepertiituadalahbahagia. Kebahagiaanituakandisertaijugadengankesenangan, walaupunkesenanganinti yang sebenarnyadalamkebahagiaan. Karena yang menjadiintinyaadalahrasio.
J.                   Utilitarisme
Teoriinimenekankanbahwakenikmatanataukebahagiaanadalahtujuan simpulan yang ingindanmemangpantasdiinginkansemuatindakanmanusia.Makauntukmendapatkankebahagiaansebanyakdansebesar mungkin,makaharusmengusahakan pula kebaikanterbesarbuatsebanyakmungkin orang.
K.    Deontology
Dikemukakanoleh Immanuel Kant, menurutnyasebuahkebahagiaanituakantercapaiapabiladiperolehdengancara yang bagus pula. Konsepbahagian menurutHamkaMenurut HAMKA, kebahagiaanitudapatdibangunatasdasar paradigm I’tiqad, yakindaniman yang teguh yang akanmengantarakankepadakebahagiaan yang hakikiyaknikebahagiaanakhirat.
C.  Membandingkan Wacana Islam Dan Barat
I. KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
A.    Kebebasan
Dilihat dari sisi sifatnya, keleluasaan itu sanggup dibagi tiga; (1) keleluasaan jasmani, yakni keleluasaan dalam menggerakkan dan memanfaatkan anggota tubuh yang kita miliki; (2) keleluasaan kehendak (rohaniah) yakni keleluasaan untuk mengharapkan sesuatu; (3) keleluasaan moral yang dalam arti luas memiliki arti tidak adanya macam-macam ancaman, tekanan, larang dan ain desakan yang tidak hingga berupa paksaan fisik.

B.    Tanggung Jawab
Dalam kerangka tanggung jawab ini, keleluasaan mengandung arti; 
  • Kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri
  • Kemampuan untuk bertanggung jawab
  • Kedewasaan manusia, dan
  • Keseluruhan kondisi yang memungkinkan insan melaksanakan tujuan hidupnya.
II. HAK DAN KEWAJIBAN
A.        Hak
Hak memiliki arti upaya merealisasikan keadilan, alasan yang kuat, menegakkan syari’at secara tepat dan arahan tentang adanya hari kiamat. Dengan demikian seluruh kata al haqq yang terdapat dalam al-Qur’an tidak ada satupun yang mengandung arti hak milik.
B.         Kewajiban
Dalam pemikiran Islam, keharusan diposisikan selaku salah satu aturan syara’ yakni suatu perbuatan yang apabila dijalankan akan memperoleh pahala dan jikalau ditinggalkan akan memperoleh siksa. Dengan kata lain, bahwa keharusan dalam pemikiran Islam berhubungan dengan pelaksanaan hak yang diwajibkan oleh Allah.

III. BAIK DAN BURUK

A.    Penentuan baik dan Buruk
Mengenai hal ini sanggup dilihat dari beberapa faktor berikut;
  1. Baik jelek menurut aliran budbahasa istiadat (sosialisme); menurut aliran ini baik atau jelek diputuskan didasarkan pada budbahasa istiadat yang berlaku dan diputuskan menurut budbahasa yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat.
  2. Baik jelek menurut aliran hedonisme; menurut paham ini baik dan jelek itu didasarkan pada perbuatan yang banyak menghadirkan kelezatan, kenikmatan, kepuasan nafsu biologis.
  3. Baik jelek menurut aliran intuisisme (humanisme); menurut paham ini perbuatan yang bagus yakni perbuatan yang sesuai dengan analisa yang diberikan oleh hati nurani atau kekuatan bathin yang ada dalam dirinya.
  4. Baik jelek menurut paham utilitarianisme; menurut paham ini bahwa yang bagus yakni yang berguna.
  5. Baik jelek menurut paham vitalisme; menurut paham ini yang bagus yakni yang merefleksikan kekuatan dalam hidup manusia.
  6. Baik jelek menurut paham religiosisme; menurut paham ini yang dianggap baik yakni perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan jelek yakni perbuatan yang tidak diminati oleh Tuhan.
  7. Baik jelek menurut paham evolusi; menurut paham yang bagus itu yakni perbuatan yang berencana untuk meraih kesenangan dan kebahagiaan.
  8. Baik dan jelek menurut pemikiran Islam; menurut pemikiran Islam penentuan baik dan jelek mesti didasarkan pada isyarat al-Qur’an dan al-hadits.





Daftar Pustaka
Ø  Sjafariah rosmaria widjajati, ss. m.si Etika jakarta : forum observasi uin syarif hidayatullah
Ø  SoftwareLidwa Pusaka Tanggung jawab. Diriwayatkan Bukhori.
Ø  Amin, Ahmad Prof, DR Ethika (Ilmu Akhlaq), Bulan Bintang 1975.
Ø  Sabiq, Sayyid. Aqidah Islamiyah, 2006, Jakarta: Robbani Prees.




[1] Sayyid Sabiq, Aqidah Islamiyah, hal:157
[2]Shahih Bukhori, (5/182)
[3]Fathu al Bari, (11/314)
[4] Sayyid Sabiq, Aqidah Islamiyah, hal:159
[5] Sayyid Sabiq, Aqidah Islamiyah, hal:164
[6] Sayyid Sabiq, Aqidah Islamiyah, hal:165
[7]Lidwa Pusaka Tanggung jawab.
[8] Prof. Dr. Ahmad Amin. Etika (ilmu akhlak). Hal. 188
[9] Prof. Dr. Ahmad Amin. Etika (ilmu akhlak). Hal. 195
[10]  Prof. Dr. Ahmad Amin. Etika (ilmu akhlak). Hal. 196
[11]  Prof. Dr. Ahmad Amin. Etika (ilmu akhlak). Hal. 197
[12]  Prof. Dr. Ahmad Amin. Etika (ilmu akhlak). Hal. 198
[13]  Prof. Dr. Ahmad Amin. Etika (ilmu akhlak). Hal. 199
[14] Prof. Dr. Ahmad Amin. Etika (ilmu akhlak). Hal. 204
[15] Prof. Dr. Ahmad Amin. Etika (ilmu akhlak). Hal. 210-214
[16]Etika Etika Al-Ghazali, (Jakarta, forum Penelitian Uin Syarif Hidayatullah 2008)hal:227
[17] Dr. HamzahYa’qub, Tingkat KetenangandanKebahagiaanMukmin (TashawwufdanTaqarrub), 1992, Jakarta: CV Atisa, hal. 87.
[18]Ibid, hal. 93.
[19]Ibid, hal. 95.
[20]Ibid, hal. 99.

Related : Analisis Moral Islam Dan Barat

0 Komentar untuk "Analisis Moral Islam Dan Barat"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)