Gerakan Islam Studi Literatur

Orang yang membuktikan kondisi ummat Islam tidaklah menyerupai yang diucapkan oleh Nabi saw di saat menggambarkan kondisi kaum muslimin. Sedangkan semua ummat lain yang mempunyai pengaruh sudah mengerumuni mengepung mereka dengan sains, organisasi, seni, tindakan, tolong-menolong, dan senjata. Merampas kerajaan mereka, melumpuhkan pemerintahan mereka, dan menyedot kekayaan mereka.

Beliau bersabda,

"Hampir tiba masanya ummat-ummat lain akan memperebutkan kau sebagaimana orang-orang lapar memperebutkan hidangan." Lalu mengajukan pertanyaan seseorang, "Apakah kareha kita sedikit di saat itu?' Beliau menjawab, "Bahkan pada di saat itu adahh banyak,tetapi cuma buih sebagaimana buih air bah. Allah sungguh-sungguh akan mencabut rasa takut terhadap kau dari dada musuh-musuhmu, dan akan membuang ke da/am hati kau penyakit Al-wahn!" Bertanyalah seseorang, "Hai rasul Allah, apa al-wahn itu?” Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati!"[1]

Benarlah Nabi Allah, lantaran negara-negara ini sudah memperebutkan dengan baia tentaranya. Dengan segala aliran dan kebudayaan kemudian menguasai jiwa, fikiran, negara dan kekayaan kita. Mereka bersusah payah untuk memecah belah persatuan kita, rajin dalam mengupayakan runtuhnya moral kita dan menghapuskan tata nilai kita. Sehingga kita beranjak dari kebenaraan terhadap kebahtilan, menyimpang dari jalan lurus ke jalan yang salah. Pindah sedemikian jauh dari kebaikan terhadap kehidupan menyerupai buih, dari hidup senang terhadap hidup celaka Sebagaimana dijelaskan oleh Allah ta'ala dengan firmannya,

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sebenarnya baginya penghidupan yang sempit..."

Kaum muslimin cukup umur ini hidup dalam kehidupan yang sempit, dengan segala arti yang sempit. Sehingga kita hidup menyerupai orang jompo yang ketinggalan zaman. Namun demikian kita saksikan banyak kaum muslimin yang sungguh menyayangi dunia dan tidak suka mati.

Kita kini ini sedang dalam perjalanan membicarakan kondisi dan suasana yang mengelilingi gerakan-gerakan Islam. Sehingga klta mendapatkan faktor, sebab-sebab dan persiapan-persiapan yang menghantarkan terhadap keunggulannya. Hal itu akan besar pcngaruhnya dalam memutuskan cara hidup dan mencetak tabiat dengan cetakan sendiri.

Dari sisi politik dan ekonomi, maka penjajah kafir itu sudah menguasai seluruh rumah kaum muslimin. Mereka seakan begitu besar wibawanya dan menatap remeh terhadap Dunia Islam dalam memecah belah kekuatan dan merampas kekayaannya. Di samping mengguncang aqidahnya dan berbagi kerusakan moral di dalamnya' Yaitu pada di saat lemahnya Pemcrintahan Islami dan tidak dapat bangun kembali membela dirinya, atau mengamankan pengawalan tanah aimya.

Pada di sekarang ini seluruh Negara Imperialis sepakat untuk membagi-bagi kawasan Islam dengan memanfaatkan kekuat-an dan memperlihatkan otot untuk merebut tanah serta meng-hancurkan agama dari satu segi. Melampiaskan dendam perang Salib yang disucikan bagi para pendeta terhadap Islam dan pemeluknya. Dari sisi lain, lantaran panik gereja atas kedau-latan rohaninya yang bertumpuk pada kebodohan pada biasanya dari orang-orang Barat tentang agama. Sebagai hasil observasi para Orientalis Eropa ke pesantren-pesantren Islam tentang agama Islam. Gerakan Ilmiyah Islam dan pertumbuhan Islam, de-ngan segala penghormatan, penghargaan dan perilaku ilmiyah mereka serta ketaatan terhadap para agamawan berikut ajaran-ajaran gereja.

