FINANCE MANAGEMENT IN SCHOOL
(MANAJEMEN FINANSIAL DI SEKOLAH)
1. PENDAHULUAN
Sekolah yakni salah satu institusi yang sungguh besar lengan berkuasa dalam perkembangan Negara, hal ini dikarenakan institusi ini memiliki faedah untuk menampilkan pendidikan terhadap semua penduduk yang hendak menolong semua warga Negara untuk mendapat kesanggupan untuk bersaing. Tujuan utama dari institusi ini yakni untuk menyebarkan dan memajukan mutu dari pelayanan pendidikan. Sebagai institusi yang tidak membuat profit atau keuntungan materil selaku salah satu tujuan, faktor keuangan seringkali sering diabaikan dan tidak dikontrol dengan baik. Padahal selaku salah satu faktor perkembangan Negara, administrasi finansial atau keuangan disekolah yakni hal yang sungguh penting untuk diperhatikan, hal ini dikarenakan buruknya atau kurangnya administrasi keuangan atau finansial di sekolah akan secara tidak pribadi menghalangi pengembangan sekolah, dan secara pribadi menghalangi kefektifan aktivitas berguru dan pembelajaran.
Tujuan utama dari administrasi finansial pada institusi pendidikan yakni pengumpulan dan kenaikan pemasukan dana, dan menegaskan bagaimanana dana yang ditemukan sanggup dipakai dan dialokasikan dengan baik dan dengan cara yang efektif dan efisien. Hal ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa sumber dana bukanlah hal yang gampang untuk ditemukan sehingga kepala instansi mesti bisa mengoptimalkan dana yang ada. Tujuan kedua dari administrasi finansial di sekolah yakni untuk menolong para direktur dan semua penyelenggara pendidikan untuk memantau semua aktivitas finansial yang dilakukan selaku bentuk tanggung jawab untuk pemerintah. Serta selaku bentuk pengawasan terhadap eksistensi dan keseimbangan dana yang ada di institusi tersebut.
Sekolah pada biasanya mengambil pendekatan tradisional dalam administrasi atau pengaturan finansial institusinya dengan pengutamaan pada kestabilan, pergantian dan pengembangan yang bertahap, dan berupaya menyingkir dari keperluan untuk menciptakan potongan-potongan pada keuangan terutama dalam hal personel atau staff yang berkaitan. Namun, tanpa administrasi yang sungguh-sungguh sistematik akan terdapat kesulitan-kesulitan yang pada hasilnya tetap berimbas pada mutu pendidikan yang dihasikan oleh sekolah tersebut.
Hal ini menampilkan pentingnya administrasi finansial yang sistematik demi terciptanya sekolah yang effektif dan menciptakan siswa dan lulusan-lulusan yang dapat bersaing. Kemampuan suatu instansi pendidikan untuk bisa mengendalikan finansial institusinya dengan baik dan sistematik akan menjadi salah satu indikator keberhasilan suatu instansi dan indikator keefektifan administrasi pendidikan secara keseluruhan. Hal tersebut akan secara tidak pribadi menggambarkan reliability dan accountability dari institusi tersebut.
2. INTISARI DAN PEMBAHASAN
A. Definisi
Sebelum mengenali definisi dari administrasi finansial dalam pendidikan, pertama-tama perlu diketahui arti dari finance itu sendiri. Hornby (2015) menyebutkan bahwa finance adalah suatu aktivitas untuk menampilkan cara pembayaran, yang bermitra dengan aktivitas penyusunan rencana dan penggunaan dana yang efektif demi terlaksananya acara yang sudah dicanangkan. Sementara itu Education finance adalah subjek yang menekankan pada pemasukan dan pengeluaran dari pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan (pemerintah) dan dengan adaptasi pada pendaparan dan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Hal ini mempunyai arti finansial dalam pendidikan berlainan dengan finansial di perusahaan atau intitusi swasta yang lain yang bermitra dengan profit atau keuntungan perusahaan. Finansial dalam bersentuhan pribadi dengan pendanaan dari pemerintahan, dan kebijakan-kebijakan pemerintahan lainnya, serta finansial dalam pendidikan lebih memprioritaskan bagaimana pengunaan dana yang efektif dan sesuai dengan pemasukan dibandingkan dengan mencari keuntungan.
