Autentic Leadership

   



Bab I Kepemimpinan yakni kebenaran, bukan gaya
Pemimpin Otentik
Kebenaran yakni permulaan dan simpulan dari kepemimpinan. Menjadi asli atau benar dalam  segala  hal  merupakan  salah  satu  kualitas  penting  yang  harus  dimiliki  seorang pemimpin. Pemimpin cuma mesti menjadi diri sendiri. Pemimpin asli mempunyai kerinduan untuk melayani orang lain. Mereka dipandu oleh mutu hati dan pikiran. Mereka mengakui kehabisan mereka dan berupaya keras untuk mengatasinya. Mereka disiplin, konsisten dan menolak untuk berkompromi di saat prinsip-prinsip mereka dipertaruhkan. Mereka berdedikasi untuk mengembangkan diri alasannya mereka tahu bahwa diperlukan seumur hidup pertumbuhan pribadi untuk menjadi pemimpin.
Mengembangkan gaya kepemimpinan yang khas
Anda mesti mengembangkan gaya kepemimpinan yang khas diri anda  sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang otentik. Gaya kepemimpinan anda mesti senantiasa konsisten dengan abjad dan kepribadian Anda. Sebagai pemimimpin kita juga mesti menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan suasana yang ada.
Menyadari kelemahan
Bagian penting lain dari kepemimpinan asli yakni kemauan atau kerendahan hati untuk mendapatkan kelemahan. Jangan menjajal untuk mengungguli perjanjian orang lain dengan menutupi kehabisan anda. Hindari langkah-langkah berbohong terhadap diri sendiri cuma untuk mendapatkan kekaguman dari orang lain. Bersikaplah netral, aktual terhadap kondisi diri sendiri dan lebih nrimo dalam interaksi Anda dengan orang lain.
Godaan kepemimpinan
Pemimpin senantiasa mempunyai tekanan atau kondisi yang bikin mereka berada pada posisi serba salah. Tidak ada CEO yang ingin tampil ke publik di saat mesti menerangkan mengapa perusahaannya tidak meraih keuntungan yang diharapkan. Di sisi lain, tekanan untuk meraih kesuksesan sanggup menawan Anda dari prinsip serta nilai-nilai inti yang dipegang teguh. Godaan untuk mengambil jalan pintas dan untuk menjaga "sukses" akan senantiasa di belakang Anda.

Dimensi pemimpin otentik
Di dalam buku ini disebutkan adanya lima karakteristik seorang pemimpin  otentik.
Berikut klarifikasi secara detail;
·         Memahami Tujuan Anda
Orang umumnya tidak akan mengikuti seseorang yang tak mempunyai tujuan dan arah dalam memimpin. Pemimpin akan senantiasa mengasihani diri sendiri kalau tak mempunyai tujuan. Untuk mendapatkan apa tujuannya,pemimpin  harus  memahami  diri  sendiri,   memiliki  semangatdan memahami  apa  yang  memotivasi  dirinya.  Bawahan  akan  mendedikasikandiri untuk tujuan bareng kalau mereka merasa bahwa Anda sungguh-sungguh bersedia melayani orang lain.
·         Menerapkan Nilai Penting
Nilai dan abjad menyeleksi seorang pemimpin. Nilai menyeleksi bagaimana moral para pemimpin sehingga mereka tidak rampung menyerupai para direktur yang menghadapi eksekusi penjara. Salah satu nilai yang sungguh penting bagi pemimpin asli yakni integritas. Integritas yakni menyodorkan segala sesuatu apa adanya bahkan di saat kebenaran tersebut akan merugikan atau memojokkannya.
·         Memimpin dengan Hati
Satu keistimewaan kompetitif suatu perusahaan yakni di saat karyawan mereka percaya bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan mempunyai tujuan yang lebih berarti. Pemimpin mesti mempunyai kesanggupan untuk memotivasi karyawan mereka untuk meraih target yang lebih besar atau tinggi dari apa yang diharapkan.
·         Membangun Hubungan Jangka Panjang
Salah satu ciri seorang pemimpin yakni kemampuannya untuk mengembangkan kekerabatan jangka panjang. Hal ini sungguh diperlukan alasannya mudah-mudahan karyawan bisa melakukan pekerjaan sepenuhnya dan berkomitmen terhadap pekerjaan, mereka memerlukan jalinan kekerabatan pribadi dengan para pemimpin mereka. Di samping itu, hal ini juga akan meningkatkan komitmen yang lebih dalam dengan pekerjaan mereka serta loyalitas yang lebih besar terhadap perusahaan.
·         Bertindak Disiplin
Kualitas penting lain yang mesti dimiliki pemimpin asli yakni disiplin diri. Tanpa itu pemimpin tidak dapat mendapatkan rasa hormat dari orang lain. Ini yakni suatu kewajiban untuk menampilkan nilai-nilai Anda lewat langkah-langkah Anda. Kondisi kompetisi di sekarang ini memerlukan disiplin diri yang terus- menerus disiplin.