Maka terwujudlah bagi penjajah apa yang dikehendaki. Memperiuas kekuasaannya, mengulurkan tangan kekuatannya ke Negeri Islam. Baratpun mengulurkan tangannya untuk men-jarah kekayaan kaum Muslimin. Kekayaan yang sanggup menun-jang kepesatan dan kcmajuan Eropa agar meraih puncak keagungan dalam pertumbuhan di atas bangsa- bangsa yang miskin lagi terbelakang.

Baiklah kalau sekiranya cuma berhenti pada batas celaan dan rekayasa ini. Tetapi bahkan melangkah terhadap muslihat yang lebih besar dan lebih jago yang mengakibatkan lebih pintar untuk mengekalkan dominasinya di dacrah jajahan. Bahkan memungkinkannya hidup di sana dengan kondusif seraya menjamin terwujudnya semua sasaran dan keserakahannya. Telah dimaklumi bahwa keberadaannya di tanah jajahan merupakan bersifat sementara. Mengingat bahwa Bumi Islam sebelumnya sudah jatuh ke tangan bangsa Tar Tar dan kaum Salib yang lebih mempunyai pengaruh serta lebih brutal dari pada mereka. Maka mulailah para penjajah mempertimbangkan cara untuk merealisasikan keinginannya dan men-jamin kekuasaanya sesudah nantinya kcluar dari negcri- negeri jajahan. Tidak ada baginya kecuall satu jalan, satu saja bukan lainnya. Yaitu menyusup kc dalam kepercayaan manusia, meng-ubah aqidah-aqidah Islam, menjelakkan tujuan mereka, me-rusak moral mereka, dan menghidupkan keragu-raguan atas kebenaran kerasulan. Demikian itu dapatlah orang Mukmin dilepaskan dari imannya dan dikeluarkan dari bundar aqidah dan dari langkah-langkah menuju efek Risia yang menakutkan. Sebagian ulama sudah menafsirkan kehidupan sempit itu dengan siksa kubur.

Kami tekankan terhadap angkatan muda bahwa Barat sudah berhasil pada satu langkah. Maka umat Islam ditimpa bencana, yakni lentumya aqidah dan syari'ah yang menyebabkannya kehilangan kesadaran. Selain itu juga ditimpa racun propaganda yang membinasakan, dan hanyut pada pikiran-pikiran yang menyimpang tanpa mercnungkan pcrsoalannya atau menem-patkannya pada tempat yang tepat.

Dari sisi kebudayaan dan sastra, Barat sudah mdetakkan jadwal busuk. Dengan memanfaatkan aneka macam fasilitas mutakhir untuk memsak pengajaran, pemikiran dan kebudayaan. Menampilkan planningnya dalam rangka meruntuhkan nilai-nilai agama, bahasa, sejarah dan memperburuk gambaran guru yang mengajarkan materi-materi agama. Nferendahkan kepri-badiannya di depan rekan-rekannya yang mcngajar bahasa aneh (Bahasa Imperialisme). Maka buah rekayasa ini merupakan lenyapnya madarasah-madrasah, pesantren-pesantren dan per-guruan tinggi yang khusus mengajarkan ilmu-ilmu tcrsebut. Menurunnya jumlah pengajar dan pelajar serta tidak tersisa untuk para penuntut ilmu selain madrasah-madrasah Ibtidaiyah yang memuat para penuntut ilmu agama sejak masa kanak-kanaknya. Maka diajarkannya Al-Qur'an dan dasar-dasar ilmu agama. Kemudian pindah terhadap halaqoh-halaqoh pengajian di masid-masjid atau menghadap para ulama.

