AMA Susana Malcorra di sekarang ini dimengerti selaku Wakil Sekretaris Jenderal untuk Dukungan Lapangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebelum menjadi tokoh penting di kancah perpolitikan dunia, ia menorehkan sejarah di sektor swasta selaku CEO wanita pertama Telecom Argentina.
Melihat kesuksesannya sekarang, siapa sangka Malcorra sebelumnya mesti menjalani kehidupan keras dan berliku. Sebagai sosok yang berasal dari keluarga kelas pekerja, ia mesti mengerahkan segala daya upaya untuk mengangkat harkat dan martabatnya.
Sepanjang studinya, wanita kelahiran 1954 itu menyediakan prestasi gemilang di kelas. Dia berhasil mendapat gelar insinyur listrik dari University of Rosario, lalu membangun karier berhasil selama 15 tahun di IBM.
Dari sana, Malcorra pindah ke Telecom Argentina. Kerja kerasnya selama beberapa tahun berhasil merubah dan menumbuhkan perusahaan itu. Apalagi dengan adanya gelombang privatisasi dan liberalisasi ekonomi di negara tersebut. Malcorra pun berhasil melejit ke posisi puncak dan mengurus seluruh perusahaan.
Bangkrut
Tapi, kebahagiaan itu tiba-tiba berbalik 180 derajat. Menjelang krisis ekonomi global pada 2001, Telecom Argentina, menyerupai banyak perusahaan lain pada waktu itu, turut terkena gejolak keuangan. Meski pun ibu satu anak ini mengerahkan seluruh upayanya untuk menanggulangi krisis, pada akibatnya Telecom Argentina mengalami kebangkrutan.
Sebagai CEO, Malcorra terpaksa melakukan perjalanan ke New York untuk memberi tahu suasana tidak menguntungkan itu terhadap para pemegang saham. Tak usang sehabis pengumuman tersebut, ia meninggalkan posnya selaku CEO.
Kegagalan itu tak pelak menjadikannya terguncang. Malcorra bahkan menyebut suasana tersebut selaku di saat tersulit dalam kariernya, tetapi menolak untuk menyerah. Dia bangun kembali dan mendapat posisi gres selaku Kepala Operasi dan Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP). Kewajibannya antara lain memantau operasi darurat dan kemanusiaan sehari-hari, di lebih dari 80 negara di dunia.
Selama keadaan darurat tsunami pada Desember 2004, ia memimpin operasi tanggap tragedi tahap pertama dan mengerahkan sumber daya manusia, anggaran, keuangan, informasi, teknologi, telekomunikasi, tata kelola dan keselamatan untuk menghadapi bencana.
Pada 14 Maret 2008, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon memberi tahu penunjukan Malcorra selaku Kepala Departemen Dukungan Lapangan di bawah Sekretaris Jenderal. Tugasnya antara lain mengarahkan semua pinjaman bagi misi perdamaian PBB di seluruh dunia.
Malcorra memimpin staf di kantor sentra untuk mendukung 32 operasi lapangan, yang di sekarang ini terdiri atas lebih dari 100.000 personel militer, polisi, dan sipil. (LI/OL-06)
Dari sana, Malcorra pindah ke Telecom Argentina. Kerja kerasnya selama beberapa tahun berhasil merubah dan menumbuhkan perusahaan itu. Apalagi dengan adanya gelombang privatisasi dan liberalisasi ekonomi di negara tersebut. Malcorra pun berhasil melejit ke posisi puncak dan mengurus seluruh perusahaan.
Bangkrut
Tapi, kebahagiaan itu tiba-tiba berbalik 180 derajat. Menjelang krisis ekonomi global pada 2001, Telecom Argentina, menyerupai banyak perusahaan lain pada waktu itu, turut terkena gejolak keuangan. Meski pun ibu satu anak ini mengerahkan seluruh upayanya untuk menanggulangi krisis, pada akibatnya Telecom Argentina mengalami kebangkrutan.
Sebagai CEO, Malcorra terpaksa melakukan perjalanan ke New York untuk memberi tahu suasana tidak menguntungkan itu terhadap para pemegang saham. Tak usang sehabis pengumuman tersebut, ia meninggalkan posnya selaku CEO.
Kegagalan itu tak pelak menjadikannya terguncang. Malcorra bahkan menyebut suasana tersebut selaku di saat tersulit dalam kariernya, tetapi menolak untuk menyerah. Dia bangun kembali dan mendapat posisi gres selaku Kepala Operasi dan Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP). Kewajibannya antara lain memantau operasi darurat dan kemanusiaan sehari-hari, di lebih dari 80 negara di dunia.
Selama keadaan darurat tsunami pada Desember 2004, ia memimpin operasi tanggap tragedi tahap pertama dan mengerahkan sumber daya manusia, anggaran, keuangan, informasi, teknologi, telekomunikasi, tata kelola dan keselamatan untuk menghadapi bencana.
Pada 14 Maret 2008, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon memberi tahu penunjukan Malcorra selaku Kepala Departemen Dukungan Lapangan di bawah Sekretaris Jenderal. Tugasnya antara lain mengarahkan semua pinjaman bagi misi perdamaian PBB di seluruh dunia.
Malcorra memimpin staf di kantor sentra untuk mendukung 32 operasi lapangan, yang di sekarang ini terdiri atas lebih dari 100.000 personel militer, polisi, dan sipil. (LI/OL-06)
0 Komentar untuk "Susana Malcorra, Menuntut Ilmu Dari Kebangkrutan"