Manajemen Komunikasi Di Sekolah


MANAJEMEN KOMUNIKASI DI SEKOLAH



Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Pada masa kini, sebagian besar penduduk makin mencicipi isu selaku salah satu keperluan primer disamping keperluan akan sandang, pangan dan papan. Seiring dengan hal itu, isu sudah berubah bentuk menjadi suatu komoditi yang sanggup diperdagangkan. Keadaan ini terbukti dengan makin berkembangnya bisnis pelayanan informasi, mirip stasiun televisi, surat kabar, radio dan internet yang sudah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut disokong oleh perkembangan teknologi isu disegala bidang. Hal ini sudah mendorong transformasi penduduk tradisional menjadi penduduk informasi.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 merupakan kerja keras sadar dan bersiklus untuk merealisasikan suasana berguru dan proses pembelajaran biar peserta didik secara aktif membuatkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, budpekerti mulia, serta kemampuan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses komunikasi yang di dalamnya berisi suatu transformasi pengetahuan, banyak sekali nilai dan kemampuan baik di dalam maupun luar sekolah yang berjalan secara konstan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perkembangan teknologi isu sudah menenteng pengaruh dalam kehidupan masyarakat. Sejak diketemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia sudah memasuki masa informasi. Teknologi isu dengan komputer selaku motor penggeraknya sudah merubah segalanya. Pemrosesan isu berbasis komputer mulai dipahami orang dan hingga ketika ini sudah banyak software yang sanggup dipakai orang selaku alat pengolah data untuk menciptakan informasi. Dibidang akuntansi, tata cara pemrosesan isu akuntansi berbasis komputer banyak dipersiapkan dengan tujuan untuk menampilkan kepraktisan bagi para akuntan untuk menciptakan isu yang sanggup dipercaya, relevan, sempurna waktu, lengkap, sanggup dipahami, dan teruji.
Dalam masa bisnis global, efek perkembangan teknologi isu tidak dapat
dihindarkan lagi, mirip penggunaan telepon, faksimili, komputer, dan satelit dalam
berbagai aktivitas fasilitas berkomunikasi perusahaan. Teknologi isu memungkinkan insan untuk menerima isu dari kawasan yang berjauhan
dalam waktu yang singkat dan dengan ongkos yang murah. Manajemen organisasi mesti tanggap pada perubahan lingkungan ini jikalau ingin organisasinya tetap sanggup bertahan dan meningkat kinerjanya. Manajemen organisasi juga mesti sensitif terhadap efek perkembangan teknologi yang meliputi informasi, perlengkapan teknik dan proses dalam merubah input menjadi output. Selain itu, administrasi mesti sanggup mengerti dengan baik kiprah tata cara isu dalam organisasi (Eliot, 1992).
Perubahan lingkungan ini juga menuntut akuntansi administrasi selaku suatu tata cara isu untuk menawarkan isu yang sanggup dipercaya, relevan, sempurna waktu, lengkap, sanggup dipahami, dan teruji dalam rangka pengambilan keputusan manajemen.
Manajemen merupakan pengelolaan dan kerjasama banyak sekali aktivitas bisnis dengan tujuan untuk meraih suatu objektif yang diinginkan. Manajemen sering dimasukkan selaku faktor bikinan suatu organisasi seiring dengan mesin, material, dan biaya. Menurut jago manajemen, Peter Drucker (1909-2005), kiprah dasar administrasi merupakan penjualan dan inovasi.
Manajemen pendidikan pada masa isu merupakan suatu prioritas untuk kelancaran pendidikan atau dengan kata lain merupakan suatu bentuk pendidikan yang mesti mempunyai ciri khusus untuk bikin hasil yang cocok dengan tujuan forum pendidikan. Hal ini disebabkan penurunan perkembangan pendidikan dilihat dari sisi mutu dan hasil dari ekspektasi forum pendidikan. Selain itu, penurunan ini juga disebabkan oleh tidak tersedianya administrasi yang bagus untuk mengurus pendidikan di beberapa forum pendidikan.
