Apa sebenarnya definisi karya seni tari?
Berikut ini rekomendasi beberapa andal tari wacana definisi karya tari.
1. Ahli tari dari India, Kamaladevi Chattopadhyaya, beropini bahwa tari merupakan gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama-kelamaan nampak mengarah terhadap bentuk-bentuk tertentu.
2. Ahli tari dari Belanda, Corrie Hartong, beropini bahwa tari merupakan gerak-gerak yang berupa dan ritmis dari tubuh di dalam ruang.
3. Ahli tari dari Indonesia, Soedarsono, beropini bahwa tari merupakan ekspresi jiwa insan lewat gerak-gerak ritmis yang indah.
Berdasarkan beberapa definisi tari tersebut sanggup ditarik kesimpulan bahwa substansi atau materi baku tari merupakan gerak. Jadi, gerak merupakan komponen utama tari. Adapun komponen penunjang karya tari, di antaranya merupakan iringan atau musik tari, tata busana tari, make up tari, tata panggung, dan tata lampu.
Melalui komponen utama dan unsur-unsur penunjang itulah suatu karya tari terlihat keunikannya. Oleh alasannya merupakan itu, untuk mengenali keunikan dalam setiap karya tari, kita perlu mengerti unsur-unsur tari :
1. Gerak Tari
Gerak tari bukanlah gerak-gerak menyerupai yang kita jalankan dalam kehidupan seharihari. Gerak tari merupakan gerak-gerak yang sudah mengalami proses tertentu. Jadi, gerak-gerak tersebut sudah tidak alami alasannya merupakan sudah mendapat perubahan-perubahan dari bentuk semula. Gerak-gerak tari sudah dimasak secara khusus menurut perasaan, khayalan, persepsi, dan interpretasi.
Gerak-gerak tari juga merupakan hasil perpaduan pengalaman estetis dengan intelektualitas. Oleh alasannya merupakan itu, timbullah suatu pemahaman bahwa gerak tari merupakan gerak-gerak yang sudah distilir sehingga menciptakan gerak-gerak yang indah. Dalam gerak tari, juga terdapat unsur-unsur pokok sehingga terwujud gerak-gerak yang indah. Unsur-unsur pokok dalam gerak tari, yakni tenaga, ruang, dan waktu.
Berikut akan diuraikan tentang unsur-unsur pokok gerak tari tersebut:
a. Tenaga
Pengaturan dan pengendalian tenaga pada ketika menari merupakan salah satu kunci yang mesti dikuasai mudah-mudahan sanggup menari dengan baik dan kreatif. Tenagalah satu-satunya kekuatan yang mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Adanya ajaran tenaga pada seluruh tubuh akan membuat tubuh bergerak. Selanjutnya, tenaga yang dikeluarkan dalam menjalankan gerak tari akan mengakibatkan dinamika.
Rangkaian gerak dalam setiap tarian tidak cuma memakai satu macam tenaga. Ada gerak yang memerlukan tenaga ringan, ada juga gerak yang memerlukan tenaga kuat. Oleh alasannya merupakan itu, ketika kita menari mesti lebih seksama dan teliti serta sarat fokus dalam mempergunakan tenaga. Perhatikan pola beberapa gerak yang memerlukan tenaga yang berlainan berikut ini:
1) Gerak dengan tenaga ringan.
2) Gerak dengan tenaga kuat.
b. Ruang
Ruang merupakan salah satu komponen pokok tari yang menyeleksi terwujudnya atau terungkapnya gerak. Hal ini alasannya merupakan tidak mungkin suatu gerak lahir tanpa adanya ruang gerak. Penari sanggup bergerak atau menari alasannya merupakan adanya ruang. Ruang gerak tersebut termasuk posisi (arah hadap dan arah gerak), level atau tingkatan gerak, dan jangkauan gerak.
Posisi merupakan salah satu faktor ruang. Posisi menampilkan arah hadap dan arah gerak penari. Arah hadap penari ketika menjalankan gerak tari, misalnya, ke depan atau muka, ke belakang, ke sudut kanan, ke sudut kiri, ke samping kanan, dan ke samping kiri. Adapun, arah gerak penari, misalnya, ke depan, mundur, ke samping kanan, ke samping kiri, ke arah zig-zag, dan berputar searah jarum jam.