Bab II Transformasi Kepemimpinan
Pengorbanan
Pemimpin mesti mengembangkan diri mereka sendiri mudah-mudahan dapat menjadi pemimpin yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara pengembangan pribadi, memperbesar pengalaman, dan melakukan pekerjaan keras. Jika pemimpin menemui ujian atau cobaan, mereka akan belajar siapa diri mereka bergotong-royong dan ingin menjadi apa nantinya. Dalam proses ini pemimpin Anda akan tahu bahwa mereka sanggup mengambil tantangan apapun dan menjadi individu yang lebih baik.
Berkembang menjadi pemimpin otentik
Terdapat beberapa tahapan dalam proses perkembangan individu untuk menjadi seorang pemimpin otentik.
·         Bersemangat Mencapai Tujuan
Gairah untuk meraih tujuan yang ditetapkan timbul di saat kita sungguh termotivasi oleh pekerjaan. Ini menampilkan bahwa kita mempunyai kepercayaan aktual terhadap bahwa nilai yang terkandung di dalam pekerjaan tersebut. Dengan demikian kita bersedia menerapkan eluruh kesanggupan untuk meraih hasil maksimal.
·         Yakin dan Terapkan Nilai yang Dianut
Pemimpin mesti menguji diri mereka hingga pada suasana mana mereka akan terus bertahan terhadap nilai-nilai yang dianut. Hal yang sungguh memalukan yakni di saat kita menyampaikan nilai-nilai yang bagus tetapi tidak mempraktikkannya.
·         Mengembangkan Cinta Kasih
Kembangkan suasana keterbukaan mudah-mudahan kita bisa Anda membuka diri terhadap semua pengalaman hidup. Bersikap jujur pada diri sendiri dan menjalin bermitra dengan batin Anda bikin kita mempunyai peluang untuk berempati terhadap orang-orang mengalami masalah.
·         Hubungan yang Erat
Tujuan yang serupa dan saling keterhubungan ialah dasar terjalinnya kekerabatan jangka panjang. Pemimpin mesti membangun  komitmen yang dibangun oleh rasa keterkaitan. Kepercayaan dibangun dan komitmen diperkuat sehingga duduk kendala yang dihadapi gampang diselesaikan.
·         Mempraktekkan Disiplin Diri
Pemimpin asli tidak membiarkan stres membatasi kesanggupan mereka. Pemimpin mesti tenang, teduh, dan berada dalam kondisi puncak kalau menangani tekanan. Olah raga, makan teratur, dan referensi tidur yang cukup, dapat menjadi cara untuk melepaskan stres dan menjaga anggapan mudah-mudahan tetap tajam.

Bab III Keseimbangan hidup
Hidup yang sebanding bikin kita menjadi pemimpin yang lebih baik
Keseimbangan sungguh penting kalau kita ingin dalam menjalani kehidupan yang memuaskan. Kita mesti berkomitmen untuk pekerjaan akan tetapi perlu dikenang bahwa masih ada hal lain yang juga penting di luar pekerjaan. Organisasi yang sehat dikembangkan oleh para pemimpin yang mempunyai sebanding dalam kehidupan mereka. Pemimpin ini bisa bikin keputusan yang lebih baik dan sempurna waktu dan serta memimpin dengan lebih efisien.
Bersikap asli pada semua faktor kehidupan
Kebenaran atau otentikasi mesti tercermin dalam semua faktor kehidupan Anda. Jika pemimpin mempunyai sikap yang berlainan dalam banyak sekali sisi kehidupan maka hal tersebut akan menyusahkan dirinya. Keseimbangan hidup dan melakukan pekerjaan bisa mengarahkan individu menjadi pemimpin yang lebih baik.
Keseimbangan kehidupan keluarga dan pekerjaan
            Salah satu duduk kendala yang paling sulit Anda akan menghadapi yakni menyeimbangkan antara sisi pekerjaan dan kehidupan keluarga. Konflik terjadi di saat kita sudah biasa mengorbankan diri sendiri dan keluarga Anda untuk perusahaan. oleh karenanya penting untuk menentukan batas-batas yang terang antara rumah dan kehidupan kerja. Pemimpin mesti bikin aturan-aturan untuk menyeimbangkan kehidupan kerja-keluarga dan mematuhi secara ketat. Keseimbangan kehidupan kerja-keluarga mesti menjadi prioritas alasannya kita mempunyai orang yang kita cintai.
Kehidupan otentik, menyatukan semuanya
Pengalaman membuka keempatan bagi kita untuk berjumpa dengan banyak sekali orang. Pengalaman membentuk cara berpikir tentang kehidupan profesional dan pribadi. Pemimpin mesti menjalani kehidupan asli yang terbuka dengan segala bentuk kejutannya serta menjalaninya dengan kesiapan untuk mengikuti arus.

 

Bagian Dua. Membangun OrganisasiOtentik

Bab IV Misi bisa memotivasi, uangtidak

Menilaiperusahaan

Perusahaan yang berorientasi pada kebenaran akan mempunyai misi dan visi serta mempraktekkan nilai-nilai yang dianut. Perusahaan sanggup mengetahui potensinya lewat rasa tujuan. Perusahaan yang mengikuti visi bareng potensial mendesain jalan yang  baik untuk pertumbuhan jangka panjang terutama bagi nilai pemegangsaham.