Pendidikan mesti tentukan visi dan misi yang terang untuk memproduksi keputusan yang bermutu dan beroperasi secara optimal seiring perkembangan zaman. Untuk merealisasikan hal ini, perlu dibentuk suatu struktur dan administrasi yang niscaya dan sesuai dengan visi dan misi forum pendidikan. Melalui penggunaan internet dan tata cara informasi, forum pendidikan sanggup membuatkan administrasi yang baik.
Suatu forum pendidikan formal mempunyai prospek untuk menjelaskan, mendefinisikan serta menerapkan suatu model pendidikan yang menurut ekspektasinya memilki kapabilitas dan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan banyak sekali argumentasi yang dipaparkan diatas, makalah ini menerangkan wacana sistem isu administrasi komunikasi di sekolah.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang problem diatas, analisi ini lebih difokuskan pada:
1.      Konsep dasar teknologi isu dan komunikasi.
2.      Perkembangan teknologi isu dan komunikasi pendidikan
3.      Teknologi isu dan komunikasi pendidikan
4.      Pengembangan teknologi isu dan komunikasi pendidikan
5.      Proses teknologi isu dan komunikasi pendidikan

C.    Manfaat
Berdasarkan latar belakang dan perumusan problem yang sudah dikemukakan tersebut diatas, maka tujuan analsis ini secara lazim merupakan mengenali perberbedaan cara inspeksi dan supervisi dalam kenaikan mutu pendidikan.
Adapun tujuan khusus dari analisis ini dimaksudkan:
1.      Untuk menerima isu konsep dasar teknologi isu dan komunikasi.
2.      Untuk menerima isu perkembangan teknologi isu dan komunikasi pendidikan
3.      Untuk menerima isu teknologi isu dan komunikasi pendidikan
4.      Untuk menerima isu faedah teknologi isu dan komunikasi pendidikan.
Bab II Kajian Teoritik
A.    Konsep Dasar Sistem Manajemen Informasi
1.      Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong insan menyelesaikan masalahnya. Informasi merupakan hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai wawasan (knowledge) bagi penggunanya. (KBBI.hlm 234).
Engkoswara dan Aan Komariah (2010,hlm.203) menyatakan bahwa isu merupakan hasil dari proses intelektual seseorang, proses intelektual merupakan mengolah/memproses stimulus yang masuk ke dalam individu lewat panca indra, kemudian diteruskan ke otak/pusat syaraf untuk diolah/diproses dengan pengetahuan, pengalaman, selera, dan keyakinan yang dimiliki seseorang. Setelah mengalami proses stimulus itu sanggup dimengerti selaku informasi, isu ini bisa dikenang di otak, bila dikomunikasikan terhadap individu/khalayak, maka akan meningkat menjadi pesan. “Seperangkat alat yang menolong melakukan pekerjaan dengan isu dan melaksanakan tugas-tugas yang bermitra dengan pemrosesan informasi”.(Haaq dan Keen:2014,hlm.21). Sedangkan Menurut Marten (2014,hlm.34) teknologi isu tidak cuma terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang dipakai untuk memproses dan menyimpan informasi,melainkan juga meliputi teknologi komunikasi untuk mengantarkan informasi.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2010,hlm.2-3) dalam disiplin ilmu saintifik yang disebut dengan teknologi isu merupakan faktor yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang dipakai dalam pengendalian dan pemrosesan isu serta pengggunaanya, komputer dan kekerabatan mesin dan manusia, dan hal yang berhubungan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan.
Ketika pengembang tata cara mendefinisikan output yang diberikan oleh prosesor informasi, mereka akan memikirkan empat dimensi dasar informasi, keempat dimensi yang diharapkan ini akan sanggup memperbesar nilai dari isu tersebut.
1.      Relevansi. Informsi mempunyai relevansi jikalau isu tersebut bermitra dengan problem yang sedang dihadapi. Pengguna sebaiknya sanggup menegaskan data yang diharapkan tanpa mesti melewti dulu sejumlah fakta-fakta yang tidak berhubungan. Data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang hendak diambilsaja yang hendak di sebut selaku informasi.