Ruang gerak tari lainnya merupakan level atau tingkatan gerak. Level dalam ruang lingkup tari terdiri atas level atas, level sedang, dan level rendah. Level rendah ditunjukkan oleh banyak sekali posisi duduk ketika menari. Pada level sedang, penari bangun dengan posisi kaki menekuk hingga pada posisi kaki diluruskan. Adapun level tinggi dalam menari ditunjukkan oleh tampilan gerak tari mulai dari posisi kaki jinjit hingga gerakan meloncat-loncat atau menjauhkan tubuh dari lantai.
Setiap gerak yang diungkapkan dalam tarian apa pun tidak lepas dari banyak sekali hukum sesuai dengan permintaan tarian atau isyarat dari penata tarinya. Oleh alasannya merupakan itu, gerakan dalam komposisi tari senantiasa bermotivasi atau memiliki alasan-alasan tertentu. Salah satu misalnya merupakan gerakan trisik dalam tarian Jawa. Penari menjalankan gerakan tersebut dengan posisi kaki dijinjitkan dan tindakan pendek (lari-lari kecil). Jika tidak menyerupai itu, gerakan trisik yang dijalankan dianggap salah.
Berdasarkan pola tersebut, sanggup ditarik kesimpulan bahwa gerak-gerak suatu tarian memiliki hukum dan batas-batas jangkauan gerak yang diputuskan menurut norma-norma tarian tersebut. Jadi, gerak tari memiliki jangkauan gerak tertentu. Artinya, setiap gerak tari memiliki batas ruang gerak tertentu.
Dalam rangkaian-rangkaian gerak yang diungkapkan oleh penari, terdapat perubahan, perbedaan, atau variasi penggunaan arah hadap, arah gerak, jangkauan gerak, dan pengaturan level-levelnya. Hal itu akan menimbulkan kekontrasan-kekontrasan. Selanjutnya, kekontrasan itu akan menciptakan aksen-aksen yang menyediakan kesan memukau dan sarat kekuatan. Di sinilah letak potensi lahirnya dinamika ruang.
c. Tempo atau waktu
Gerak yang diungkapkan dalam suatu tarian tidak cuma satu gerakan. Ungkapan gerak dalam suatu tarian intinya merupakan susunan beberapa rangkaian gerak yang sudah terpolakan. Jika seorang penari menjalankan beberapa gerakan, secara pribadi akan terlihat peralihan dari gerak yang satu ke gerak berikutnya.
Dalam peralihan ini, akan terlihat kekosongan sesaat selaku napas dari sebutan gerak yang satu ke gerak berikutnya. Hal itu menampilkan bahwa dalam penyuguhan suatu tarian banyak didapatkan waktu atau tempo selaku sisipan antargerak, meskipun sisipan waktu tersebut cuma sekejap.
Oleh alasannya merupakan itu, komponen pokok gerak tari di samping tenaga dan ruang merupakan waktu atau tempo. Unsur waktu dalam ruang lingkup seni tari didominasi oleh ritme gerak dan tempo gerak. Ritme gerak merupakan elemen atau rincian waktu dari permulaan hingga berakhirnya suatu gerak atau rangkaian gerak. Adapun tempo merupakan ukuran waktu untuk menyelesaikan suatu rangkaian gerak atau gerakangerakan.
2. Tata Rias dan Tata Busana
Pada mulanya, para penari memakai busana sesuai dengan apa yang dipakai ketika itu. Dalam kemajuan selanjutnya, busana atau busana tari dikelola dan ditata sesuai dengan keperluan tarian. Hal utama yang mesti diamati dalam penataan busana tari merupakan busana mesti yummy dipakai, tidak mengusik gerak-gerak tari, menarik, dan yummy dipandang. Jika perlu, murah harganya dan gampang didapat. Penataan busana tari setiap tempat memiliki keunikan sendiri.
Tata rias tari juga merupakan komponen penunjang karya tari. Tata rias tari merupakan teknik pemakaian alat-alat rias pada wajah yang berencana untuk memperkuat ekspresi penari dan menampilkan perwatakan pada tarian. Tata rias tari mesti dibedakan dengan make up sehari-hari. Tata rias sehari-hari biasanya cara pemakaiannya serba tipis. Sebaliknya, dalam make up pertunjukan tari segala sesuatunya diperlukan mesti jelas.