Sementara itu secara general administrasi finansial termasuk penyusunan rencana finansial, budgeting, akunting, analisis, dan pembuata keputusan, yang mempunyai arti tergolong aktivitas melihat, menguji, memprediksi serta mengontrol pengeluaran dan pemasukan data (Shapiro, 1995; Hart, 1993).
Lebih jauh lagi, dalam institusi pendidikan administrasi finansial merujuk pada aktivitas administrasi yang bermitra dengan pengambilan keputusan mengenai cara-cara bagaimana mendapat dana yang diinginkan, dan mengontrol serta mengendalikan pengeluaran dana dari pemerintahan sesuai dengan acara pendidikan yang dijalankan.
Dari definisi tersebut bisa disimpulkan bahwa administrasi tergolong administrasi finansial pendidikan memiliku dua aktivitas besar didalamnya, yakni penyusunan rencana dan kendali (planning and control).
B. Fungsi dan Karakteristik
1) Fungsi Finance
Secara garis besar ada setidaknya empat fungsi dari finance dan administrasi finansisal dalam suatu institusi. Aspek finansial dalam suatu organisasi atau institusi baik itu institusi keuntungan atau jasa termasuk tiga hal selaku berikut:
a. Acquisition, aktivitas ini termasuk aktivitas pengadaan dana dan tergolong kegiatan penelusuran sumber dana. Kegiatan ini yakni cuilan yang krusial dan penting dalam administrasi keuangan suatu institusi, lantaran tanpa adanya sumber dana akan sungguh tidak mungkin bagi suatu institusi untuk bisa bertahan dan menjalankan semua program-programnnya.
b. Allotment, aspek ini berisi aktivitas pengaturan dana dan pengalokasian dana, hal ini juga bermitra pribadi dengan penyusunan rencana program. Program apa saja yang hendak dijalankan, berapa banyak dana yang mesti dialokasikan untuk satu program. Selain itu direktur juga mesti bisa menciptakan planning alokasi dana yang memungkinkan dana tersebut bisa bertahan hingga munculnya dana selanjutnya.
c. Distribution
Merupakan salah satu cuilan penting dalam administrasi finansial yang mana institusi mesti secara rasional dan adil dalam pembagian dan distribusi dana. Kegiatan ini akan sungguh memerlukan konsiderasi yang tinggi, direktur atau penanggungjawab mesti bisa menganalisis program-program mana yang mesti diprioritaskan demi kelancaran hidup institusi atau organisasi tersebut.
d. Control, kegiatan aftermath, yang termasuk aktivitas penilaian dan pelaporan dari semua aktivitas administrasi finansial tergolong perencanaan, alokasi, dan distribusi dana. Dengan adanya control direktur atau suvervisor akan bisa memantau pengeluaran dan pemasukan sehingga meminimalisir kemungkinan penyelewengan dana.
2) Fungsi Manajemen Finansial
Secara garis besar, setidaknya ada tiga fungsi utama dari administrasi finansial, pertama fungsi finansial berkonsentrasi pada pemasukan yang sistematik (Systematic acquisition) dan pengembangan dana. Yang mempunyai arti tujuan utama yakni untuk mendapat dana dan menegaskan dana yang ada atau yang sudah ditemukan dipakai dan dimanfaatkan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Penggunaan yang efektif dan efisien yakni kewajiban yang tidak dapat ditawarkan, hal ini dikarenakan sumber dana yang dapat disebut langka dan susah ditemukan sehingga menegaskan penggunaan dana seoptimal mungkin yakni prioritas.
Kedua, fungsi dari administrasi finansial yakni untuk menolong para direktur pendidikan untuk keeping track semua bukti pengeluaran yang memungkinkan direktur dan pengawas untuk menyaksikan dan menolong menyeimbangkan dana dan sapek finansial institusi. Hal ini akan memudahkan pihak pengawas untuk menyaksikan dan mengevaluasi aktivitas pengeluaran institusi.