2.      Akurasi. Idealnya, seluru informai sebaiknya akurat. Akan tetapi, fitur-fitur yang menampilkan bantuan terhadap tingkat akurasi tata cara akan memperbesar ongkos dari tata cara isu tersebut. Karena hal ini para pengguna sering kalau terpaksa mesti menerima tingkat akurasi yang kurang dari 100 persen. Aplikasi-aplikasi lainya, mirip peramalan ekonomi jangka panjang dan laporan-laporan statistic, acap kali masih tetap berharga walaupun data yang dipergunakan kurang dari 100persen akurat.
3.      Ketepatan waktu. Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum suasana yang genting meningkat atau hilangnya potensi yang ada. Para pengguna hendaknya sanggup menerima isu yang menguraikan apa yang sedang terjadi ketika ini, selain dari apa yang sudah terjadi di masa lalu. Informasi yang hadir setelah suatu keputusan diambil tidak akan mempunyai nilai yang bermanfaat.
4.      Kelengkapan. Para pengguna hendaknya sanggup menerima isu yang menyuguhkan suatu citra lengkap atas suatu problem tertentu atau solusinya. Namun, tata cara hendaknya juga tidak menenggelamkan pengguna dalam lautan informasi. Istiah kelebihan muatan isu menampilkan bahwa mempunyai isu yang terlampau banyak juga sanggup menampilkan kerugian. Pengguna hendaknya sanggup menegaskan jumlah detail yang dibutuhkan. Informasi dibilang lengkap jikalau mempunyai agregasi yang sempurna dan mendukung semua area dimana keputusan akan di ambil.
Informasi merupakan data yang sudah diproses, diatur, dan diintegrasikan untuk menawarkan suatu persepsi tertentu. Informasi yang bermutu mempunyai 5 kriteria, yakni :
1)       Akurat : isu mesti bisa dipercaya, bebas dari kesalahan, dan tidak membingungkan pengguna informasi.
2)       Tepat waktu : isu mesti diterima tidak telat sehingga tidak mengusik proses pengambilan keputusan.
3)       Relevan : isu yang diperoleh mesti sesuai dengan problem yang dibahas.
4)       Lengkap : isu yang disuguhkan lengkap sehingga membuat lebih mudah peserta dalam menggunakannya untuk banyak sekali kegiatan.
5)       Jelas : isu yang disampaikan mesti terang artinya / tidak ambigu.

2.      Konsep Sistem Informasi Manajemen
a.      Pengertian
Komunikasi merupakan pengertian terhadap sesuatu yang tidak terlihat dan tersembunyi, elemen yang tersembunyi ini menempel pada budaya dan menampilkan arti pada proses komunikasi yang sanggup dilihat. Bahkan komunikasi merupakan proses personel yang meliputi pertukaran sikap (Fred Luthans,2006,hlm.372).
Komunikasi merupakan proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pernyataan dari orang ke orang atau kelompok ke kelompok. (Diding dan Imam, 2015,hlm.110). Tanpa komunikasi tiada maksud bareng yang dipahami dan diterima oleh orang atau kelompok.
Sistem dijabarkan lewat pendekatan mekanisme dan pendekatankomponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, tata cara berartisekumpulanprosedur-prosedur yang mempunyai suatu tujuan tertentu sedangkan menurut pendekatan komponen,sistem berartisekumpulan komponen yang saling bermitra dan membentuk kesatuan untuk meraih tujuantertentu.(Jogiyanto,2001. Sistem Teknologi Informasi, hal 34).
Sistem isu merupakan variasi hardware, software, infrastruktur, dan personel berpengalaman yang dikontrol untuk memfasilitasi perencanaan, kontrol, koordinasi, dan pengerjaan keputusan dalam suatu organisasi.
