mau mengajukan pertanyaan nih, selama kalian jadi mahasiswa pernah tidak mencicipi perasaan gemeteran, grogi, takut, telinga berdengung, atau mik bergoyang pada di saat bicara didepan umum? Kalian mahasiswa pastinya selama hidup dari zaman SD hingga dengan Kuliah niscaya pernah dong mencicipi perasaan grogi!
Tapi tahu tidak kenapa orang bisa grogi? Sebenarnya grogi ini timbul akhir dari analisa seseorang terhadap sesuatu, orang yang grogi diakibatkan lantaran ia menganggap sesuatu yang didepannya dengan hal-hal yang negatif seperti rasa takut sehingga membuat otak menyikapi bahwa hal tersebut merupakan suatu yang menakutkan.
Sedangkan, Ketika anda berbalik menganggap sesuatu dengan anggapan yang mengasyikkan atau hal positif maka otak akan menyikapi bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang menyenangkan.
Seperti contoh, dahulu pada di saat kalian pertama kali melaksanakan penyajian didepan kelas mungkin yang kalian rasakan merupakan perasaan takut, grogi yang menghasilkan kau gemeteran dan bicara blepotan, tetapi seiring dengan seringnya kau melaksanakan agresi penyajian ini maka kau akan terbiasa, lantaran kau sudah sudah biasa menganggap hal penyajian ini selaku hal yang lazim sehingga otak akan menyikapi hal penyajian merupakan sesuatu yang biasa.
Ketika kau teruskan dengan masuk kedalam suatu asosiasi atau organisasi untuk pertama kalinya dan hendak memamerkan suatu pendapat, kau juga mungkin akan mencicipi grogi meskipun kau sudah sudah biasa untuk penyajian didepan kelas, lantaran bagi kau memamerkan usulan merupakan pengalaman pertama bagi kau untuk bicara di depan orang yang tak dikenal.
Sejatinya perasaan grogi ini tidak akan pernah hilang dalam diri insan dan akan senantiasa timbul di saat level kawasan anda berdiri kian tinggi, menyerupai contoh. Mungkin anda sudah sudah biasa untuk bicara didepan kelas, dan di depan sekolah, tetapi di saat anda sanggup suatu potensi untuk bicara didepan pak walikota, perasaan grogi bisa saja muncul.
Masalah grogi merupakan dilema lazim bagi seluruh insan utamanya pelajar khususnya mahasiswa lantaran masih minimnya pengalaman.
Lalu bagaimana dengan teman dekat saya yang dapat bicara di depan publik dengan mudahnya? Yah lantaran teman dekat kau sudah sudah biasa melakukannya, ia sering melaksanakan obrolan secara publik sehingga menghasilkan ia lebih santai dalam bicara. Coba kau tanyakan ke temanmu tentang pertama kali pas ia bicara didepan umum, apa yang ia rasakan? Pasti ia jawab yah rasa grogi yang dirasakan.
Oleh alasannya itu menaklukan suatu perasaan grogi merupakan suatu kemampuan yang tidak sanggup timbul secara seketika, perlu adanya suatu proses untuk berlatih dan berlatih biar perasaan grogi tidak sering timbul di saat kau melakukan “Public Speaking”. Dalam menaklukkan rasa grogi perlu jam melayang dan proses yang tidak sebentar, bahkan seorang yang sudah terlatih saja, kadang-kadang masih mencicipi kurang pede dan grogi di saat menghadapi suatu yang gres dengan level yang tinggi.
Lalu apa yang memicu perasaan grogi muncul? Dibawah ini merupakan penyebab dari perasaan grogi muncul
1. Kurang Persiapan Mengenai Materi yang Akan Dibicarakan
Sama halnya di saat kau hendak penyajian didepan kelas, kau niscaya takut lantaran bahan yang hendak dipresentasikan belum siap atau bahkan ppt nya belum jadi yang membuat kau takut kalau mendapat nilai jelek dari dosenmu, nah rasa takut ini akan divisualisasikan oleh otak dengan rasa gemeteran, sukar bicara, dan keluarnya keringat dingin.