Fungsi ketiga dari administrasi pendidikan ini juga bisa disebut selaku tujuan dan juga fungsi dari administrasi finansial di pendidikan, yakni untuk menstabilkan posisi finansial institusi. Hal ini berhubungan erat dengan fungsi dua fungsi administrasi finansial sebelumnya, yang mempunyai arti bahwa saat fungsi dari administrasi finansial pendidikan tersebut terealisasi dengan baik maka pihak institusi atau sekolah akan bisa mengoptimalkan semua dana yang dikucurkan dari pemerintah, dan dengan pengawasan yang bagus penyelewengan data tidak akan terjadi. Kedua hal tersebut akan bisa menciptakan stabilitas finansial yang bagus bagi institusi sekolah yang bersangkutan.
3) Karakteristik Finansial di Sekolah
Konsep finansial dalam institusi pendidikan sangatlah berlainan dengan organisasi bisnis konvesional atau organisasi keuntungan lainnya. Dalam institusi pendidikan finansial ini dipandang dari sisi yang berbeda. Institusi pendidikan menilai faktor finansial dan fungsi finansial selaku acara dasar untuk mengendalikan dana untuk perkembangan dan pengaturan serta perawatan institusi tersebut. Berikut adalah karakteristik finansial di sekolah:
a. Sumber dana dalam institusi pendidikan sungguh terbatas, hal ini dikarenakan dalam pendidikan direktur mesti senantiasa mengikuti framework dan peraturan yang diberikan oleh pemerintah.
b. Sumber dana lain yang dapat didaptkan oleh institusi pendidikan terbatas pada, dana pemerintah, hibah, dan bantuan dari koordinasi dengan perusahan-perusahaan.
c. Jumlah dana atau ongkos yang mesti dikeluarkan mesti diubahsuaikan dengan peraturan pemerintah, sehingga institusi pendidikan tidak dapat menaikkan atau meminimalkan atau biaya.
Lebih jauh lagi, El-Ghanam menyebutkan bahwa bahwa opsi direktur dalam administrasi finansial di area pendidikan sangatlah terbatas, hal ini lantaran acara administrasi di sekolah atau dalam dunia pendidikan, akan bergantung pada organisasi dan faktor yang lain yang terdapat pada system pendidikan di Negara tersebut atau di kawasan tersebut. Berikut yakni karakteristik yang paling terlihat dari administrasi finansial dalam pendidikan sudah dijabarkan oleh El-Ghannam (1970):
1) The secondary role of educational authorities in major decisions on educational finance. Hal ini menampilkan bahwa dalam beberapa kasus, mentri keuangan lebih memiliki kekuasaan untuk menentukkan jumlah alokasi dana yang hendak diberikan terhadap pendidikan ketimbang menteri pendidikan itu sendiri.
2) The high degree of centralization in management of educational finance. Tingginya sentralisasi administrasi dalam dana pendidikan, banyaknya keputusan yang dibentuk oleh pusat tanpa adanya analisis yang terperinci akan keperluan daerah.
3) Lags in the flow of money to users in the educational fields. Hal ini biasanya terjadi saat pemerintah pusat sudah menyuruh wewenang dalam distribusi dana terhadap pihak lain, sehingga terdapat delay atau penundaan dan persoalan dana yang masuk ke sekolah atau institusi.
4) Poor relation between management side of educational finance and the technical aspects of education. Hubungan yang kurang baik antara sisi administrasi pendidikan dengan sisi praktek dan teknikal pendidikan.
5) The concern with financial input rather than with their relation to educational output. Hal ini terjadi apabila sekolah terlalu memikirkan input atau sumber dana yang dapat ditemukan ketimbang memikirkan apa yang dapat dihasilkan. Contohnya, sekolah terlalu memikirkan bagaimana untuk mengeluarkan duit honor dari pewagai atau guru dan mendapat fasilitas dan prasarana yang baik, tetapi melalaikan dan kurang memperhatikan proses pembelajaran yang dijalankan.
6) The domination of traditionalismand rigid formalism in the management of educational finance. Manajemen finansial disekolah-sekolah pada biasanya masih memakai metode kendali dan pengawasan yang tradisional, yang mana tanpa kehati-hatian atau kecermatan administrator, personel dan atau pengawas, sumber daya atau dana yang ada akan gampang diselewengkan.
7) The lack of efficient administrative personnel.
Ini menggambarkan bahwa banyak direktur di pendidikan kurang mengenali apa yang ia kerjakan, kurang persiapan dan seringkali cuma melaksanakan apa yang ditugaskan tanpa adanya pemikiran tersendiri.