Kelemahan Sistem
Analisa kehabisan tata cara sanggup dijalankan dengan meninjau permasalahan yang mengusik tata cara yang sudah dipakai / ada sebelumnya. Masalah-masalah pada tata cara sanggup diidentifikasi lewat teknik analisa PIECES yang berisikan 6 komponen, yakni :
1.      Performance (kinerja), sanggup ditinjau dari
2.      Tingkat kesuksesan pengantaran message dalam jaringan tata cara (throughput).
3.      Waktu respon / jawaban tata cara (response Time).
4.      Information (informasi), sanggup dilihat lewat :
5.      Hasil
Dari hasil yang ada, dilihat apakah ada kehabisan informasi, kesesuaian isu dengan masalah, kelebihan informasi, format isu yang tidak berkhasiat / dimanfaatkan, ketidaktepatan informasi, dan kesusahan pengerjaan informasi.
1.      Masukan / input
Input data sanggup mempunyai persoalan jikalau data sulit untuk didapat, adanya pengulangan perolehan data, terlampau banyak data yang diperoleh, dan kemungkinan perolehan data yang tidak legal / melanggar hak cipta.
2.      Data yang disimpan
Data yang disimpan sanggup membuat permasalahan jikalau data tidak kondusif dari banyak sekali bahaya dan tindak pembajakan, data tidak terorganisir, data tidak fleksibel, dan data tidak sanggup diakses.
3.   Economic (ekonomi), sanggup dilihat dari :
1)      Biaya
Biaya sanggup membuat problem jikalau ongkos yang diharapkan tidak diketahui, tidak sanggup ditelusuri, dan terlalu mahal.
2)      Profit / keuntungan
Profit sanggup diraih dengan menyaksikan tren bisnis gres dan kenaikan pemasaran.
3)      Control (kontrol), sanggup diteliti lewat :
4)      Keamanan / kendali yang kurang
Hal ini sanggup memicu data masukan tidak cukup diolah, regulasi privasi data sanggup dilanggar, kemungkinan terjadinya pemrosesan error, dan pengambilan keputusan yang tidak benar (error).
5)      Keamanan yang terlalu ketat
Hal ini sanggup memicu ketidakpraktisan bagi konsumen dan pekerja dan penundaan pemrosesan.
6)      Efficiency (efisiensi), sanggup dilihat lewat :
7)      Waktu yang terbuang dikarenakan kesalahan orang dan mesin / komputer
Hal ini sanggup terjadi lantaran adanya pengulangan pemasukan data, pengulangan pemrosesan data, dan pengulangan pengerjaan informasi.
8)      Material dan kerja keras yang tidak berguna dikarenakan kesalahan orang dan mesin / komputer
Hal ini bisa dilihat jikalau kerja keras dan material yang diharapkan untuk melakukan suatu kiprah sungguh besar.
a)      Service (layanan), sanggup dilihat lewat :
b)      Sistem bikin hasil yang tidak akurat.
c)      Sistem bikin hasil yang tidak konsisten.
d)     Sistem bikin hasil yang tidak sanggup dipercaya.
e)      Sistem tidak mudah untuk digunakan.
f)       Sistem tidak mudah untuk belajar.



b.      Kompenen komunikasi
Komunikasi merupakan elemen vital dalam interaksi dengan orang lain, penduduk dan lingkungan. Komunikasi yang mengalami persoalan akan melahirkan kebutuan dalam berinteraksi. Komunikasi diumpamakan aliran darah pada badan manusia. Jika aliran darah itu mengalir dengan baik serta tanpa gangguan maka isu yang disampaikan mudah diterima.
Untuk itu perlu kita pelajari komponen-komponen dalam komunikasi, komponen dalam komunikasi terdapat proses komunikasi yang meliputi;
1)      Sumber (source), artinya komunikator yang hendak mengantarkan pesan terhadap orang lain.
2)      Pesan (message), artinya isi isu yang hendak disampaikan dalam mekanismenya.
3)      Penyandian (encoding), artinya pemberikan makna lewat simbol-simbol yang dikirim oleh pemberi pesan terhadap peserta pesan dalam komunikasi.
4)      Saluran komunikasi (channels), artinya media yang dijadikan kawasan pengantaran pesan.