Tampaknya keterbelakangan dalam bidang ini merata di scluruh penduduk Islam. Maka Al-Ustadz An-Nadawi[2] sudah melukiskan kondisi ini yang semestinya kita stir di sini. Beliau berkata:

"Dan tidaklah stagnasi kemacetan ilmiyah dan kelesuan intelektual itu terbatas di Turki dan tokoh-tokoh ilmiahnya saja, namun Dunia Islam di Barat dan Timur seluruhnya dilanda kegersangan ilmiah dan kegiatan berfikir semu. Kaum muslimin sudah dihinggapi kecapekan dan kelemahan, serta dikuasai kan-tuk. Kiranya masa kesembilan merupakan simpulan dari masa kegiatan, penciptaan dan penemuan dalam bidang ilmu sastra dan puisi. Sedangkan masa kesepuluh merupakan permulaan masa kepadam-an, ikut-ikutan dan penjiplakan. Sehingga kita tidak mene-mukan dalam kitab-kitab terjemahan yang disusun pada za-man-zaman terakhir orang yang digelari cendekiawan, atau spesialis, atau paling sedikit peneliti. Atau yang mendapatkan sebuah penemuan gres dalam salah satu bidang ilmu. Atau mem-berikan sebuah pelengkap yang bagus dalam duduk problem ilmiah (bila kita minta fatwa terhadap sebagian tokoh di ujung-ujung Dunia Islam). Demikian juga kelompok-kelompok pengajian, halaqah-halaqah ta'lim sudah ditinggalkan oleh kitab-kitab para ulama dan digantikan kitab-kitab ulama mutakhir yang keletihan. Kitab-kitab yang dipenuhi dengan pemberitahuan pinggir, catatan-catatan dan ringkasan-ringkasan, dan tulisan-tulisan yang pe-nyusunnya sungguh pelit dengan kertas dan sengaja memper-gunakan kata-kata kabur serta tak terang artinya. Semua itu memperlihatkan kebangkrutan intelektual dan ilmiah yang me-landa alam Islami yang menyusup dalam rongga tubuhnya".

Cukup hingga bidang ini, sedang di bidang lain di sana terdapat sekolah-sekolah dasar yang mengikuti sistem Salibis Barat. Di sana mengajarkan setiap pendukung Imperialis Barat dan pembantu-pembantunya[3] dalam badan sebagian kaum muslimin.

Persurat kabaran, buku-buku, gedung-gedung bioskop, panggung-panggung sandiwara, radio. Semuanya menggiring ke arah pemikiran dan persepsi barat serta memperlihatkan kekejian pada kenyataan- realita yang dibawah ini:

1.      Menumbuhkan generasi putra-putri kaum muslimin yang dididik dengan pendidikan tertentu yang menurut pada prinsip-prinsip Barat. Agar mereka mendekati cara berfikir dan berperilaku laris ala orang-orang Eropa.

2.      Memperburuk gambaran Islam dan menyimpangkan pengertian-nya. Sehingga terlihat sesuai dengan pemikiran Barat atau mendekatinya.

3.      Teori-teori pemikiran itu merupakan perusak dalam lapangan pendidikan, kemasyarakatan, keagamaan, perekonomian dan keilmuan.

Orang-orang Katolik di bawah naungan pemerintahan Utsmaniyah sudah memainkan peranan menonjol dalam menyampaikan teori-teori ini. Yaitu dengan surat kabar dan majalah-majalah yang mereka miliki dengan mengatas namakan ilmu, pertumbuhan dan kebebasan.

Sebagai pelengkap saya katakan bahwa kaum muslimin sudah meninggalkan pintu-pintu ilmu dan menyia-nyiakan wak-tu mereka dalam duduk problem ilmu Kalam, falsafah, logika dan debat intelektual yang mandul. Sedangkan musuh mereka menempuh jalan dalam setiap lapangan di samping lapangan kebudayaan dan kesusastraan. Hngga tingkat perbedaannya mencapal sebuah titik jarak yang jauh dalam bertahun-tahun yang kita tak bisa menempuhnya kini ini hingga beberapa abad.

Dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan, maka debu-debu hitam sudah termasuk agama dan umat ditimpa penyakit yang ganas. Keyakinan atas ke-Esaan Tuhan sudah me-nyandang selimut khurafat, tahayyul, dan berkulitkan tasawuf. Sehingga gambaran Islam temoda, tercabut gejala kebesaran-Nya. Bagi sebagian besar insan ibadat hanyalah satu jenis khayalan. Sedangkan dansa, tari-tarian dan do'a-do'a dari orang-orang bodoh, merupakan agama bagi perasaan pada biasanya orang. Tanpa jiwa, tanpa dinamika! Kebanyakan insan tunduk terhadap kekuasaan thoghut tanpa menyisihkan untuk agama ataupun hati nurani. Yang paling tragis merupakan fasilitas untuk meraih berhasil dalam kehidupan ini merupakan dengan jalan mem-bersihkan diri di kuburan-kuburan, bcrtawasul dengan para wali, mendatangi belum dewasa angkat tuhan yang dianggap sanggup menyelamatkan, menolong, menyampaikan faedah dan men-datangkan madhorat.

Di bidang lain sudah sempit pula jalan kaum muslimin, pengangguran merata, produktifitas kecil. Sejalan dengan itu pencurian merajalela, pembunuhan dan perampokan mengha-langi anda untuk melawan gerombolan durjana. Para pencuri cerdik yang menyedot segala milik kaum muslimin bagaikan anjing-anjing rakus untuk menghabiskan apa saja yang ada di depan atau di belakang mereka.

"Benar, sebenarnya ncgeri-negeri ini sudah kekurangan segala kebaikan dalam pergaulan bangsa-bangsa Tinriur, yang tak ada taranya di waktu sebelumnya sampaipun di antara bala serdadu Timur yang paling biadab pada masa lampau".[4]

Inilah bukti nyata, orang-orang Barat teiah berhasil men-sortir dan menepis sekdompok kaum muslimin yang berbusana, bemama dan berbahasa Islam. Sedang dalam jiwa mereka terpendam rasa dendam dan dengki. Dalam kalbu mereka bercokol kelancangan dan kekufuran. Sebagian kaum muslimin diperalat Barat untuk menjangkau kepentingannya dan mereka mendapatkan pinjaman Barat untuk menyederhanakan putra-putri bangsanya sendiri serta memperiemah ikatan Islam (Ikatan Aqidah). Sebagian hasilnya merupakan terpecah belahnya dunia Islam dalam segala-galanya. Dalam aqidah, ibadah, wala', perwalian dan ke-pemimpinan. Bahkan bisa merubah arah sebagian besar putra-putra Islam sehingga rusak fitroh kemumian mereka dan menyimpang konsepsi mereka terhapus identitas keislamannya. Maka terjadilah pcrselisihan-perselisihan madzhab yang mengakibatkan suburnya pertumbuhan golongan Islam, kelompok-kelompok parsial dan perpecahan kaum muslimin. Baik itu menurut kebangsaan, tempat maupun kesamaan sejarah. Hal ini terjadi pada sebagian besar negara-negara Islam, dan masih terus berlangsung.

Hasilnya bahwa insan cukup umur ini (di Timur Islam) hidupnya bagaikan buih. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasululloh saw. sedangkan kehidupan orang aneh sebaliknya. Beliau bersabda,

"Islam itu bermula aneh dan akan kembali aneh seba-gaimana semula".[5]

Maha Benar Allah dengan firman-Nya,

"Maka datanglah sesudah mereka sebuah generasi yang mewarisi Al-Kitab ( Taurat ), yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini dan berkata: "Kami akan diberi ampun". Dan kelak bila tiba terhadap mereka harta benda dunia sebanyak itu, tentu mereka akan mengambilnya juga. Bukankah perjanjian Al-Kitab sudah diambil dari mereka, yakni bahwa mereka tidak akan menyampaikan terhadap Allah kecuali yang benar padahal mereka sudah mempelajari yang tersebut di dalamnya ? Dan kampung darul abadi itu lebih balk bagi mereka yang bertaqwa. Maka apakah kau sekalian tidak mengerti?” (QS: AI-A'raf: 169).
Sunnah Yang Terus Berlaku

Allah Yang Maha Luhur berfirman,

'Sesungguhnya Allah tidak merubah kondisi sebuah kaum hingga mereka merubah kondisi jiwa mereka" (QS. Ar-Ra'd: 11).

