Macam-Macam Tolok Ukur Penggunaan Kapital / Investasi

Cara penggunaan kapital untuk pembangunan ada banyak sekali macam cara.

Kriteria untuk menggunakan kapital (investasi) ada beberapa macam, diantaranya selaku berikut:

a. Kriteria Neraca Pembayaran (Balance of Payments Criteria)

Pada pokoknya dibilang bahwa penggunaan kapital atau investasi itu pada sektor-sektor yang sanggup mengurangi kesulitan-kesulitan dari Neraca Pembayaran Internasional di waktu yang mau datang. Kesulitan yang perlu disingkirkan di waktu yang mau datang.

Kesulitan yang perlu disingkirkan yakni jangan hingga ada peningkatan impor yang mau diikuti pula dengan investasi-investasi yang memerlukan barang-barang dari luar negeri, Buchanan menyebutkan impor ini selaku “the direct drain of foreign exchange” yakni apabila ada peningkatan disebut dengan “the circuitous drain” yakni jikalau ada peningkatan impor yang mau diikuti dengan peningkatan pemasukan selaku jawaban adanya investasi-ivestasi itu.

Apakah investais itu untuk impor barang-barang kapital atau tidak, circuitous drain ini akan terjadi dan negara akan dihadapkan pada duduk problem Neraca Pembayaran Internasional alasannya peningkatan impor. Oleh alasannya itu investasi hendaknya digunakan untuk mengoptimalkan volume ekspor dengan jalan untuk memprodusir barang-barang subsitusi impor ataupun mengoptimalkan bikinan barang-barang untuk ekspor.

b. Kriteria Produktivitas Sosial Marjinal (Social Marginal Produktivity Criteria)

Investasi digunakan pada proyek-proyek yang sanggup diperlukan memberi hasil tertinggi atau dengan perkataan lain investasi pada proyek-proyek yang paling menguntungkan, atau pada proyek-proyek yang memiliki ICOR terendah. Perkembangan ekonomi terjadi pada pergantian kondisi sosial sekelilingnya; misalnya penduduk, teknologi kebutuhan, selera, harapan-harapan dan sebagainya. Semua ini berubah-ubah dari waktu ke waktu, sehingga proyek-proyek untuk mana investasi itu diadakan juga berubah-ubah, pokoknya mana yang paling menguntungkan.  

c. Kriteria Intensitas Faktor-faktor Produksi (Factor Intensity Criteria)

Kriteria ini menurut pada capital output ratio sebuah proyek di mana kapital ialah aspek yang langka di sebuah negara. Oleh alasannya itu mesti diseleksi teknologi yang bersifat meminimalisir penggunaan kapital. Dengan perkataan lain investasi hendaknya dilakukan pada proyek-proyek dengan intensitas kapital yang terenda, dengan kapital yang sedikit saja telah sanggup menciptakan output yang banyak.

ICOR menurun jikalau negara telah memiliki social over head capital yang cukup seumpama jalan-jalan, pelabuhan, listrik dan sebagainya. Seringkali hal itu diikuti dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja, tambahnya penggunaan tenaga kerja, peningkatan seruan untuk jasa-jasa yang memerlukan kapital yang lebih minim per unit output dan telah tidak banyak memerlukan barang-barang kapital.

d. Kriteria Bagian Investasi Kembali (Re-investment Quotient Criteria)

Ini menitikberatkan bahwa investasi mesti sedemikian rupa sehingga investasi per kapita untuk masa yang mau tiba makin bertambah. Jdai jumlah investasi makin usang mesti makin banyak, dengan perkataan lain tolok ukur ini berupaya agar; tingkat investasi senantiasa akan bertambah besar dalam menentukan investasi pertambahan penduduk mesti pula dipergitungkan. Oleh alasannya tujuan perekonomian yakni memaksimumkan output per kapita di masa yang mau datang, maka tolok ukur tersebut akan memaksimumkan perbandingan kapital tenaga kerja (capital labor ratio) pada waktu yang mau tiba dan akhirnya memaksimumkan bikinan per tenaga kerja.

e. Kriteria Operassional (Operatinonal Criteria)

Untuk mengadakan investasi dalam sebuah proyek ada 3 aspek yang mesti diperhatikan, yaitu:

1)   tingkat perputaran kapital (capital turnover) dari investasi itu;
2)   keuntungan sosial yang ada (social profitability); dan
3)   pengaruhnya kepada Neraca Pembayaran Internasional.

f. Kriteria Perbandingan Biaya Manfaat

Kriteria ini mengharapkan biar investasi diadakan pada proyek-proyek yang memiliki nilai perbandingan faedah dan ongkos proyek yang memiliki nilai perbandingan faedah dan ongkos yang lebih besar dari satu. Manfaat di sini haruslah faedah higienis yakni total faedah dikurangi biaya/kerugian selain dari kapital.

Pada pokoknya sanggup dibilang bahwa perihal sanggup tidaknya kriteria-kriteria tersebut dipraktekkan pada proyek investasi, tergantung pada tujuan-tujuan ekonomi dan sosial negara-negara yang bersangkutan dan bagaimana investasi itu menghipnotis kondisi ekonomi; misalnya pemasukan nasional, distribusi pendapatan, kapasitas ekspor, konsumsi, economies of scale dan sebagainya.  

Related : Macam-Macam Tolok Ukur Penggunaan Kapital / Investasi

0 Komentar untuk "Macam-Macam Tolok Ukur Penggunaan Kapital / Investasi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)