Pengertian, Referensi Dan Praktik Sikap Tawadu

Tawadu artinya rendah hati. Secara perumpamaan tawadu artinya bersikap rendah hati, baik di hadapan Allah maupun terhadap sesama manusia. 

Kebalikan dari sikap tawadu yakni takabur atau sombong. Orang yang bersikap takabur merasa dirinya lebih mulia dibandingkan orang lain.

Setiap diri kita merupakan makhluk ciptaan Allah. Oleh alasannya yakni itu, kita mesti memiliki sikap tawadu. Tidak ada argumentasi satu pun yang membenarkan kita untuk bersifat sombong.

Bersombong diri memiliki arti sudah melalaikan hakikat diri kita selaku makhluk yang sungguh lemah dan kecil di hadapan Allah swt. Oleh alasannya yakni itu, terhadap semua makhluk atau insan hendaknya bersifat tawadu.

Perilaku tawadu terhadap sesama sanggup ditunjukkan dengan senantiasa menghormati orang lain tanpa membedakan asal keturunan dan status sosial ekonomi mereka. Perhatikan firman Allah berikut ini.

Artinya: ”Dan sederhanakanlah dalam berlangsung dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk bunyi merupakan bunyi keledai.” (Q.S. Luqma-n [31]: 19)

Contoh-Contoh Perilaku Tawadu

Perilaku tawadu sanggup kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari di banyak sekali lingkungan. Misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut ini contoh-contoh sikap tawadu:

1.   Berbicara dengan orang renta dan kerabat menggunakan tutur kata yang sopan.
2.   Mau menemukan saran, kritikan, dan masukan wacana kebaikan dari orang lain.
3.   Menampakkan paras berseri saat berjumpa dengan orang lain.
4.   Bersedia membuatkan ilmu dan pengalaman dengan orang lain.
5.   Menghormati orang yang lebih renta dan mengasihi orang yang lebih muda.
6.   Mempersilakan orang lain untuk menempati daerah duduknya.
7.   Meminta izin saat melalui di depan orang lain.
8.   Membiasakan untuk menyapa orang lain dengan mengucapkan salam.

Praktik Berperilaku Tawadu

Perilaku tawadu atau rendah hati tidak sama dengan rendah diri atau minder. Orang yang tawadu bukan memiliki arti tidak percaya diri sehingga menjelek-jelekkan dirinya sendiri. Kita bertingkah tawadu selaku bentuk penghormatan terhadap orang lain, tapi tetap menghargai diri kita sendiri. Kita mesti membiasakan diri untuk bertingkah tawadu, utamanya terhadap sesama manusia. Upaya memiliki sikap tawadu sanggup dijalankan dengan beberapa cara, misalnya selaku berikut:

a. Mengenal Allah swt.

Sebagai seorang yang beriman kita mengenali bahwaAllah Mahakuasa, Mahakaya, dan Mahaperkasa. Pemahaman terhadap kesempurnaan Allah swt. akan memotivasi kita untuk senantiasa bersyukur dan memuji keagungan-Nya.

b. Mengenal Asal Terciptanya Manusia

Manusia berasal dari setetes sperma yang hina. Allah bikin kita dalam kondisi yang tidak tahu apa-apa. Sebagai makhluk yang hina, tidak ada argumentasi bagi seseorang untuk bersifat sombong.

c. Mengenal Kelemahan Diri

Pemahaman terhadap kelemahan dan malu diri sendiri akan menghindarkan dari sikap sombong. Seseorang yang merasa dirinya tepat tanpa cela condong berbuat sesuka hati sehingga akan terjebak pada kesombongan.

d. Merenungkan Nikmat Allah

Dengan kita makin bersyukur terhadap Allah akan mengembangkan ketakwaan kita terhadap Allah. Kita mesti percaya bahwa dengan bertingkah tawadu akan menguntungkan diri kita sendiri. Dengan kita membiasakan diri menghormati orang lain, diri kita pun akan dihormati orang lain. Perilaku tawadu terhadap sesama insan akan mengukuhkan hubungan silaturahmi dan menangkal pertengkaran di antara kita. 

Related : Pengertian, Referensi Dan Praktik Sikap Tawadu

0 Komentar untuk "Pengertian, Referensi Dan Praktik Sikap Tawadu"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)