Faktor penting; Motivasikaryawan

Karyawan yang termotivasi akan berkontribusi dengan lebih baik. Untuk meraih hal ini, kita mesti memberi gagasan mereka mudah-mudahan bersedia menjadi bab untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat dan mempunyai kepercayaan bahwa mereka melakukan pekerjaan untuk suatu tujuan yang positif.

Celah dalam menaikkan nilai pemegangsaham

Kita akan mengabaikan konsumen di saat cuma fokus melayani pemegang saham. Berkonsentrasi pada kepentingan pemegang saham cuma kurang mempunyai nilai dan itu akan menampilkan terhadap karyawan bahwa kita kurang peduli.

Jalur menuju nilai jangka panjang pemegangsaham

Sumber keistimewaan kompetitif yang berkelanjutan dan pertumbuhan keuntungan yang stabil yakni misi yang dapat memotivasi karyawan untuk bertindak produk dan menyediakan layanan pelanggan.

Bab V Nilai tidak pernahberbohong

Bisakah budaya berorientasi nilai meraih kinerja yangbaik?

Menanamkan nilai-nilai di dalam perusahaan mesti dimulai dari pemimpin.Pemimpin mesti bersusah payah untuk menyelaraskan nilai-nilai perusahaan, menekankan tindakan-tindakan positif, dan mengambil langkah-langkah di saat karyawan tidak mengikuti.Agar organisasi bisa dibilang otentik, pemimpin mesti mengetahui besarnya layanan terhadap orang-orang yang mesti kita layani.Organisasi asli ditandai dengan semangat perbaikan, pemahaman, dan kondisi menantang bagi karyawan untuk meraih potensi mereka.Kinerja yang buruk sanggup menyebabkan budget ongkos meningkat, target pemasaran tidak tercapai, dan pengantaran produk terhambat.Untuk menangani hal ini, prinsip-prinsip kinerja mesti diintegrasikan dalam norma-norma perusahaan.

Bab VI Fokus padakonsumen

Gairah melayani konsumen

Tujuan dari setiap perusahaan yakni untuk melayani konsumen dan keberhasilannya akan sungguh bergantung pada seberapa baik mereka melayani konsumen tersebut. Panutan bagi fokus untuk melayani konsumen yakni administrasi atau pimpinan.Manajer mesti bisa mengetahui karyawan yang sungguh-sungguh melayani pelanggan.Manajemen juga mesti menegaskan bahwa mereka bisa menyediakan suasana kerja yang mempekerjakan dan menyediakan penghargaan atas upaya yang baik.Ada pemimpin dengan semangat untuk melayani konsumen perusahaan, ada juga kepala organisasi yang sungguh fokus pada pelanggan.Para pemimpin ini mengendalikan norma-norma untuk mematuhi dan membentuk metode insentif untuk menegaskan fokus pada pelanggan.

Bab VII Tidak sekedarCEO

CEO mempunyai efek yang besar pada hasil perusahaan. Untuk membentuk tim yang bagus dan kuat, pemimpin mesti bisa mengidentifikasi orang-orang yang sanggup membuat organisasi meningkat untuk meraih tujuannya. Keragaman, dalam pengalaman dan latar belakang, ialah komponen penting dari suatu organisasi.Hal ini bisa meningkatkan objektivitas dan keluasan analisis dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif.

Bab VIII Siapa yang diuntungkan, konsumen atau pemegangsaham

Pemimpin asli juga mesti cerdas dalam membagi perhatian di saat melaksanakan tugasnya dalam menyanggupi kepentingan.Ada beberapa kepentingan yang mesti dilayani sehingga tak jarang mereka menghadapi dilema.Untuk itu, para pemimpin mesti bisa menjaga prinsip, visi dan disiplin dalam melayani semua kelompok pemangku kepentingan.

Bagian TigaUji Coba Pasar

Bab IXTujuh KesalahanUtama

JebakanPertumbuhan

Tantangan sesungguhnya bagi suatu perusahaan asli yakni apakah mereka sanggup menjaga pertumbuhan jangka panjang tanpa mengorbankan atau terhanyut dalam godaan pencapaian jangka pendek yang pada  kesudahannya menciptakan keadaanpenurunan.