2. Kamu Merupakan Seorang yang Selalu Berprasangka Negatif Terhadap Segala Sesuatu
“Orang-orang yang menyaksikan merupakan orang yang berpengalaman, sedangkan saya bukan apa-apa”
“Ketika orang menyaksikan diri saya, saya takut mereka berpikir yang tidak-tidak”
“Ketika saya bicara, saya takut salah dan diteriaki Huuu oleh penonton”
“Ketika saya memamerkan pendapat, saya takut tidak didengar”
“Ketika saya mau untuk melaksanakan sesuatu, saya takut tidak bisa”
“Ketika saya mau bergaul, saya takut kalau mereka tidak senang saya”
“Saya aib kalau apa yang saya bicarakan tidak menawan untuk didengar”
Pikiran-pikiran menyerupai itulah yang menghasilkan rasa grogi muncul, sekali lagi diingatkan bahwa grogi ini akan timbul seiring dengan berpikirnya negatif kau terhadap sesuatu.
3. Pernah Punya Kenangan jelek tentang Bicara di Depan Umum
Karena kau pernah mengalami hal yang buruk, kau jadi takut untuk mencobanya kembali lantaran kau takut mengulang kesalahan yang sama. ingatan jelek semestinya dibiarkan menjadi ingatan dan pelajaran dan tidak perlu dikaitkan dengan apa yang terjadi sekarang. Kan sudah dikatakan bahwa menetralisir grogi merupakan suatu kemampuan yang tidak sanggup tiba secara seketika, perlu adanya suatu proses yang mesti dilalui.
Ada seorang yang bilang bahwa sifat Grogi saya ini keturunan dari orang bau tanah saya dulu
Bukan!! kata siapa sifat grogi itu keturunan? Sifat grogi itu bukan keturunan dari seseorang, melainkan sifat grogi itu timbul akhir dari persepsi orang. Persepsi pada setiap orang berbeda-beda dan akan berubah seiring dengan pengalaman lingkungan yang pernah terjadi pada dirinya.
Lalu bagaimana dengan menetralisir sifat grogi dalam diri saya?
Berikut merupakan kiat yang dapat dicoba bagi kau mahasiswa yang masih mengalami kesulita untuk menyodorkan usulan didepan umum.
1. Ubahlah Persepsi Kamu!
Persepsi merupakan hasil dari penyusunan, pengenalan, dan penafsiran informasi guna memamerkan citra atau pengertian tentang lingkungan (Schacter, Daniel. 2011, “Psychology” Worth Publishers).
Apa yang kau pertimbangkan sebaiknya dipikirkan secara positif. Karena kau sudah besar pasti sudah bisa membedakan mana yang mencakup positif dan negatif. Jangan hingga kau mengelompokkan bahwa “Public Speaking” merupakan sesuatu hal yang negatif lantaran itu salah, padahal “Public Speaking” merupakan salah satu cara biar kau bisa menetralisir rasa grogi.
2. Bicara Pada Diri Sendiri
Seperti orang absurd yah? Tidak mengatakan pada diri sendiri merupakan cara yang terbaik untuk memotivasi diri.
3. Yakinkan diri Kamu, Bahwa “Saya Bisa”
Karena menurut pakar komunikasi Ahmad Zaenuddin Hanan. Kata “Saya Bisa” bisa menghasilkan stimulasi saraf otak meningkat kalau ketimbang kata “Saya Tidak Takut” atau “Jangan Takut. Karena kedua kata ini meupakan Killing Words yang membingungkan di saat ditransfer ke alam bawah sadar.
4. Jangan Terlalu Berharap dan Harus Siap Menerima Kenyataan Sepahit Apapun Rasanya
Tidak bisa dibantah bahwa hasil dari mengatakan didepan lazim memiliki dua kemungkinan. Pertama kemungkinan untuk diapresiasi dari seseorang dan kedua, kemungkinan untuk dkritik secara halus ataupun kasar. Kamu selaku pembicara tidak perlu kahwatir kalau yang didapat merupakan suatu kritik yang tajam.
Karena lewat kritik kau akan tahu mana yang perlu untuk diperbaiki, jangan malah sehabis dikritik kau jadi enggan untuk mengatakan didepan umum.