Adalah hak setiap orang Islam menanyakan alasannya kemunduran kaum muslimin. Mengapa penduduk Islam mundur? Apa belakang layar ketertinggalan ini? Dan apa unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk penduduk teladan tersedia?

Al-Qur'an merupakan Al-Qur'an, belum pemah berubah, dan dia di depan kaum muslimin.

As-Sunnah merupakan As-sunnah dan dia tersadar kesucian, kebenarannya dan teruraikan.

Sejarah hidup dia saw berkelanjutan disampaikan terhadap kita oleh orang yang paling lengket dan paling akrab dengan beliau. Sehingga terbayang bagi pembacanya bahwa dia saw hidup di antara kita.

Tipu daya, makar dan rekayasa Yahudi serta percobaan beberapa kali untuk menjangkau kaum muslimin sama juga dulu hingga sekarang. Juga kerja berkala kaum munafiqin belum berganti sedikitpun dari dulu hingga hari ini.

Kemudan bahwa aspek penentu kesuksesan dakwah zaman kini ini merupakan terletak pada kebenaran dakwah. Penemuan-penemuan ilmiah dan media pemberitahuan yang mungkin dipergunakan untuk pelayanan agama.

Saya katakan: Jawaban dari ketertinggalan ini sanggup kita lihat sepintas dari celah-celah studi kita tentang penduduk Islam pada pemunculan pertama. Dengan melukiskan gambaran yang terang tentang pribadi muslim dan penduduk muslim yang mau nampak terhadap kita jawaban yang terang. Begitu juga sebab-sebab yang eksklusif tentang fitnah yang jauh dari kondisi kita kini dan kondisi yang mesti kita capai.

"Hai insan katakanlah, Tidak ada ilah selain Allah, tentu kau bahagia".

Dengan usul awet ini, dari desa yang ditaqdirkan Allah terletak di tengah-tengah padang pasir. Manusia mendengar bunyi Muhammad saw menyeru untuk beriman terhadap Ailah Yang Maha Tunggal. Meninggalkan hawa nafsu, berhala, meng-ingkari thoghut dan membebaskan diri dari tahayul artifisial serta kepalsuan-kepalsuan yang betebaran.

Dengan usul awet ini, Muhamrnad saw mendatangi kaum Baitil Haram. Lalu mengajarkan terhadap mereka tentang Tuhan yang tidak mereka pahami tentang hakekat dan ketuhanan-Nya. Sedang mereka mempersekutukannya dengan tuhan-tuhan lain, baik dalam bentuk keyakinan, peribadatan ataupun dalam bentuk pengangkatan pemegang aturan dan ketaatan kepadanya.

Maka mengertilah insan tentang hakekat dari kalimat ini. Mereka memahami tentang arti ibadat, qadla dan qadar, hakckat zuhud, tawakal terhadap Allah, pemahaman dunia dan akhirat. Cara memakmurkan bumi, hakekat jihad pada jalan Allah, dan lain-lain tentang hakekat Islam serta pengertian-pengertiannya.

Generasi pertama menyaksikan pada pribadi Rosulullah saw. tentang kejujuran, keterpercayaan dan kekonsekwenan dia dengan aliran yang dia serukan.

Maka saling terjalinlah antara penduduk gres dengan agama gres itu. Sedang mereka meninjau kcjahiliyahan dari kejauhan. Maka sadarlah bahwa mereka dihadapkan terhadap kepentingan yang agung, dan bahwa Allah tclah memutuskan mereka untuk memimpin kemanusiaan dan mengawasinya. Berfirman Allah Ta'ala:

"Dan demikianlah Aku sudah mengakibatkan kau ummat yang adil dan opsi agar kau menjadi saksi atas perbuatan insan dan agar Rasul menjadi saksi atas perbuatan kamu."(QS. Al-Baqarah: 143).