C. Manajemen Finansial dalam Pendidikan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya administrasi finansial yakni salah satu faktor inti dari manajemen, lantaran hal ini berhubungan pribadi dengan kehidupan dan perkembangan suatu organisasi atau institusi. Tanpa adanya administrasi finansial yang baik, akan sungguh susah bagi suatu organisasi atau instansi untuk bertahan.
Institusi pendidikan mendapat dana dari sumber yang terperinci dan terpilih, dan harusnya terpercaya, sumber-sumber ini tidak dapat dimodifikasi atau dirubah begitu saja. Namun, faktanya masih banyak kekurangan dan kehabisan dalam pengadaan dana untuk sekolah sedangkan semua institusi pendidikan diharapkan dan dituntut untuk senantiasa menampilkan pelayanan dalam pendidikan dengan keperluan dana yang tak sedikit yang tidak selamanya bisa dipenuhi. Oleh lantaran itu ada kesenjangan yang cukup signifikan antara sumber dana dan cara pendistribusian atau penggunaan dana tersebut, hal ini lah yang menyebabkan instistusi pendidikan memerlukan rancangan dan yang lebih sistematik dan rasional dalam administrasi finansial.
Berikut yakni denah yang berisi beberapa faktor penting yang ada dalam administrasi pendidikan:
Figure 2.1 Aspek financial management
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa secara garis besar administrasi finansial didasari oleh empat faktor yakni, acquisition, allotment, distribution, dan control. Figure di atas memecah bagaimana ke empat faktor yang sudah disebutkan sebelumnya menjadi beberapa aktivitas dalam administrasi finansial selaku berikut:
1) Acquisition, bermitra dengan aktivitas kerja keras dan planning dalam pengadaan dana. Berdasarkan figure diatas, setidaknya ada dua aktivitas yang dilakukan dalam faktor Acquisition, yakni:
a. Anticipating financial needs
Merupakan aktivitas persiapan kemungkinan keperluan finansial dan dana, dalam hal ini direktur atau pihak yang bertanggung jawab dalam institusi berupaya mengecek dan memperkirakan kemungkinan-kemungkinan keperluan dana menurut penyusunan rencana pendidikan yang sudah dilakukan sebelumnya. Sehingga hal ini berhubungan erat dengan planning atau penyusunan rencana pengadaan pendidikan, contohnya aktivitas penyusunan rencana acara yang ada di permulaan tahun ajaran.
b. Acquiring financial resource
Kegiatan untuk mendapat dan meghasilkan dana dari sumber-sumber tertentu. Kegiatan ini juga termasuk pengerjaan recana tentang cara-cara pengadaan dana atau bagaimana dan tersebut didapatkan. Sehingga dalam tahap ini juga tergolong pengerjaan proposal atau seruan koordinasi untuk mendapat dana. Contohnya, untuk pengadaan dana sekolah ingin melaksanakan koordinasi dengan perusahaan atau bisnis tertentu, sebelum hal tersebut dilakukan yakni mengajukan proposal koordinasi terhadap perusahaan tersebut. Ini ialah salah satu aktivitas dan cara untuk mendapat dana.
2) Allotment,
Dari figure diatas aktivitas yang dapat dilakukan dalam tahap allotment adalah Allocating funds in programs, merupakan tahap berikutnya sehabis mendapat dana, yang mempunyai arti direktur atau institusi yang bersangkutan mengalokasikan dana yang sudah ditemukan untuk melaksanakan program-program yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Berhubungan dengan planning acara dan planning anggaran. Dalam hal ini juga mesti bisa menciptakan planning alokasi dana yang memungkinkan dana tersebut bisa bertahan hingga munculnya dana selanjutnya.
3) Distribution, administrating the allocating funds.
Langkah berikutnya dari administrasi finansial yang mana direktur akan mulai mendistribusikan semua dana yang sudah dialokasikan, menurut planning budget yang sudah dibentuk sebelumnya. Dengan ini dana yang diberikan untuk program-program yang ada mesti sesuai dengan jumlah dana yang dialokasikan sebelumnya, apabila tidak cocok maka akan terjadi ketimpangan yang mungkin akan membahayakan keperluan dana di masa yang hendak datang. Sehingga, tahap ini juga berfungsi sebai control dari penggunaan dana yang ada.