Jebakan PertumbuhanOrganisasi/Perusahaan

Terdapat tujuh kesalahan yang dapat mengusik pertumbuhan perusahaan :
1.    Bekerja tanpa misi yang jelas
Tanpa misi yang terang akan bikin karyawan, konsumen dan pemegang saham tidak mengetahui ke arah mana atau  untuk apa suatu perusahaan atau organisasi itu diresmikan dan apa tujuan suatu organisasi tersebut. Contoh kendala perusahaan yang mengalami kebangkrutan alasannya tidak adanya misi yang terang yakni perusahaan Telepon Internationbal and Telegraph (ITT), Litton Industri.
2.    Meremehkan bisnis inti
  Ram Charan dan Noel Tichy beropini bahwa setiap bisnis sanggup berkembang dan meningkat kalau dilaksanakan dengan kreatif.
3.    Tergantung pada  lini produk tunggal
  Perusahaan yang bergantung pada kesuksesan satu lini produk tunggal sering mengabaikan pentingnya bikin atau membuka peluang bisnis baru. Ketika terjadi penurunan pada lini produk tadi, mereka tak mempunyai waktu untuk memperluas taktik mereka.Selanjutnya mereka bahkan meminimalisir investasi dan kesudahannya mesti kalahbersaing.
4.    Gagal mengenali pergantian teknologi dan pasar
  Teknologi senantiasa dan terus bertambah begitu pula dengan permintaan pasar, suatu perusahaan dilarang lengah dengan kemajuan  teknologi dan cuma berkonsentrasi pada teknologi usang yang menenteng kesuksesan perusahan. Jika perkembangan teknologi tidak diantisipasi suatu perusahaan pastilah akan ditinggalkan konsumennya.
5.    Mengubah taktik tanpa merubah budaya
Kadang-kadang, perusahaan yang merubah taktik mereka untuk mengantisipasi pergantian kondisi pasar mengabaikan perlunya pergantian budaya organisasi mereka. Kegagalan untuk menyesuaikan dengan pergantian tadi akan berakibat pada ketidakmampuan dalam menyikapi pergantian preferensipelanggan.
6.    Mencoba keluar dari kompetensi inti
Ekspansi memang diperlukan. Akan tetapi perluasan yang terlalu jauh dari bisnis inti akan  mengusik pertumbuhan organisasi. Kekurangan dalam hal wawasan dan teknologi akan menghalangi perluasan tersebut.. Pastikan bahwa di saat hendak ekspansi, organisasi sudah mempunyai sumberdaya yang memadai, bukan cuma danasaja.
7.    Mengandalkan akuisisi untuk pertumbuhan
Akusisi di satu sisi sanggup meningkatkan pertumbuhan organisasi. Akan tetapi akuisisi yang kurang sempurna bisa berakibat fatal di saat sebaliknya terjadikerugian.

Bab X MengatasiHambatan

Pemimpin asli senantiasa kasar tentang misi mereka. Pemimpin mesti sanggup bermitra untuk meraih misi perusahaan. Untuk meraih misi tersebut diperlukan 2 hal fokus yaitu; fokus pada taktik yang mau dikembangkan dan adanya kesempatan untuk berhasil. Keduanya memerlukan komitmen dan gairah besar. Ketika kita bersemangat dan berkomitmen maka kita percaya akan meraih mencapai suatu tujuan organisasi / perusahaan.

Bab XI DilemaEtika

Reputasi perusahaan yang kita wakili akan senantiasa terkait dengan apa yang kita lakukan. Seorang pemimpin mesti menentukan persyaratan watak yang biasa untuk semua karyawan dan diri kita sendiri.Standar ini mesti dipraktekkan dan dijalankan di lingkungan internal dan eksternal, sehingga suatu perusahaan mempunyai jati diri nya sendiri, bahkan jati diri perusahaan itu tertanam pada setiap pemimpin atau pun karyawan yang berada di suatu perusahaan tersebut.

Bab XII Inovasi dariHati

 Semangat menghipnotis inovasi, penemuan mendorong transformasi

Para pemimpin mesti sanggup menyediakan pengarush aktual terhadap karyawannya, dengan cara menyediakan motivasi atau dorongan terhadap karyawan mudah-mudahan mereka senantiasa berinovasi terhadap produk-produk perusahaan. Pemimpin mesti berinteraksi dengan banyak sekali kelompok untuk belajar tentang ide-ide baru.Mereka juga mesti berintereaksi dengan lingkungan di luar mudah-mudahan bisa mengetahui tren yang sedang meningkat untuk dikaji dalam perusahaan.Meski tidak semua gagasan akan berhasil, akan tetapi seorang pemimpin, mesti senantiasa memotivasi karyawan untuk berinovasi. Kegagalan yakni rintangan yang senantiasa ada dalam perjalanan mencapaikeberhasilan.

Bab XIII Akuisisi Bukan Sekedar Uang Saja

Akuisisi yang sempurna sanggup mempercepat pertumbuhan lewat penambahan dan kenaikan teknologi dan serta kapabilitas. Akan tetapi akuisisi bukan satu-satunya cara untuk meraih hal tersebut. Jika kita cuma bergantung pada akuisisi, dan mengabaikan pertumbuhan internal, hal ini umumnya akan menyebabkan masalah. Pemimpin yang bagus tidak akan bergantung pada akuisisi untuk meningkatkan pertumbuhan, mereka akan memperkuat organisasi, dengan cara menjalin kekerabatan yang bagus dengan para karyawan maupun dengan kawan perusahaan nya.
Bab XIV  Pemegang Saham Berada Pada UrutanKetiga
Layanan terhadap konsumen mesti menjadi argumentasi utama organisasi untuk  terus eksis. Cara terbaik untuk mengukur seberapa baik perusahaan melayani konsumen yakni lewat perkembangan pangsa pasar. Pangsa pasar ini penting alasannya bisa merefleksikan pertumbuhan pelanggan. Hal ini juga memotivasi karyawan, sehingga menjaga pertumbuhan di masa depan.
Langkah berikutnya setelah berhasil menjaga pelanggan, selaku seorang pemimpin, kita wajib mengembangkan karyawan, agar dapat memberikan  layanan  optimal,  mereka  tentu  harus  mendapat  bekal  yang  memadai.   Disamping   pengembangan   secara   pengetahuan   dan   ketrampilan,   mereka   juga   harus diperhatikan masa depannya. Karier yang menantang akan membuat karyawan berkomitmen dalam melayani pelanggan.
Unsur terakhir yang memang semestinya yakni pemenuhan kepentinganpemegang saham. Tidak bisa disangkal bahwa ini juga mesti diprioritaskan. Pencapaian jangka panjang yang aktual sanggup berimbas pada nilai saham yang meningkat. Meski demikian pengelolaa perusahaan ada di tangan pemimpin bukan pada pemegang saham. Ketika berhadapan dengan pemegang saham, transparansi yakni kuncinya. Komunikasi senantiasa penting dan sungguh penting bahwa Anda berkomunikasi secara sempurna pesan yang serupa di dalam dan di luarorganisasi.