5)      Penyandian kembali (decoding), artinya mengulang atau menampilkan simbol-simbol yang lain yang dikirim oleh pemberi pesan terhadap peserta pesan dalam komunikasi.
6)      Penerima pesan (receiver), artinya menerima pesan sesuai dengan makna yang diharapkan oleh komunikator.
7)      Gangguan komunikasi (noise), artinya semua hal yang sanggup menghancurkan berfungsinya semua komponen komunikasi.
8)      Konteks (context), artinya kawasan dimana terjadinya komunikasi.
c.       Perananan dan Fungsi Komunikasi
Seseorang pastinya tidak dapat berkomunikasi denga benda mati, lantaran hal itu cuma sia-sia, lantaran tidak akan menerima respon apa pun. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi terbukti dan terlihat pada ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain pastinya ia berupaya mengerti respons yang diberikan oleh orang lain. Dengan mengerti setiap bahasa badan dari peserta pesan hal membuat seseorang pemberi pesan kemudian ia akan menampilkan reaksi dengan pikiran dan perasaanya.

Perilaku Eksternal
 




Gambar 1.
Peranan Komunikasi
Sumber : Nurdin & Sibaweh (2015,hlm.115)

Dalam komunikasi itu sendiri terdapat komunikasi formal, dalam struktur komunikasi ini mesti menjamin bahwa isu dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diharapkan baik ke atas, ke bawah, dan ke samping. Dan komunikasi informal, komunikasi ini lebih diarahkan terhadap tujuan-tujuan pribadi ketimbang terhadap tujuan-tujuan organisasi, tetapi diusahakan dalam rancangan komunikasi formal hendaknya menyumbangkan terhadap iklim administratif yang ramah dan permisif dengan prospek ia akan memupuk suatu jaringan isu yang hendak memperkuat tata cara isu formal.


B.     Perkembangan Sistem Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Teknologi isu timbul selaku respon makin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, makin kerasnya kompetisi bisnis, makin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya permintaan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan gres dengan mempergunakan teknologi. Teknologi diharapkan sanggup menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi isu dipakai cuma terbatas pada pemrosesan data. Dengan makin berkembangnya teknologi isu tersebut, nyaris semua aktivitas organisasi ketika ini sudah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
Teknologi isu sanggup didefinisikan selaku perpaduan antara teknologi
komputer dan telekomunikasi dengan teknologi yang lain mirip perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan perlengkapan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi isu dipakai dalam tata cara isu organisasi untuk menawarkan isu bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.
Ada banyak sekali macam tata cara isu dengan memakai teknologi isu yang muncul, antara lain Electronic Data Processing Systems, Data Processing Systems (DPS), Decision Support System (DSS), Management Information System (MIS), Executive Information Systems (EIS), Expert System (ES) dan Accounting Information System (AIS) (Bodnar, 1998). Saluran komunikasi yang sanggup dipakai untuk berkomunikasi merupakan standard telephone lines, coaxial cable, fiber optics, microwave systems, communications satellites, cellular radio and telephone. Sedangkan konfigurasi jaringan yang sanggup dipakai untuk berkomunikasi merupakan Wide Area Network (WAN), Local Area Network (LAN), dan Client/Server Configurations (Romney, 2000).
EDP merupakan penggunaan teknologi komputer untuk menyelenggarakan pemrosesan data yang berorientasi pada transaksi organisasi. Sistem ini dipakai untuk mengolah data transaksi yang sifatnya berkala (sehari-hari). Sistem ini tidak sanggup menolong pekerjaan pihak administrasi yang berhubungan dengan pengambila keputusan. Sistem ini cuma berharga untuk mengembangkan ketepatan waktu dan frekuensi penyuguhan laporan. Secara fundamental, EDP merupakan aplikasi tata cara isu akuntansi dalam setiap organisasi. Istilah data processing (DP) bahwasanya sama dengan EDP.
MIS merupakan penggunaan teknologi komputer untuk menawarkan isu yang berorientasi pada administrasi level menengah. MIS mengakui adanya kenyataan bahwa para manajer dalam suatu organisasi memerlukan isu dalam rangka pengambilan keputusan dan bahwa tata cara isu berbasis komputer sanggup menolong penyediaan isu bagi para manajer.