3) Control
a. Analyzing the performance of funds
Kegiatan ini berfungsi untuk mengukur sejauh mana planning dan acara yang dijadwalkan berjalan, dan tercapai atau tidaknya target dari pengalokasian dana tersebut. Kegiatan ini bisa dilakukan lewat analisa laporan selesai tahun atau semester tentang kegiatan-kegiatan yang sudah dijalankan tergolong pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan.
b. Accounting and reporting to management
Kegiatan ini ialah bentuk kendali dari administrasi finansial yang mana dengan aktivitas ini akan diketahui justifikasi dari semua pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dan apakah hal tersebut sesuai dengan yang seharusnya.
D. Aspek Fungsional dalam Manajemen Finansial
Manajemen finansial yakni suatu proses yang memerlukan teknik dan disiplin yang dalam penggunaan dana yang ada demi terciptanya administrasi finansial yang efektif. Sehingga administrasi finansial termasuk banyak aktivitas fungsional yang bermitra dengan pendanaan asset, dan lainnya. Berikut yakni diagram yang hendak menampilkan area fungsional dalam administrasi finansial:
Figure 2.2 Functional Areas of Financial Management
Dari diagram diatas terlihat bahwa ada enam aktivitas fungsional dalam administrasi finansial baik dalam dunia pendidikan atau administrasi finansial secara biasa di dalma perusahaan, selaku berikut:
a. Determining financial needs – Ascertained various purposes for which funds will be utilized. Menentukan keperluan finansial, dengan tujuan untuk mengenali sebanyak apa dana yang mesti dikeluarkan dan dari dana yang mana.
b. Determining sources of funds – Identifying the sources like fees, donation, grants etc. Setelah mengenali keperluan yang diinginkan, maka diperlukan sumber dana, dalam menentukkan sumber dana biasanya untuk institusi sekolah sangatlah terbatas, sumber dana biasanya berasal dari pemerintah pusat dan daerah, serta hibah atau koordinasi dengan perusahaan-perusahaan.
c. Financial analysis – Ascertained areas where funds shall be deployed. Analisis ini akan berfungsi selaku cara untuk mengidentifikasi dan menyeleksi area mana atau cuilan mana dan dimana dana tersebut mesti dipakai atau dipakai.
d. Optional capital structure – To design suitable capital structure that meets current as well as future requirements of institute. Kegiatan untuk mempersiapkan atau mendesain struktur pemasukan dan budget yang diperlukan. Rancangan ini berfungsi untuk menyanggupi keperluan institusi baik kini dan atau di masa yang hendak datang.
e. Fixed assets management – To identify various equipments and their effective utilization. Manajemen asset ini berkhasiat untuk mengenali asset apa saja atau sumber daya apa saja yang dimiliki oleh institusi. Dengan ini juga direktur akan bisa membayangkan dan mempersiapkan bagaimana asset-asset tersebut bisa dipakai dengan efektif
f. Capital budgeting – To decide long term requirements of the funds. Digunakan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dana jangka panjang.
E. Hubungan Manajemen Finansial dengan Keefektifan Sekolah
Untuk menyatakan apakah suatu sekolah atau institusi pendidikan tersebut menjalankan institusinya dengan efektif atau tidak bukanlah hal yang mudah. Keefektifan bukan lah satu lah, bentuk keefektifan bisa diturunkan dan berasal serta dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Tiga faktor untuk menyeleksi keefektifak sekolah adalah inputs (sumber daya insan dan finansial), transformational (proses internal dan struktur institusi), dan outcome (hasil). Dari ketiga hal tersebut bisa dilihat bahwa salah satu hal yang bisa menjadi salah satu indikator keefektifan sekolah yakni dari sisi finansial selaku input, dan bagaimana hal tersebut diperoses atau dijalankan dan dikontrol didalamnya dalam sisi transformasional.