Bagian Empat. Dibalik sekedar nilai keuntungan
Untuk menjamin bahwa organisasi bisa bertahan, maka diperlukan pengelolaan yang baik. Hal ini juga menegaskan bahwa organisasi dibangun untuk jangka panjang dan bahwa akan tetap berkomitmen dengan kewajibannya. Pengelolaan yang bagus dan suksesi kepemimpinan suksesi yakni komponen penting bagi organisasi yang berorientasi pada keotentikan (kebenaran).
Bab XV Pengelolaan
Pengelolaan perusahaan yang bagus (good governance) akan menanamkan keseimbangan dan menampilkan kekuatan manajemen. Pengelolaan yang bagus terkait dengan adanya tanggung jawab. Para pemimpin mesti membentuk seperangkat prinsip tata kelola yang secara terang menguraikan tanggung jawab dan kiprah masing-masing. Setiap tahun, pemimpin mesti melaporkan terhadap pemegang saham atas pelaksanaan prinsip- prinsip tersebut. Di samping itu juga perlu dibikin komite tata kelola yang bertanggung jawab untuk melaksanakan penilaian mengecek kinerja CEO.
Komite tersebut mesti mempunyai waktu yang cukup untuk membahas taktik dan investasi masa depan. Di sampng itu mesti senantiasa dikembangkan pembicaraan terbuka atas ide- gagasan baru, proposal dan strategi. Sekali lagi ditekanan bahwa kejelasan kiprah mesti dijaga untuk menegaskan bahwa dewan tidak melampaui batas ke dalam hak prerogatif manajemen.
Bab XVI Menghadapi risiko
Pengelolaan organisasi senantiasa mengandung risiko. Untuk menjadi pemimpin otentik, kita mesti bisa menghadapai pergantian pasar dan juga pergantian terkait kebijakan publik. Ingatlah bahwa kepemimpinan senantiasa mengandung risiko.
Bab XVII mempersiapkan pengganti … dan teruskan hidup anda
            Salah satu hal terberat yang mesti dilakukan pemimpin yakni di saat ia mesti menyerahkan posisi dan kewenangan yang selama dipegang. Akan tetapi ha ini niscaya akan terjadi. Oleh alasannya tu pemimpin asli dengan sadar akan mempersiapkan diri menghadapi hal tersebut. Dia juga bertanggung jawab untuk mendidik tim nya mudah-mudahan siap mengambil alih dirinya. Meski demikian banyak pemimpin yang ragu untuk menyerahkan posisi dan kekuatan yang sudah diberikan dengan banyak sekali alasan. Seorang pemimpin besar dan berhasil yakni kalau ia meninggalkan posisinya dan organisasi tersebut masih berada dalam kondisi yang bagus bahkan lebih berkembang.