DSS merupakan suatu tata cara isu yang datanya diproses dalam bentuk pengerjaan keputusan bagi pemakai akhir. Karena berorientasi pada pemakai selesai maka DSS memerlukan penggunaan model-model keputusan dan database khusus yang berlawanan dengan tata cara DP. DSS diarahkan pada penyediaan data yang nyata, khusus, dan isu yang tidak berkala yang diminta oleh manajemen. DSS sanggup dipakai untuk menganalisis kondisi pasar kini atau pasar potensial. DSS juga sanggup menolong merubah proses bisnis, dimana biasanya manajer bikin semua keputusan, tetapi dengan adanya teknologi isu mirip decision support tools, access database, dan modelling software, pengambilan keputusan menjadi kepingan setiap orang.
ES merupakan tata cara isu yang berbasis pada wawasan yang memakai wawasan wacana bidang aplikasi khusus untuk melakukan aktivitas selaku konsultan jago bagi pemakai akhir. Seperti DSS, ES memerlukan penggunaan model-model keputusan administrasi dan database khusus. Tidak mirip DSS, ES juga memerlukan pengembangan basis wawasan dan inference engine. Jika DSS menolong administrasi dalam rangka pengambilan keputusan, maka ES bikin keputusan tersebut.
EIS merupakan suatu tata cara isu yang berhubungan dengan keperluan administrasi puncak tentang isu strategik dalam proses pengambilan keputusan strategik. Sedangkan AIS merupakan suatu tata cara yang menawarkan isu bersifat keuangan dan non keuangan bagi para pengambil keputusan. Penggunaan teknologi isu pada aktivitas perusahaan mirip pada value chain sanggup menciptakan beberapa keuntungan, mirip pengurangan biaya, percepatan waktu operasi, kenaikan produktivitas, percepatan waktu pengantaran barang dan jasa terhadap pelanggan, serta kenaikan nilai barang dan jasa yang tinggi pada pelanggan. Salah satu teknologi isu yang tidak kalah pentingnya merupakan pemakaian
Electronic Data Interchange (EDI). EDI merupakan komunikasi antar komputer dengan tujuan mengembangkan efektivitas dan menghemat pekerjaan yang sifatnya klerikal. Hansen dan Hill (1989) mendefinisikan EDI selaku pergerakan dokumen bisnis dalam format terorganisir antara banyak sekali patner bisnis dalam suatu organisasi. Dengan EDI, dokumen yang diterima sanggup mengutus komputer secara otomatis. EDI yang terintegrasi menampilkan potensi pada manajer untuk berfokus sarat pada pengambilan keputusan strategik dan mengembangkan kesanggupan dalam pengendalian beberapa aktivitas teknologi akan terus berkembang. Teknologi isu yang mempunyai pengaruh akan menjadi competitive edge bagi perusahaan dan sekaligus menjadi entry barrier (Fasio, 1994). Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang, tidak ada argumentasi untuk tidak memakai teknologi sepanjang hal itu sanggup membuat lebih mudah perusahaan mengikuti kondisi dengan lingkungannya (Hanscombe,1989).

C.    Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Kebutuhan yang sungguh penting dalam perkembangan dunia yang mengglobal kini ini, pergantian yang terjadi remaja ini pastinya memerlukan teknologi dan isu selaku keperluan mandasar bagi setiap individu, kelompok, dan departemen-departemen, instansi, disamping perlunya mengembangkan sumber daya insan dan mempunyai sumber daya alam yang berlimpah sungguh memerlukan isu dan komunikasi dalam setiap percaturan global. Dunia yang makin terbaru memerlukan tenaga-tenaga yang profesional, perkasa dan berkompeten dalam pendidikan pastinya diharapkan bisa menyiapkan potensi-potensi peserta didik dalam mengembangkan penguasaan teknologi informasi.
