Malam itu, saya hendak istirahat. Selain lelah, mata juga sudah mengantuk. Malam juga kian larut. Meski masih ada yang mesti dikerjakan, saya menegaskan untuk berhenti dan bertujuan melanjutkannya besok hari. Agar keadaan badan dapat fresh di lalu hari.
Saat hendak mengisi ulang baterai smartphone, ada SMS yang masuk. Dari seorang teman dekat dekat sejak SMA. Laki-laki ini berasal dari suatu tempat di Jawa Tengah.
“Mas, saya mau kisah sebentar, ini kisah nyata.” isi pesannya.
“Yo, cerito wae.” (Ya, silakan kisah saja), Balas saya.
Pagi itu, ia cuma memiliki duit seratus lima puluh ribu. Sudah menjadi sesuatu yang lazim, mereka yang bisnisnya maju lebih menegaskan untuk hidup sederhana. Uangnya muter, asetnya dalam bentuk barang, piutangnya dimana-mana.
Apalagi di selesai bulan, banyak piutang yang belum dibayar. Hingga duit tunai pun sungguh-sungguh terbatas. Disiapkan sesuai kebutuhan.
“Pas duit tinggal segitu, ada seorang penanam modal yang menghubungi. Dia minta dana investasinya. secara secara tiba-tiba alasannya yakni ada keperluan penting.” lanjutnya.
Saya menyimak santai.
“Ngobrol agak lama, tidak ketemu jalan keluar. Dia minta 15 juta. Harus dibayar hari itu juga. Tidak dapat ditawar.”
Di tengah kebingungan yang dialami, ia memiliki kebiasaan yang terbilang 'aneh' bagi insan di zaman sekarang. Ia yang bergairah mempelajari Islam sampai dikala ini pribadi teringat dengan suatu hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam wacana 3 orang yang terjebak di dalam gua.
Tiga orang tersebut memohon terhadap Allah Ta’ala dengan menyebutkan amalan-amalan unggulan yang pernah dikerjakan. Ini kerap disebut selaku wasilah. Setelah mereka menyebutkan amalan unggulan masing-masing, pintu gua sungguh-sungguh terbuka. Mereka dapat keluar dengan selamat.
“Ya Allah,” doa teman dekat saya tersebut sembari bersujud, “jika memang sedekah 100 ribu untuk anak yatim kemarin itu tulus karena-Mu, mohon angkatlah beban yang ada di pundakku ini.”
Sahabat saya pun mengambil air wudhu. Kemudian menjalankan shalat dhuha dan hajat.
Saya masih setia menyimak kisahnya, sampai ia melanjutkan, “Sekitar jam 10 lebih 3 menit, ada seorang hubungan usang yang menelepon. Dia akan menyediakan investasi sebesar 100 juta. Tunai. Ditransfer hari itu juga.”
***
Subhanallah, Saya begitu kagum mendengar kisah faktual yang dituturkan oleh pria ini. Sungguh, kisah-kisah faktual jenis ini amat banyak bahkan sudah diterangkan berkali-kali dalam kitabullah, Al Qur'anul Kariim.
Kita cuma perlu meluruskan niat, mudah-mudahan kembalian sedekah dan amal jariyah kita di dunia juga berujung pada pahala di akhirat.
Sebab kalau niat bersedekah cuma untuk hal duniawi, maka tiada potongan baginya di alam abadi kelak. Dan barang siapa yang bersedekah untuk akhirat, maka Allah Ta’ala akan menyediakan baginya dunia selaku bonusnya.
Namun, ada pula yang tidak mendapat potongan dunia. Sebab semua pahalanya diganti dengan yang lebih baik atau sudah dinantikan oleh nirwana di alam abadi yang abadi.
Wallahu A'lam. Sumber https://www.kabarmakkah.com
Saat hendak mengisi ulang baterai smartphone, ada SMS yang masuk. Dari seorang teman dekat dekat sejak SMA. Laki-laki ini berasal dari suatu tempat di Jawa Tengah.
“Mas, saya mau kisah sebentar, ini kisah nyata.” isi pesannya.
“Yo, cerito wae.” (Ya, silakan kisah saja), Balas saya.
Pagi itu, ia cuma memiliki duit seratus lima puluh ribu. Sudah menjadi sesuatu yang lazim, mereka yang bisnisnya maju lebih menegaskan untuk hidup sederhana. Uangnya muter, asetnya dalam bentuk barang, piutangnya dimana-mana.
Apalagi di selesai bulan, banyak piutang yang belum dibayar. Hingga duit tunai pun sungguh-sungguh terbatas. Disiapkan sesuai kebutuhan.
“Pas duit tinggal segitu, ada seorang penanam modal yang menghubungi. Dia minta dana investasinya. secara secara tiba-tiba alasannya yakni ada keperluan penting.” lanjutnya.
Saya menyimak santai.
“Ngobrol agak lama, tidak ketemu jalan keluar. Dia minta 15 juta. Harus dibayar hari itu juga. Tidak dapat ditawar.”
Di tengah kebingungan yang dialami, ia memiliki kebiasaan yang terbilang 'aneh' bagi insan di zaman sekarang. Ia yang bergairah mempelajari Islam sampai dikala ini pribadi teringat dengan suatu hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam wacana 3 orang yang terjebak di dalam gua.
Tiga orang tersebut memohon terhadap Allah Ta’ala dengan menyebutkan amalan-amalan unggulan yang pernah dikerjakan. Ini kerap disebut selaku wasilah. Setelah mereka menyebutkan amalan unggulan masing-masing, pintu gua sungguh-sungguh terbuka. Mereka dapat keluar dengan selamat.
“Ya Allah,” doa teman dekat saya tersebut sembari bersujud, “jika memang sedekah 100 ribu untuk anak yatim kemarin itu tulus karena-Mu, mohon angkatlah beban yang ada di pundakku ini.”
Sahabat saya pun mengambil air wudhu. Kemudian menjalankan shalat dhuha dan hajat.
Saya masih setia menyimak kisahnya, sampai ia melanjutkan, “Sekitar jam 10 lebih 3 menit, ada seorang hubungan usang yang menelepon. Dia akan menyediakan investasi sebesar 100 juta. Tunai. Ditransfer hari itu juga.”
***
Subhanallah, Saya begitu kagum mendengar kisah faktual yang dituturkan oleh pria ini. Sungguh, kisah-kisah faktual jenis ini amat banyak bahkan sudah diterangkan berkali-kali dalam kitabullah, Al Qur'anul Kariim.
Kita cuma perlu meluruskan niat, mudah-mudahan kembalian sedekah dan amal jariyah kita di dunia juga berujung pada pahala di akhirat.
Sebab kalau niat bersedekah cuma untuk hal duniawi, maka tiada potongan baginya di alam abadi kelak. Dan barang siapa yang bersedekah untuk akhirat, maka Allah Ta’ala akan menyediakan baginya dunia selaku bonusnya.
Namun, ada pula yang tidak mendapat potongan dunia. Sebab semua pahalanya diganti dengan yang lebih baik atau sudah dinantikan oleh nirwana di alam abadi yang abadi.
Wallahu A'lam. Sumber https://www.kabarmakkah.com
0 Komentar untuk "Kisah Nyata: Sedekah 100 Ribu Sanggup Rezeki 100 Juta"