BAB III
METODE PENELITIAN

Perilaku authentic leadership yang digunakan dalam observasi ini didasarkan pada 5 faktor dari George (2003) yakni purpose, values, heart, relationships, dan self-discipline
Definisi operasional dari masing-masing faktor yakni selaku berikut:
1)       Purpose, pemimpin yang autentik mempunyai pengertian akan tujuan. Mereka mengetahui  siapakah diri mereka dan arah yang mereka tuju. Selain mengetahui tujuannya,  pemimpin yang autentik diinspirasi dan secara intrinsik dimotivasi oleh tujuan  mereka. Mereka yakni individu yang bersemangat dan mempunyai minat mendalam  terhadap apa yang mereka kerjakan dan sungguh-sungguh peduli dengan pekerjaan  mereka.
2)       Values, pemimpin yang autentik mengerti nilai diri mereka dan bertingkah terhadap orang  lain menurut pada nilai ini. Pemimpin yang autentik mengetahui “arah yang  mereka tuju”. Mereka mempunyai gagasan yang terang tentang siapa mereka, kemana mereka  akan melangkah, dan hal benar apa yang mesti dilakukan. Ketika diuji dalam situasi  yang sulit, maka pemimpin yang autentik tidak melanggar nilai mereka, tetapi  menggunakan suasana tersbut untuk memperkuat nilai mereka.
3)       Heart, simpati dan hati selaku faktor penting dalam kepemimpinan autentik. Simpati merujuk pada sikap peka terhadap kesusahan yang dialami orang lain, membuka diri terhadap orang lain dan bersedia untuk menolong mereka.
4)       Relationships, pemimpin yang autentik mempunyai kesanggupan untuk membuka dirinya dan bikin kekerabatan yang mempunyai efek dengan orang lain. Mereka bersedia untuk menyebarkan cerita  dengan orang lain dan menyimak kisah orang lain. Lewat langkah-langkah yang saling membuka diri ini, pemimpin dan pengikut mengembangkan rasa percaya dan kedekatan.
5)       Self-Discipline, disiplin diri menyediakan fokus dan kekuatan tekad. Ketika pemimpin menentukan tujuan dan persyaratan yang mesti dicapai, maka disiplin diri menolong untuk meraih tujuan ini dan bikin siapa saja bertanggungjawab. Disiplin diri juga menyediakan pemimpin energi untuk melaksanakan pekerjaan dalam kesesuain dengan nilai permimpinnya.
Perilaku authentic leadership dalam observasi ini meliputi 5 faktor yang berisi 26 item dengan jumlah item untuk faktor purpose/vision 4 (empat),  values 5 (lima) item, heart 7 (tujuh) item, relationship 4 (empat) item, dan self-dicipline6 (enam) item.  Opsi untuk tiap item digunakan 5 (lima) skala: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Metode Delphi Survey digunakan untuk pengujian tingkat penting sikap authentic leadership dengan partisipannya yakni 12 (dua belas) guru di SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung.Partisipan diminta untuk menganggap apakah kepala sekolah tersebut sudah menampilkan 26 sikap authentic leadership.Sampel pemimpin sekolah yang diseleksi yakni kepala sekolah.Situasi yang menjadi konteks observasi yakni kompleksitas tanggung jawab kepala sekolah selaku pemimpin dan manajer yang dihadapkan pada suasana untuk meraih tujuan akademik, sementara permintaan manajerialpun cukup ketat untuk bikin seluruh faktor pendidikan tertata dengan efektif dan efisien.
Setelah diperoleh data sikap authentic leadership dilakukan pengujian multi dimensionalitas konstruk yang dilakukan pada partisipan yang berbeda.Kedua puluh enam item dipertahankan selaku alat ukur authentic leadership karena seluruh sikap ialah ciri-ciri dari authentic leadership.Untuk menguji multi dimensionalitas dilibatkan 1 orang kepala sekolah dasar di Kota Bandung yang diukur sikap authentic leadershipnya.



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara lazim observasi ini menciptakan suatu temuan bahwa faktor purpose / vision merupakan sikap atau abjad yang paling utama alasannya data faktor purpose / vision menunjukkan sikap yang paling terlihat pada diri kepala sekolah. Sedangkan pada faktor memimpin dengan hati / heart merupakan sikap atau abjad yang terendah alasannya data faktor memimpin dengan hati/ heart menunjukkan sikap yang paling tidak terlihat pada diri kepala sekolah, berikut rekapitulasi hasil pembuatan data yang ditunjukan tabel 1.
Tabel 1: Hasil Penilaian Partisipan Semua Aspek Authentic Leadership
NO
ASPEK
KATEGORI (%)
SS
S
KS
TS
STS
1
Purpose
56,25
43,75



2
Value
36,67
53,33
10,00


3
Heart
19,05
69,05
10,71

1,19
4
Relationship
31,25
60,42
8,33


5
self dicipline
36,11
41,67
8,33



Kelima faktor dalam authentic leadership merupakan ciri-ciri yang mesti dimiliki oleh pemimpin sekolah dalam kepemimpinannya. Aspek Purpose / Vision adalah yang dinilai paling tinggi nilai sungguh setujunya oleh para partisipan, sedangkan faktor heart justru  dinilai di bawah faktor yang lain oleh para partisipan. Bila diurutkan tingkat pentingnya tiap faktor dalam persepsi partisipan adalah, purpose, value, self dicipline, relationship dan heart.
Pada faktor Purpose partisipan tidak ada yang menganggap tidak baiklah dan kurang setuju, segalanya menganggap baiklah 43,75% dan sungguh baiklah 56, 25%.  Aspek Value partisipan menganggap sungguh setuju, baiklah hingga kurang baiklah sebanyak 36,67%, 53,33% dan 10,00% kurang setuju. Sedikit di bawahnya yakni faktor Self dicipline  yang dinilai partisipan 36,11% sungguh setuju, 41,67 % setuju, dan kurang baiklah 8,33%.Aspek relationship memiliki nilai 31,25% sungguh setuju, 60,42 baiklah dan 8,33% kurang setuju. Aspek Heart mempunyai penilaian sungguh baiklah 19,05%,  baiklah sebanyak 69,05%, 10,71% kurang setuju, dan sungguh tidak setuju1,19%..
Purpose/Vision menjadi faktor paling penting pertama. Para Kepala Sekolah dituntut untuk mengkomunikasikan impian mengembangkan sekolah terhadap para anggota organisasi dengan semangat, meminta usulan dan berdiskusi  dengan anggota organisasi untuk menyelaraskan visi pimpinan dengan impian (visi) anggota, bikin konferensi untuk mempartisipasikan anggota organisasi dalam merumuskan visi bareng yang jelas, dan Pemimpin membangun  komitmen semua anggota organisasi untuk mewujudkan  visi bersama.
Tabel 2.Understanding their purpose
No
Keterangan
Tungkat Setuju
1
Pemimpin mengkomunikasikan impian mengembangkan sekolah terhadap para anggota organisasi dengan semangat
SS
S
KS
TS
STS
2
Pemimpin meminta usulan dan berdiskusi  dengan anggota organisasi untuk menyelaraskan visi pimpinan dengan impian (visi) anggota
SS
S
KS
TS
STS
3
Pemimpin bikin konferensi untuk mempartisipasikan anggota organisasi dalam merumuskan visi bareng yang jelas
SS
S
KS
TS
STS
4
Pemimpin membangun  komitmen semua anggota organisasi untuk mewujudkan  visi bersama
SS
S
KS
TS
STS