Menurut Nasution (Diding Nurdin dan imam sibaweh,2015,hlm.123) menyatakan bahwa teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan dan analisa sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan mengembangkan proses berguru mengajar. Hanya saja yang diutamakan merupakan proses belajarnya itu sendiri disamping alat-alat yang sanggup menolong proses tersebut. Oleh lantaran itu, teknologi pendidikan berkenaan baik software maupun hardware. Peran software antara lain merupakan menganalisis dan merancang urutan atau perbuatan berguru menurut tujuan yang ingin diraih dengan metode penyuguhan yang harmonis serta analisa keberhasilanya.
D.    Pengembangan tata cara Informasi Manajemen
Pada dasarnya ada dua pihak utama yang terlibat eksklusif dalam upaya mengebangkan suatu tata cara isu untuk administrasi suatu organisasi, yakni analisis tata cara dan manajer. Orang yang merencanakan tata cara isu untuk manajemen, mengkaji untuk kerjanya, merancang perbaikanhya dalam suatu tata cara biasanya dibilang selaku seorang analisis sistem. Namun demikian fungsi analisis tata cara yang pada dasarnya merancang tata cara isu untuk menaikkan keterhubungan orang-orang, material, mesin dan duit nampak mirip layaknya seorang manajer. Maka dalam kaitan ini seorang manajer sanggup dipandang selaku seorang operator tata cara yang menegaskan perincian kritis tata cara isu yang diperlukan dan karenanya ia pun sanggup selaku analisis tata cara Mirfani dan Suryani (Bocchino,1972). Dengan demikian bagi kelompok organisasi pendidikan pada lingkup relatif kecil (sekolah) sebaiknya kepala sekolah berperan selaku manajer sekaligus selaku analisis sistem.
Adapun perbuatan dasar yang sanggup ditempuh dalam membuatkan tata cara isu meliputi:
1.      Studi fasibilitas
2.      Menentukan persyaratan sistem
3.      Merancang dan menerapkan tata cara yang perangkatnya berisikan atas basis data (data base), persiapan fisik, perbuatan kerja dan solsi program
4.      Perubahan keorganisasian
5.      Pengetesan solusi
6.      Konservasi
7.      Manajemen proyek
Dalam kaitan inilah proses pengembangan tata cara isu administrasi memungkinkan mancapai taraf mutu yang memadai. Hanya saja kunci khususnya tetap pada unsur insan yang terliat di dalamanya.
E.     Proses pengelolaan data dalam tata cara isu Manajemen
Proses kerja suatu tata cara isu administrasi merupakan suatu alur proses yang kontinu dari mulai penyusunan rencana hingga umpan balik. Alur ini dimulai dengan planning dari standar, yang menyangkut pencapaian tujuan tertentu. Yang kemudian diputuskan standar tujuan itu dan dilakukanlah proses masukan data, kemudian dilanjutkan dengan proses pengelolaan data. Hasil pengelolaan itu dijadikan umpan balik terhadap penyusunan rencana standar.
Alur yang tergambar dalam anatomi tata cara isu menajaemen diatas merupakan salah satu tolok ukur efektifitas suatu SIM. Untuk mengenali tolok ukur efktifitas suatu SIM, Moekijat (1991,hlm.41) sudah mengemukakan bahwa; untuk menegaskan jaringan yang efektif bagi suatu tata cara isu administrasi sudah dianjurkan pertanyaan-pertanyaan selaku berikut:
1.      Data atau isu apakah yang dibutuhkan?
2.      Bilamana data atau isu itu dibutuhkan?
3.      Siapa yang membutuhkan?
4.      Dimana data atau isu itu dibutuhkan?
5.      Dalam bentuk apa isu itu dibutuhkan?
6.      Berapa ongkos data atau isu itu dibutuhkan?
7.      Prioritas apa yang hendak diberikan oleh majemuk data?
8.      Mekanisme apakah yang hendak dipakai untuk menyortir informasi, menyusunnya, menggunakannya menjadi bentuk yang berarti, dan menyodorkan isu yang sudah dipersatukannya terhadap pengambil keputusan untuk mengambil tindakan?