5. Berlatih dan Berlatih
Berlatih dan terus berlatih kalau ada kesempatan, berlatih tidak mesti dimulai dengan berpidato di depan umum, namun kau bisa mulai dengan mengatakan didepan cermin, mengatakan menyodorkan usulan di suatu organisasi dirumah ataupun di kawasan perkuliahan. Karena dengan mengatakan kau mendapat suatu pengalaman yang konkret kalau ketimbang sekedar membaca buku mengenai kiat cara menaklukkan rasa grogi.
6. Buatlah Catatan Tentang Apa yang Ingin Disampaikan
Menyiapkan kertas kecil yang berisi tentang pokok-pokok apa yang ingin disampaikan akan menghasilkan kau lebih siap dalam menyodorkan kata-kata sehingga lebih tersusun, atau kau juga bisa menuliskan secara rincian tentang apa yang mau dibicarakan, cuma saja cara ini tidak efektif lantaran kau akan senantiasa mempertahankan pandanganmu terpaut pada kertas yang dipersiapkan. Karena penting untuk menjaga Eye Contactkepada penonton.
7. Harus Siap Malu
Yang dimaksud buka malu-maluin, tetapi lebih ke kenaikan bahwa kau bisa melakukannya, jangan habiskan waktu berbicaramu untuk berpikir bagus-tidak, mutu-tidak, benar-salah lantaran itu belum menjadi yang terpenting. Yang paling penting merupakan apa yang kau ingin sampaikan sudah tersampaikan semua. gres sehabis masa bicaramu simpulan dan turun dari podium kau bisa ngobrol dan meminta kritik, usulan terhadap orang yang berpengalaman.
8. Jangan Lupa Senyum Sehat.
Senyum merupakan terapi terbaik bagi diri, lantaran lewat senyum sanggup menghasilkan lebih rileks, lepas, dan nyaman. Dengan senyum juga akan memamerkan respon positif bagi saraf otak sehingga ketegangan sanggup berkurang.
9. Sebelum Berbicara, Latihan Dulu di Rumah
Ada baiknya dirumah sebelum penyajian bisa latihan dahulu didepan kaca, ini tentu akan menghasilkan dirimu sadar bahwa ternyata didepan di saat saya bicara, saya biasa saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Teruskan persepsi ini hingga di saat anda bicara didepan.
Latihan juga akan menghasilkan diri kau lebih siap.
10. Bagunlah Kepercayaan Diri Anda
Percaya diri ini bukan sifat yah! Karena menurut Bapak Mario Teguh Percaya Diri merupakan kesanggupan seseorang untuk bisa yakin terhadap dirinya sendiri, kalau kau tidak dapat membangun keyakinan terhadap dirimu sendiri, bagaimana kau bisa membangun keyakinan orang lain terhadap diri kamu. Tentu tidak dapat bukan?
Membangun yakin diri juga merupakan proses dalam mengerti diri kau secara dalam. Oleh alasannya itu mulai kini kenalilah diri kau sebelum berkenalan dengan orang lain.
11. Dengan Kebiasaan Menulis
Menurut Waidi (Motivator) dalam situs Blog resminya darta-pintar. menulis juga bisa menanggulangi Grogi dalam diri. menulis bentuknya bisa apa saja baik artikel, cerita, pengalaman, diary. Karena dengan menulis merupakan cara efektif untuk membangun “bangunan logika”, suatu bangunan yang masuk akal. Bila anda sudah sudah biasa menulis tentang topic-topic yang masuk akal, akan membuat lebih gampang kau pada di saat bicara.
Demikian merupakan diskusi singkat mengenai Grogi, Penyebab Grogi, dan Cara Penakluk Grogi. Untuk senantiasa dikenang bahwa mengatakan merupakan sebuah keterampilan yang memerlukan proses untuk menjadi pembicara yang tidak grogi. Makara sering-seringlah anda berproses lantaran dengan proses kau akan bisa menaklukkan rasa grogi.
0 Komentar untuk "Apa Sih Grogi Itu? Bagaimana Penyebab Dan Cara Mengatasinya?"