Peringkat ke-dua yakni Value. Kepala Sekolah dituntut untuk tidak melaksanakan langkah-langkah untuk memperoleh sanjungan/pujian, mempunyai wawasan agama yang cukup untuk pedoman kehidupannya, bersangka baik terhadap ketentuan Tuhan dengan kepercayaan ada sesuatu yang akan diperoleh dari kegagalan yang ditemui, menghadapi duduk kendala dengan damai dan mengembalikannya terhadap Tuhan, dan membuat agama, moral dan watak selaku landasan seorang pemimpin dan direalisasikan dalam kehidupan sekolah.
Tabel 3.Practicing solid value
No
Keterangan
Tingkat Setuju
1
Tindakan pemimpin tidak untuk memperoleh sanjungan/pujian
SS
S
KS
TS
STS
2
Pemimpin mempunyai wawasan agama yang cukup untuk pedoman kehidupannya
SS
S
KS
TS
STS
3
Pemimpin bersangka baik terhadap ketentuan Tuhan dengan kepercayaan ada sesuatu yang akan diperoleh dari kegagalan yang ditemui
SS
S
KS
TS
STS
4
Pemimpin menghadapi duduk kendala dengan damai dan mengembalikannya terhadap Tuhan
SS
S
KS
TS
STS
5
Agama, moral dan watak dijadikan landasan seorang pemimpin dan direalisasikan dalam kehidupan sekolah
SS
S
KS
TS
STS

Peringkat ke-tiga yakni self dicipline. Kepala Sekolah dituntut untuk menekuni dalam pelaksanaan kesibukan untuk memberi gagasan orang lain, mengerti bahwa pelayanan yakni inti dari kepemimpinan, banyak bekerjanya sebanding dengan apa yang dikatakannya, mempunyai kebiasaan bersusah payah dan pantang menyerah, tidak mengeluh dan menyalahkan orang lain kalau didapatkan kesalahan/kegagalan program, dan sungguh mengutamakan kepentingan organisasi.
Tabel 4.Demonstrating self-dicipline
No
Keterangan
Tingkat Setuju
1
Pemimpin menekuni dalam pelaksanaan kesibukan untuk memberi gagasan orang lain
SS
S
KS
TS
STS
2
Pemimpin mengerti bahwa pelayanan yakni inti dari kepemimpinan
SS
S
KS
TS
STS
3
Pemimpin banyak bekerjanya sebanding dengan apa yang dikatakannya
SS
S
KS
TS
STS
4
Pemimpin mempunyai kebiasaan bersusah payah dan pantang menyerah
SS
S
KS
TS
STS
5
Pemimpin tidak mengeluh dan menyalahkan orang lain kalau didapatkan kesalahan/kegagalan program
SS
S
KS
TS
STS
6
Pemimpinsangat mengutamakan kepentingan organisasi
SS
S
KS
TS
STS

Peringkat keempat yakni relationship. Kepala Sekolah dituntut untuk  bersikap mempunyai kekerabatan yang luas dengan banyak sekali kelompok yang sanggup memperlancar perjuangan memimpin sekolah.  Pemimpin menjalin koordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk perkembangan sekolah.Pemimpin unggul dalam bernegosiasi untuk mendapatkan pinjaman dan kesibukan dari pemerintah, orang renta maupun swasta.Pemimpin bersikap egaliter (dapat bergaul dengan siapapun) supel dan mempunyai banyak teman.