Keefektifan sekolah bisa dilihat dari adanya asupan finansial atau dan yang mumpuni untuk bisa menyebarkan sekolah atau institusi tersebut, hal ini penting lantaran tidak dapat disangkal dalam pengembangan pendidikan fasilitas dan prasarana yang menunjang akan menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan pembelajaran, dan fasilitas dan prasarana tersebut cuma akan bisa ditemukan lewat pengadaan dana. Namun perlu diamati bahwa pengadaan dana saja tidak cukup, sumber daya yang ada tidak akan bisa dimasak dengan baik apabila pengaturan atau manajemennya tidak baik, begitu juga hal nya dengan dana. Sehingga, dalam proses transformasinya diperlukan administrasi finansial yang bagus didalamnya. Manajemen finansial menjadi salah satu cuilan dari proses transformational menuju sekolah yang efektif.
Manajemen finansial yang efektif akan menampilkan faedah yang sungguh besar bagi kehidupan institusi, contohnya dengan adanya dana yang diberikan oleh pemerintahan ditambah dengan administrasi finansial yang bagus maka semua dana akan bisa dipakai dan dioptimalkan dengan sebaik-baiknya, baik untuk perbaikan fasilitas prasarana, media, atau untuk menampilkan tenaga pendidik yang lebih professional. Hal ini akan secara pribadi besar lengan berkuasa pada outcome atau hasil yang dapat dilihat dalam hal ini berupa lulusan.
Manajemen finansial yang bagus juga akan menegaskan sekolah atau suatu institusi akan bisa bertahan dengan dana yang diberikan berapapun itu dan tetap bisa mengoptimalkan dan menggunakannya seefektif dan efisien mungkin tanpa membuat kerugian baik bagi pihak institusi ataupun bagi pihak konsumen (siswa dan orang bau tanah siswa)
F. Dasar Konseptual Cost-Benefit Analysis
Dalam pendidikan, pembiayaan (anggaran) pendidikan sungguh penting dan diperlukan lantaran menampilkan akomodasi dalam pengelolaan pendidikan. Pembiayaan pendidikan baik yang bersumber dari pemerintah dan penduduk serta orang bau tanah peserta didik perlu penilaian dan perkiraan guna mengefisienkan pengelolaannya sehingga keuntungan dari pendidikan tersebut sanggup maksimal. Mengevaluasi sumber pembiayaan pendidikan dilakukan dengan cara analisis cost dan benefit (biaya dan manfaat). Analisis cost dan benefit ini dipakai untuk menganalisis investasi pendidikan, hal ini dimaksudkan menampilkan warta dan keputusan terhadap aneka macam opsi alokasi sumber ongkos pendidikan yang terbatas tetapi diharapkan menampilkan keuntungan maksimal, keuntungan ini sanggup berupa keuntungan nilai ekonomi (financial), keterampilan, pengalaman, peluang kerja serta keuntungan dalam sosial masyarakat.
Lembaga pendidikan yakni semua unsur yang menyelenggarakan adanya pendidikan; orang tua, penyelenggara forum tergolong guru, dan peserta didik. Dalam penyelenggaraan pendidikan, orang bau tanah berperan dalam hal investasi financial dan non financial. Investasi financial diwujudkan dalam bentuk iuran orang bau tanah murid dalam aneka macam macam bentuk. Investasi financial diwujudkan antara lain dalam pendidikan dan pekerjaan. Lembaga dalam kemampuannya menyelenggarakan kependidikan sanggup diukur dari daya tampung sekolah/universitasnya dan dari kesanggupan mengirimkan alumni mendapat tingkat honor atau upah tertentu. Akhirnya tugas peserta didik dalam ikut menyelenggarakan kependidikan sanggup diukur dari seberapa besar peserta didik dan orang tuanya mesti menanggung pembebanan forum yang pada gilirannya dipergunakan untuk aneka macam macam pos pembiayaan forum tersebut.
Biaya dalam pendidikan termasuk dua klasifikasi, yakni ongkos langsung (direct cost) dan ongkos tidak langsung (indirect cost). Biaya pribadi berisikan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksananaan pengajaran dan aktivitas berguru siswa berupa pembelian alat-alat pengajaran, sarana, belajar, ongkos transportasi, honor guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan ongkos tidak pribadi berupa keuntungan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran pendidikan ini (disekolah) terbagi atas budget penerimaan (biaya masuk) dan budget pengeluaran (biaya keluar). Anggaran penerimaan atau ongkos masuk yakni bentuk pemasukan yang masuk ke satuan pendidikan secara terorganisir diperoleh dari aneka macam sumber penerimaan baik lewat orang bau tanah siswa, donator dari komponen penduduk maupun pemerintah selaku penyalur utama.
a. Metoda CBA Cost Benefits Analisis
Pada dasarnya untuk menganalisis efisiensi suatu proyek tindakan yang harus diambil yakni :
1) Menentukan semua faedah dan ongkos dari proyek yang hendak dilaksanakan
2) Menghitung faedah dan ongkos dalam nilai uang
3) Menghitung masing-masing faedah dan ongkos dalam nilai duit sekarang.