3. Iringan atau Musik Tari
Di depan sudah disebutkan bahwa tari merupakan suatu gerak yang ritmis. Jadi, iringan dan gerak dalam karya tari merupakan dua komponen yang saling mengisi dan membantu. Gerak ritmis dalam suatu tarian sanggup diperkuat dan diperjelas dengan iringan. Iringan tari biasanya berupa bunyi atau bunyi-bunyian. Sumber bunyi selaku iringan tari yang pertama merupakan insan sendiri.
Bangsa-bangsa primitif menari-nari dengan musik pengiring berupa teriakan-teriakan. Anak kecil menari-nari dengan iringan nyanyian bunyi ibu atau inang pengasuhnya. Pada tingkat berikutnya, demi keserempakan gerak, tarian dijalankan dengan iringan tepuk tangan. Contoh tarian yang dikuatkan dengan bunyi tepukan tangan di perut merupakan tari Seudati dari Aceh.
Setelah mengalami kemajuan zaman, musik untuk iringan tari tidak cuma berasal dari insan sendiri. Iringan tari mulai memakai alat bunyi-bunyian yang dimainkan dengan dipukul, ditiup, dan dipetik. Untuk menampilkan dinamika tempo atau waktu, seorang penari mesti bisa mengendalikan irama gerak. Selain itu, penari mesti betul-betul cermat dan sarat kendali dalam mengendalikan perubahan-perubahan dari ritme atau irama yang cepat ke yang lambat atau dari tempo yang pendek ke tempo yang panjang.
4. Tempat atau Panggung untuk Menari
Tari dibawakan oleh manusia. Manusia merupakan seorang mahkluk hidup yang memiliki ukuran tiga dimensi, yakni tinggi, panjang, dan lebar. Dalam kehidupannya, insan senantiasa bergerak dan berpindah tempat. Begitu juga dalam menari. Jadi, menari juga memerlukan suatu tempat. Karya tari senantiasa dijalankan di tempat-tempat khusus. Tempat untuk menari kebanyakan berupa ruangan yang datar dan terang sehingga tarian gampang dilihat. Tempat itu sanggup berupa halaman, tanah lapang, pendapa, atau panggung berupa prosenium.
Pergelaran seni tari selaku tontonan melibatkan dua pihak, yakni pihak yang ditonton dan pihak yang menonton. Tempat bagi pihak yang ditonton memerlukan suatu standar penerangan lampu dan tata bunyi yang baik. Oleh alasannya merupakan itu, mudah-mudahan pergelaran berhasil, diperlukan tata lampu dan tata bunyi yang baik. Tata lampu dan tata bunyi di atas panggung memiliki tugas penting dalam pergelaran seni tari. Oleh alasannya merupakan itu, tata lampu dan tata bunyi mesti diperhatikan.
1. Tata Lampu
Tata lampu atau lighting juga sering disebut tata cahaya. Dalam pelaksanaan pertunjukan tari, tata lampu berencana untuk menerangi dan menolong menguatkan atau mempertegas citra suasana.
2. Tata Suara
Tata bunyi merupakan alat elektronik yang menolong mengeraskan dan memperjelas suara. Tata bunyi juga sering disebut sound system. Suara sanggup dibagi menjadi dua, yakni bunyi dan bunyi. Suara yang dimaksud di sini merupakan efek bunyi yang keluar dari lisan insan berupa dialog, nyanyian, senandung, dan sebagainya. Sebaliknya, bunyi merupakan bunyi atau efek bunyi yang keluar dari instrumen yang dipukul, ditiup, digesek, dan sebagainya.
Dengan adanya pemberian alat tata suara, bunyi dan bunyi akan lebih terang sehingga situasi dalam adegan yang dipertunjukkan lebih tegas atau lebih hidup. Setelah mengenali dengan terang unsur-unsur suatu karya tari, kau akan gampang menganggap keunikan suatu karya tari.
0 Komentar untuk "Cara Mengenali Keunikan Karya Seni Tari"