Tabel 5.Establishing connected relationships
No
Keterangan
Tingkat Setuju
1
Pemimpin mempunyai kekerabatan yang luas dengan banyak sekali kelompok yang sanggup memperlancar perjuangan memimpin sekolah
SS
S
KS
TS
STS
2
Pemimpin menjalin koordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk perkembangan sekolah
SS
S
KS
TS
STS
3
Pemimpin unggul dalam bernegosiasi untuk mendapatkan pinjaman dan kesibukan dari pemerintah, orang renta maupun swasta
SS
S
KS
TS
STS
4
Pemimpinbersikap egaliter (dapat bergaul dengan siapapun) supel dan mempunyai banyak teman
SS
S
KS
TS
STS

Leading with heart yang disangka sanggup dinilai sungguh penting oleh banyak orang dalam kontek keaslian, justru berada pada peringkat terakhir dalam observasi ini.Perilaku pemimpin siap menolong/membantu kesusahan orang, tidak mengungkit-ungkit jasanya terhadap orang lain, berbuat nrimo tidak mengharap balas jasa, tidak kesengsem pada sanjungan untuk dirinya, rendah hati dan tidak sombong, tidak pamrih dalam menolong orang lain, menyakini bahwa kesadaran diri yakni yang utama dalam memimpin.
Tabel 6.Leading with heart
No
Keterangan
Tingkat Setuju
1
Pemimpin siap menolong/membantu kesusahan orang
SS
S
KS
TS
STS
2
Pemimpin tidak mengungkit-ungkit jasanya terhadap orang lain
SS
S
KS
TS
STS
3
Pemimpin berbuat nrimo tidak mengharap balas jasa
SS
S
KS
TS
STS
4
Pemimpin tidak kesengsem pada sanjungan untuk dirinya
SS
S
KS
TS
STS
5
Pemimpin rendah hati dan tidak sombong
SS
S
KS
TS
STS
6
Pemimpin tidak pamrih dalam menolong orang lain
SS
S
KS
TS
STS
7
Pemimpinmenyakini bahwa kesadaran diri yakni yang utama dalam memimpin
SS
S
KS
TS
STS

Empat sikap yang paling terlihat pada kepala sekolah adalah:
1)      Pemimpin mengkomunikasikan impian mengembangkan sekolah terhadap para anggota organisasi dengan semangat (aspek purpose)
2)      Pemimpin membangun  komitmen semua anggota organisasi untuk mewujudkan  visi bareng (aspek purpose)
3)      Pemimpin mempunyai wawasan agama yang cukup untuk pedoman kehidupannya (aspek value)
4)      Pemimpin mempunyai kebiasaan bersusah payah dan pantang mengalah (aspek self discipline)
5)      Pemimpin menjalin koordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk perkembangan sekolah (aspek relationship)
Sementara itu, empat sikap yang kurang terlihat pada kepala sekolah adalah:

1)      Pemimpin tidak kesengsem pada sanjungan untuk dirinya (aspek heart)
2)      Pemimpin menghadapi duduk kendala dengan damai dan mengembalikannya terhadap Tuhan (aspek value)
3)      Pemimpin tidak mengungkit-ungkit jasanya terhadap orang lain (aspek heart)
4)      Pemimpin bersikap egaliter (dapat bergaul dengan siapapun) supel dan mempunyai banyak teman dekat (aspek relationships)
5)      Pemimpin tidak mengeluh dan menyalahkan orang lain kalau didapatkan kesalahan/kegagalan kesibukan (aspek self dicipline)

Pada observasi George, untuk mendapatkan pemimpin yang asli maka  dimensi yang paling terlihat dalam kepemimpinan yakni purpose/vision dan values begitu juga  pada observasi ini, dimensi yang paling terlihat dalam kepemimpinan ada di purpose/vision dan values. Hasil observasi George menampilkan bahwa purpose/vision dan valuesadalah prediktor terbaik dari kehendak pemimpin untuk melaksanakan kerja tambahan dan pelayanan kepemimpinan yang menyediakan efek eksklusif terhadap semangat kerja pengikut alasannya adanya kejelasan apa yang mesti dilakukan.




























BAB V
KESIMPULAN

Simpulan dari observasi ini adalah dimensi-dimensi authentic leadershipsudah terlihat dan ditunjukkan oleh kepala sekolah SD Muhammadiyah 3 Bandung.Aspek authentic leadership yang sudah ditunjukkan dan diimplementasikan dengan baik yakni purposes/visions, values, self diciplines, dan relationships. Hal tersebut menurut data observasi pada faktor Purpose partisipan tidak ada yang menganggap tidak baiklah dan kurang setuju, segalanya menganggap baiklah 43,75% dan sungguh baiklah 56, 25%.  Aspek Value partisipan menganggap sungguh setuju, baiklah hingga kurang baiklah sebanyak 36,67%, 53,33% dan 10,00% kurang setuju. Aspek Self dicipline  yang dinilai partisipan 36,11% sungguh setuju, 41,67 % setuju, dan kurang baiklah 8,33%.Aspek relationship memiliki nilai 31,25% sungguh setuju, 60,42 baiklah dan 8,33% kurang setuju. Sedangkan faktor heart kurang diimplementasikan dengan baik oleh kepala sekolah tersebut.Aspek Heart mempunyai penilaian sungguh baiklah 19,05%,  baiklah sebanyak 69,05%, 10,71% kurang setuju, dan sungguh tidak setuju1,19%.













DAFTAR PUSTAKA

George, Bill. (2003).Authentic Leadership; Rediscovering the Secrets to Creating Lasting Value.San Fransisco: Jossey-Bass



Related : Autentic Leadership

0 Komentar untuk "Autentic Leadership"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)