Metode-metode untuk menganalisis faedah dan ongkos suatu proyek yaitu:
1) Metode Net Benefits
Metode ini menjumlah selisih antara nilai kini inventasi dengan nilai kini penerimaan-penerimaan kas higienis di massa yang hendak datang. Untuk menjumlah nilai kini tersebut perlu diputuskan apalagi dulu tingkat bunga yang dianggap relevan. NB ialah net benefit yang sudah didiskon dengan memakai social opportunity cost of capital selaku potongan harga faktor.
2) Metode Internal Rate of Return (IRR)
Dengan metode ini tingkat diskonto dicari sehingga menciptakan nilai kini suatu proyek sama dengan nol. Rumus yang dipakai yakni : Proyek yang memiliki nilai IRR yang tinggi yang mendapat prioritas. Walaupun demikian pertimbangan untuk melaksanakan proyek tidak cukup cuma dengan IRR-nya saja, tetapi secara biasa tingkat pengembaliannya (rate of return) mesti lebih besar dari ongkos oportunitas penggunaan dana. Kaprikornus suatu proyek akan dilaksanakan dengan memikirkan tingkat pengembalian (IRR) dan tingkat diskonto (i). Tingkat diskonto disebut juga selaku external rate of return, ialah ongkos proteksi modal yang mesti dipertimbangkan dengan tingkat pengembalian investasi. Investor akan melaksanakan semua proyek yang memiliki IRR > i dan tidak melaksanakan investasi pada proyek yang hargaIRR < i.
3) Metode perbandingan faedah ongkos (BCR = benefit-cost ratio).
Dengan tolok ukur ini maka proyek yang dilaksanakan yakni proyek yang memiliki angka perbandingan lebih besar dari satu. Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan apabila BCR > 1. Metode BCR akan menampilkan hasil yang konsisten dengan metode NPB, apabila BCR > 1 mempunyai arti pula NPB > 0. Metode BCR memiliki kehabisan dalam hal membandingkan dua buah proyek lantaran tidak ada pedoman yang terperinci mengenai hal yang masuk selaku perkiraan biayaatau manfaat. Manfaat senantiasa sanggup dianggap selaku ongkos yang negatif dan sebaliknya. Oleh lantaran itu BCR sanggup senantiasa dibentuk lebih tinggi dengan memasukkan ongkos selaku faedah negatif. Oleh lantaran itu BCR sanggup dimanipulasi oleh orang yang mengevaluasi agar nilai BCR lebih tinggi dari yang sebenarnya.
b. Tahapan Menghitung CBA
1) Identifikasi unsur benefit dan cost.
2) Beri nilai setiap unsur benefit dan cost sesuai dengan besarnya nilai nominal.
3) Hitung nilai kini (present value) dari benefit dan cost.
4) Hitung ratio benefit – cost nya.
5) Bandingkan ratio B/C dari masing-masing program.
6) Pilih ratio yang paling besar ratio B/C nyaà paling menguntungkan.
CBA dilengkapi dengan pendekatan diskonto untuk menjumlah pemasukan dan pengeluaran di masa yang hendak tiba menurut nilai kini dan tingkat diskonto tertentu. Hal ini disebabkan oleh ongkos dan manfaat yang condong terakumulasi. Dalam realitas deskriptif, tingkat preferensi waktu dan taksiran ongkos modal sungguh bermacam-macam akhir ketidaksempurnaan pasar-pasar modal. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan publik (sebagai konsumen) lebih menggemari kondisi. Implementasi CBA dalam pengerjaan rekomendasi di sektor publik memiliki ciri ciri antara lain berupaya untuk mengukur semua ongkos dan faedah untuk penduduk yang dihasilkan dari acara publik. Analisis ongkos faedah secara tradisional merepresentasikan rasionalitas ekonomi lantaran tolok ukur sebagian besar diputuskan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global.
c. Contoh Penggunaan CBA dalam pengambilan keputusan
Seorang direktur pemasaran sedang menentukan apakah akan memperbesar komputer atau tidak (perusahaannya cuma memiliki beberapa komputer dan pekerjanya tidak paham dengan komputer). Direktur tsb sadar bhw penambahan komputer akan sanggup memajukan mutu pelayanan terhadap pelangan dan memajukan jumlah konsumen serta akan sanggup meminimalkan jumlah pekerja. Selama ini keuntungan perusahaan ia yakni Rp 5 juta/bln.