"Kamu merupakan ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, memerintahkan terhadap yang ma'ruf mencegah    dari yang munkar dan beriman terhadap Allah". (QS. Ali Imran 110)

Kita mengenali bahwa sebenarnya ayat itu merupakan paling jelas. Maka di sini kita kemukakan gambaran pribadi muslim pada masa kejayaannya yang pertama. Allah Ta'ala bcrfirman,

" Muhammad itu merupakan delegasi Allah dan orang-orang yang bareng dengan dia merupakan keras terhadap orang-orang kafir, namun berkasih sayang sesama mereka, kau lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, gejala mereka terlihat pada tampang mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yakni menyerupai tumbuhan yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu mengakibatkan tumbuhan itu mempunyai pengaruh kemudian menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tumbuhan itu mengasyikkan hati penanam-penanamnya lantaran Allah hendak menyebalkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah prospektif terhadap orang-orang yang beriman dan menjalankan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. ". (QS. Al-Faath: 29)

Manusia membaca atau mendengar pribadi-pribadi yang dapat memenangkan yang lain dalam hal ketangkasan perang, politik maupun pcndidikan atau yang lain.

Manusia menyaksikan para teladan hidup dalam pribadi yang dijadikan pola paling menakjubkan. Entah itu tentang kezuhudan, kesabaran, keadilan atau pembebasan diri dari dominasi syahwat, atau keluar dari sebagian adat istiadat, atau memenangkan taghut dan sebagainya. Sejarah insan sudah dihiasi dengan oranag-orang semacam mereka itu.

Tctapi sejarah Islam memperlihatkan pola yang paling menakjubkan. Teriihat pada pribadi Muhammad saw dan orang-orang yang menyertai dia dan sudah mengumpulkan seluruh scgi dalam kepribadian yang utuh. Mencakup kezuhudan kerohanian, takut terhadap Allah dan taqwa, kesabaran, keberanian dalam kebcnaran, keterpercayaan dan kejujuran, kasih sayang dan menepati janji. Ilmu wawasan dan keadilan, pembebasan diri dari taghut-taghut dan dari setiap kekuasaan selain kekuasaan Ilahi. Hanya terhadap Allah saja curahan hati mcreka! Bagaimana mercka mengabdi terhadap Rabb mereka, menuntut ilmu dari nabi me-reka, bersaudara, saling tolong menolong, saling memberi nase-hat, dan membangun pemerintahan Islam yang pertama. Scmua persepsi kedacrahan yang sempit serta perbedaan kelas dan kasta yang tercela larut di dalamnya. Semua gelombang kejahiliyahan hancur di atas watu karang cinta kasih dalam ridha Allah dan benci lantaran Allah.

Itulah belakang layar aqidah Islamiyah yang diserukan seluruh para nabi.

"Hai kaumku, mengabdilah terhadap Allah, tiada tuhan bagi kau sekalian selain-Nya".

Sambutan hangat terhadap perintah Allah, dengan meng-ikhlaskan dedikasi terhadap Allah. Maka naiklah derajat umat Islam ke puncak tingkat ketinggian di segala lapangan kehidup-annya. Mereka unggul dalam hai aqidah, fikiran-fikiran, teori-teori, moral, akhlaknya, dan pertumbuhan tatanan hidupnya. Se-hingga dunia menyaksikannya dengan mata terbelalak kemudian berte-riak dengan kata-kata, "Alangkah sempurnanya kedamaian dalam penduduk ini! Alngkah kokohnya pilar-pilar kesalehan dan takut terhadap Allah dalam kalbu penghuninya! Alangkah me-ratanya performa kejujuran dan keimanan di dalamnya! Alangkah higienis keadilannya! Alangkah jauhnya perbedaan ke-las di dalamnya! Alangkah jelasnya persamaan dan persau-daraannya! Sucinya kehidupan ekonomi dari kesulitan-kcsulit-an, ikatan-ikatan dan kckuarangan-kekurangan! Alangkah indahnya kehidupan kemasyarakatan di dalamnya dan alangkah sucinya dari noda-noda moralitas!" [6]

Dan alangkah indahnya sifat warganya yang dilukiskan oleh Allah Ta'ala.

