Makalah Wacana Pemahaman Kurikulum Pendidikan Terbaru

I.    PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan salah satu bab penting terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan memunculkan pergeseran dalam pertumbuhan kurikulum, utamanya di Indonesia. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk meraih tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan selaku pedoman dalam pelaksanaan proses berguru mengajar pada aneka macam jenis dan tingkat sekolah.

Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah persepsi hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu diputuskan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus bertambah untuk menyesuaikan aneka macam pertumbuhan yang terjadi pada penduduk dunia dan haruslah menetapkan akhirnya sesuai dengan yang diharapkan.

Sejak info reformasi pendidikan digulirkan, maka banyak bermunculan gagasan-gagasan pembaharuan pendidikan. Reformasi selaku suatu gerakan yang mempunyai perspektif sejarah politik monumental, alasannya yakni masa reformasi menjadi masa pemerintahan substitusi pemerintahan orde baru. Tentunya ide reformasi pendidikan ini mempunyai saat-saat yang amat fundamental dan berlainan dengan ide yang serupa pada masa sebelumnya.

Arah reformasi dalam merealisasikan pengembangan pendidikan terkait dengan kebijakan kurikulum yakni ikut diperbaharuinya kurikulum yang ada sebelumnya dari kurikulum 1994 diperbarui menjadi kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Selang dua tahun kemudian KBK pun sudah mengalami pembaharuan kembali menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) atau kurikulum 2006, dan kini telah  berlaku kurikulum 2013.

II.   PENDAHULUAN

A.  Pengertian Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yakni curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Itu berarti perumpamaan kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang mesti ditempuh oleh pelari dari garis start hingga finish, kemudian di gunakan oleh dunia pendidikan.
Secara terminologi, perumpamaan kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yakni sejumlah wawasan atau kesanggupan yang mesti ditempuh atau teratasi siswa guna meraih tingkatan tertentu secara formal dan sanggup dipertanggung jawabkan. Para andal mengartikan kurikulum itu yaitu:

1.   Menurut Nasution, “Kurikulum yakni suatu planning yang disusun untuk melancarkan proses berguru mengajar di bawah tutorial dan tanggung jawab sekolah atau forum pendidikan beserta staf pengajarnya.”
2.   Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan ide pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum kian berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak cuma ide pendidikan tetapi juga tergolong seluruh agenda pembelajaran yang terjadwal dari suatu institusi pendidikan.

3.   John Dewey 1902;5, kurikulum sanggup diartikan selaku pengajian di sekolah dengan mengambil kira kandungan dari masa lalu hingga masa kini. Pembentukan kurikulum menekankan kepetingn dan keperluan masyarakat.
4.   Frank Bobbit 1918, kurikulum sanggup diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah dan terarah, terumpu terhadap pertumbuhan kebolehan individu atau satu siri latihan pengalaman pribadi secara sadar digunakan oleh sekolah untuk melengkapi dan menyempurnakan pendedahannya. Konsep dia menekankan terhadap pemupukan pertumbuhan individu lewat segala pengalaman tergolong pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.

5.   Hilda Taba ; 1962, kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang dijadwalkan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, persepsi lain menyampaikan bahwa kurikulum selaku dokumen tertulis yang menampung planning untuk akseptor didik selama di sekolah

6.   Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum yakni “Keseluruhan kerja keras sekolah untuk menghipnotis berguru baik berjalan dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”.

Jadi, kurikulum itu merupakan suatu kerja keras terjadwal dan terstruktur untuk bikin suatu pengalaman berguru pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau forum pendidikan untuk meraih suatu tujuan. Pengertian kurikulum secara luas tidak cuma berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan berguru siswa saja tetapi segala hal yang kokoh terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan   pendidikan yang diharapkan.

Kurikulum dimaksudkan untuk sanggup mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan kesibukan pembelajaran secara menyeluruh.komponen kurikulum yakni :

a.   Komponen tujuan
b.   Komponen isi/materi
c.   Komponen media (sarana dan prasarana)
d.   komponen strategi
e.   Komponen proses berguru mengajar
f.    Evaluasi (penilaian)

Adapun Kurikulum yang pernah berlakudi Indonesia adalah:

1. Kurikulum 1947

Bentuknya menampung 2 hal pokok: a. daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, b. Garis-garis besar pengajaran.

2. Kurikulum 1952

Bentuknya menampung 5 hal pokok berikut: a. Pendidikan asumsi mesti dikurangi, b. Isi pelajaran mesti dihubungkan dengan kesenian, c. Pendidikan watak, d. Pendidikan jasmani, dan e. Kewarganegaraan Masyarakat.

3. Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964

Bentuknya menampung 5 hal pokok berikut: a. Manusia Indonesia berjiwa Pancasila, b. ManPower, c. Kepribadian Kebudayaan Nasional yang luhur, d. Ilmu dan teknologi yang tinggi, dan e. Pergerakan rakyat dan revolusi.
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dipahami dengan perumpamaan Pancawardhana.

4. Kurikulum 1968

Dari sisi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 berencana bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk insan Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan kemampuan jasmani, moral, budi pekerti, dan kepercayaan beragama.

5. Kurikulum 1975

Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini yakni selaku berikut:

a.   Berorientasi pada tujuan.

Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang terhadap tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
Menekankan terhadap efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
Menganut pendekatan metode instruksional yang dipahami dengan Prosedur

b.   Pengembangan Sistem

Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah terhadap tercapainya tujuan yang spesifik, sanggup diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laris siswa. Dipengaruhi psikologi tingkah laris dengan menekankan terhadap stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

6. Kurikulum 1984

Adapun ciri lazim kurikulum ini yakni selaku berikut:

a.   Berorientasi terhadap tujuan instruksional.
b.   Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik lewat cara berguru siswa aktif (CBSA).
c.   Materi pelajaran dibungkus dengan nenggunakan pendekatan spiral.
d.   Menanamkan pengertian apalagi dulu sebelum diberikan latihan.
e.   Menggunakan pendekatan kemampuan proses.

7. Kurikulum 1994

Adapun ciri lazim dari kurikulum ini yakni selaku berikut:

a.   Sifat kurikulum objective based curriculum
b.   Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan metode caturwulan.
c.   Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi terhadap materi pelajaran/isi).
d.   Kurikulum 1994 bersifat populis, yakni yang memberlakukan satu metode kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
e.   Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan seni administrasi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Depdiknas mengemukakan karakteristik KBK merupakan selaku berikut.

a.   Menekankan pada ketercapaian komoetensi siswa baik secara perorangan maupun klasikal
b.   Berorientasi pada hasil berguru dan keberagaman
c.   Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatann dan metode bervariasi
d.   Sumber berguru bukan cuma guru tetapi juga sumber berguru yang lain yang menyanggupi unsure edukatif
e.   Penilaian menekankan pada proses dan hasil berguru dalam upaya poenguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Guru mempunyai otoritas dalam menyebarkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya.

10. Kurikulum 2013

Ada empat faktor yang mesti diberi perhatian khusus dalam planning implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.

1.   Kompetensi guru dalam pengertian substansi materi ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) gres meraih rata-rata 44,46
2.   Kompetensi akademik di mana guru mesti menguasai metode penyampaian ilmu wawasan terhadap siswa.
3.   Kompetensi sosial yang mesti dimiliki guru biar tidak bertindak asocial terhadap siswa dan kawan sejawat lainnya.
4.   Kompetensi manajerial atau kepemimpinan alasannya yakni guru selaku seorang yang mau digugu dan ditiru siswa.

Kesiapan guru sungguh urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan mempunyai pengaruh pada kesibukan guru dalam mendorong bisa ;ebih baik dalam menjalankan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang sudah mereka temukan sehabis menerima materi pembelajaran.

B.  Perbedaan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

Kurikulum 2006 atau KTSP yakni suatu kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan  pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum terbuat untuk menyiapkan lahirnya generasi emas bangsa Indonesia dengan metode di mana siswa lebih aktif dalam kesibukan berguru mengajar (KBM).

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 - 2013. Sesuatu yang gres pasti mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini yakni perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP :

No
Kurikulum 2013
KTSP 2006
1
SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) diputuskan apalagi dahulu, lewat Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu gres diputuskan Standar Isi, yang  Kurikulum, yang dituangkan bebentuk Kerangka Dasar dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
Standar Isi diputuskan apalagi dulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu diputuskan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) lewat Permendiknas No 23 Tahun 2006
2
Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang termasuk faktor kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
lebih menekankan pada faktor pengetahuan
3
Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4
Jumlah jam pelajaran per ahad lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih minim dibanding KTSP
Jumlah jam pelajaran lebih minim dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5
Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dijalankan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yakni patokan proses dalam pembelajaran berisikan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Standar proses dalam pembelajaran berisikan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan selaku mata pelajaran, melainkan selaku media pembelajaran
TIK selaku mata pelajaran
7
Standar analisa menggunakan analisa otentik, yakni mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan wawasan menurut proses dan hasil.
Penilaiannya lebih mayoritas pada faktor pengetahuan
8
Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
Penjurusan mulai kelas XI
10
BK lebih menekankan menyebarkan potensi siswa
BK lebih pada mengakhiri duduk urusan siswa

Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun nampaknya terdapat perbedaan yang sungguh jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, tetapi bekerjsama terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada hakekatnya yakni pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari wawasan bukan menerima pengetahuan.

Pendekatan ini mempunyai esensi yang serupa dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).  Masalah pendekatan bekerjsama bukan duduk urusan kurikulum, tetapi duduk urusan implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak dapat menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

III. KESIMPULAN

Kurikulum yakni suatu agenda  pendidikan yang di rencanakan, di programkan, dan di rancang sedemikian rupa secara sistematis yang berisi materi bimbing serta pengalaman berguru sehingga dalam agenda pendidikan mempunyai arah dan tujuan yang mau di capai dan dari hasil yang di capai kita sanggup merevisi ulang dan menyebarkan agenda pendidikan untuk menerima hasil yang lebih baik dari sebelumnya sehingga suatu kurikulum pembelajaran sanggup di katakan senantiasa berubah-ubah sesuai dengan keperluan dan pertumbuhan pendidikan di Indonesia.

IV.    PENUTUP

Demikianlah yang sanggup kami sampaikan perihal pengertian kurikulum pendidikan yang menjadi bahasan dalam makalah ini, pastinya banyak kehabisan dan kehabisan kerena terbatasnya wawasan kurangnya rujukan atau acuan yang kami temukan relevansinya dengan makalah ini Dan kami juga sungguh menghendaki nasehat dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian epilog dari kami selaku penulis, mudah-mudahan makalah ini sanggup dapat berharga bagi kita semua. Amiin…

Related : Makalah Wacana Pemahaman Kurikulum Pendidikan Terbaru

0 Komentar untuk "Makalah Wacana Pemahaman Kurikulum Pendidikan Terbaru"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)