Analisa derektur pemasaran tsb adalah:
Biaya (dlm 1 bulan) | Keuntungan (dlm 1 tahun) | |||
Peralatan komputer yg | | Pengurangan jumlah pekerja | Rp 10 | |
baru: | Rp 50 | (estimasi) | juta | |
· 10 jaringan computer | Juta | | | |
· 3 printer | Rp 5 juta | | | |
· Koneksi dengan | Rp 5 juta | | | |
Internet | | | | |
Biaya Training: · Biaya pembinaan utk 8 orang | Rp 5 juta | Peningkatan efisiensi kerja keras (estimasi) | Rp 20 juta | |
Biaya-Biaya Lain: | | Peningkatan pelanggan | Rp 35 | |
· Waktu yg hilang | Rp 5 juta | (estimasi) | juta | |
Peningkatan pelayanan (estimasi) | Rp 35 juta | |||
selama masa training | | |||
(estimasi) | | |||
Total | Rp 70 Juta | Total | Rp 100 juta |
Waktu Pelunasan: Rp 70 juta/Rp 100 juta= 0.7 dlm setahun= sekitar 9 bln.
Pada bulan ke 10 dst perusahaan tsb akan mendapat keuntungan Rp 100 juta/12 bulan=8 juta.
3. KESIMPULAN
Manajemen finansial yakni salah satu cuilan inti dari administrasi suatu institusi, administrasi secara pribadi menjadi salah satu sumber kehidupan bagi institusi atau organisasi yang berkaitan. Perkembangan suatu organisasi atau institusi akan bergantung pada eksistensi finansialnya. Contohnya, dalam dunia pendidikan, institusi pendidikan dituntut untuk menampilkan pelayanan sebaik mungkin, dari mulai pengadaan fasilitas prasarana dan staff pengajar serta tenaga kependidikan, hal-hal tersebut memerlukan dana yang tak sedikit untuk dicapai. Oleh lantaran itulah institusi pendidikan atau organisasi yang lain akan memiliki peluang untuk bertahan dan meningkat lebih baik dengan adanya manjemen finansial yang efektif.
Manajemen finansial pendidikan setidaknya berisikan empat faktor atau empat cuilan besar yakni acquiring, allocating, distributing, dan control. Yang mempunyai arti bahwa dalam administrasi finansial termasuk aktivitas penyusunan rencana untuk pengadaan dana, penyusunan rencana acara dan alokasi dana atau pembuat anggaran, penggunaan dana menurut jumlah yang dialokasikan, serta kendali dalam bentuk pelaporan dan pengawasan mengenai proses distribusi dana.
Lebih jauh, administrasi finansial yang efektif dalam suatu institusi pendidikan akan secara pribadi menampilkan image dan kesan yang baik, lantaran observasi sudah menyatakan bahwa pengaturan atau administrasi finansial yang bagus yakni salah satu indikator dari administrasi institusi atau sekolah yang bagus dan efektif. Dengan adanya administrasi finansial yang efektif maka secara tidak pribadi sekolah sudah mengambarkan akuntabilitasnya.
4. DAFTAR PUSTAKA
Hoy, K. Wayne., & Miskel, G., Cecil, Educational Administration:Theory, Research, and Practice.2008. New York. McGraw Hill.
Noun. 2010. Budgeting And Financial Management In Education. Nigeria. National Open University Of Nigeria.
Saphiro, Fred. R. Coinage of the term information science. 1995.
The Concept of Financial Management in Institution of Higher.2010. [online]. retrieved from: Learningshodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/79522/10/10_chapter3
0 Komentar untuk "Manajemen Finansial Di Sekolah"