"Kamu merupakan ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, memerintahkan terhadap yang ma'ruf, menangkal dari yang mungkar dan beriman terhadap Allah". (QS. Ali Imran: 110)

Semua insan mengenali belakang layar ketertinggalan kaum muslimin cukup umur ini di saat menimbangnya dengan tolok ukur Islam. Islam tclah mcnetapkan bahwa pertumbuhan dan kemun-duran itu tentu ada syarat-syaratnya. Sedangkan syarat-syarat ini merupakan barometer yang benar untuk pertumbuhan dan kemunduran umat. Inilah sebagian dari problema yang rasional. Dalil mesti sanggup dibuktikan. Demikian juga pertumbuhan atau pergantian ini dari kerusakan menjadi kebaikan. Semuanya mesti ada amar ma'ruf nahi munkar dan tak ada penyekutuan dengan Allah. Dengan bcgitu pinjaman Allah Ta'ala pasti akan tampil menghadapinya. Allah Ta'ala berfirman,

"Kamu merupakan ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia” Syarat untuk menjadi ummat terbaik adalah,  memerintahkan terhadap yang ma'ruf, menangkal dari yang mungkar dan beriman terhadap Allah". (QS. Ali Imran: 110)

Berfirman pula Allah Ta'ala,

Dan Allah sudah berjanji terhadap orang-orang yang beriman di antara kau dan menjalankan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan mengakibatkan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia sudah mengakibatkan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang sudah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia sungguh-sungguh akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam panik menjadi kondusif sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.(QS. An-Nur:55)

Allah Ta'ala berfirman pula,

"Jika kau membantu (agama) Allah", dan hasilnya adahh: "Pasti Dia akan membantu kamu". (QS. Mu-hammad: 7)

Firman Allah Ta'ala,

"Sesunguhnya Allah tidak merubah kondisi sebuah kaum". dan syaratnya adalah, "Sehingga mereka merubah kondisi jiwa mereka". (QS. Ar-Ro'd 11)

Itulah sunatullah, undang-undang Allah yang berlaku pada hamba-hamba-Nya hingga hari pembalasan. Semua itu merupakan permulaan perjalanan dalam proses perubahan. Maka kalau sistem ini tidak digunakan dan insan berpaling, wajiblah berlaku atas mereka firman dari Al-Haq yang Maha Suci lagi Maha Luhur,

"Dan jikahu kau berpaling tentu Dia akan merubah kau dengan kaum yang lain, dan mereka ini tidak menyerupai kamu". (QS. Muhammad.- 38)

[1] Hadits ini Shohih diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam As- Sunan, dan oleh Al-Baihaki dalam Dailu An-Nubuwwah, dari Haditsnya Tsauban ra.
[2] Abu Ai-Hasan An-Nadawi dalam kitab dia yang lurus, Apakah Kerugian Dunia Dengan Kemunduran Kaum Muslimin? hal. 151, 152. Darul Kitabil Arabi cetakan keenam, 1385 H. Beirut.
[3] Seperti Sa'id Basya di Mesir lihat kitab Sejarah Mesir Pada Zaman Pemerintahan Ismail, oleh Ilyas Al-Alyubi halaman 84. cetakan Daad Kuttub Al-Mishriyah, Kairo 1923 M.
[4] Hadhlrul 'Alamil Islami. Tufisan Lothrop Stodard (Amerika) disalin ke dalam bahasa Arab oleh 'Ajjaj Muwaihidl-Darul Rkri Uth-Thaba'ah Wan Nasyri Jilid 2 penggalan 4 hal. 12.
[5] Hadits Shahih dan banyak riwayatnya, antara lain riwayat ini.
[6] Al-lslam dan AI-Yaum karangan Abu A'la Al-Maududi, hal. 16 cetakan 21 Darul Qalam, Kuwait

Related : Gerakan Islam Studi Literatur

0 Komentar untuk "Gerakan Islam Studi Literatur"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)