9.      Bagaimana pengaturan kendali umpan balik akan dipersiapkan bagi manajemen?
10.  Mekanisme apakah yang hendak diputuskan untuk sanggup terus-menerus menganggap dan memperbaiki tata cara isu manajemen?
Sistem isu administrasi menurut konsepnya dalam pembahasan terdahulu bisa dipandang selaku pemrosesan data. Kerena inti dari SIM merupakan data dan isu yang dikumpulkan, dimasak dan disebar ke setiap yang memerlukan. Dengan demikian pemrosesan data ini menjadi sungguh penting. Karena peserta informasi, mirip para pemimpin tidak mungkin sanggup bikin keputusan dengan segera dan tepat, bila yang diterimanya selaku materi pengerjaan keputusan itu berupa data yang terkumpul yang belum diproses dengan baik.

Bab III Kesimpulan
Sistem isu administrasi merupakan keseluruhan jaringan isu yang ditujukan terhadap pengerjaan keterangan-keterangan bagi para manager dan para pengguna yang lain yang berfungsi untuk mengambil keputusan atau keperluan lain dalam cakupan organisasi ataupun perorangan. Menurut Nasution (Diding Nurdin dan imam sibaweh,2015,hlm.123) menyatakan bahwa teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan dan analisa sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan mengembangkan proses berguru mengajar. Hanya saja yang diutamakan merupakan proses belajarnya itu sendiri disamping alat-alat yang sanggup menolong proses tersebut. Oleh lantaran itu, teknologi pendidikan berkenaan baik software maupun hardware. Peran software antara lain merupakan menganalisis dan merancang urutan atau perbuatan berguru menurut tujuan yang ingin diraih dengan metode penyuguhan yang harmonis serta analisa keberhasilanya.
Untuk itu perlu kita pelajari komponen-komponen dalam komunikasi, komponen dalam komunikasi terdapat proses komunikasi yang meliputi;pertama, Sumber (source), artinya komunikator yang hendak mengantarkan pesan terhadap orang lain.kedua, Pesan (message), artinya isi isu yang hendak disampaikan dalam mekanismenya. Ketiga, Penyandian (encoding), artinya pemberikan makna lewat simbol-simbol yang dikirim oleh pemberi pesan terhadap peserta pesan dalam komunikasi. Empat, Saluran komunikasi (channels), artinya media yang dijadikan kawasan pengantaran pesan. Kelima, Penyandian kembali (decoding), artinya mengulang atau menampilkan simbol-simbol yang lain yang dikirim oleh pemberi pesan terhadap peserta pesan dalam komunikasi. Enam, Penerima pesan (receiver), artinya menerima pesan sesuai dengan makna yang diharapkan oleh komunikator.
Tujuh, Gangguan komunikasi (noise), artinya semua hal yang sanggup menghancurkan berfungsinya semua komponen komunikasi. Delapan, Konteks (context), artinya kawasan dimana terjadinya komunikasi.
           













Daftar Pustaka
Andrew A. Moemeka. Communication and conflict in organizations: revisiting the basics. Optimum, The Journal of Public Sector Management • Vol. 28, No. 2 (1-10)
Engkoswara, Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Mintorogo, serdamayanti, (1992), dasar-dasar wawasan wacana administrasi perkantoran, Bandung:Ilham Jaya
Raymond Mcload.(2001). Management Information System.8th Edition. Prentice Hall Intermational.
Sibaweh Imam dan Nurdin, Diding. (2015). Pengelolaan Pendidikan (Dari Teori Mnuju Implentasi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Suhardan, dadang (2011). Administrasi Perkantoran, Jurusan Adpen FIP IKIP Bandung.
Sutisna, Oteng,(2009). Filsafat dan Ilmu dalam pendidikan, mimbar pendidikan (nomor 5-XI), University Press IKIP Bandung.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan.(2010). Pengelolaan Pendidikan. Jurusan Administrasi Pendidikan. Bandung; UPI.



Related : Manajemen Komunikasi Di Sekolah

0 Komentar untuk "Manajemen Komunikasi Di Sekolah"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)