Dzikir Dan Do’A Dalam Qur’An Dan Hadits


 Sholawat dan Sallam atas junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam DZIKIR DAN DO’A DALAM QUR’AN DAN HADITS
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah ta'ala, Sholawat dan Sallam atas junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang senantiasa dirahmati Allah ta'ala.

Allah sudah mendelegasikan terhadap umat manusia  untuk memperbanyak dzikir dan berdoa,sebagai mana sudah disampaikan di dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah.

Sholat lima waktu juga merupakan salah satu aktifitas Dzikir & Do'a yang wajib dijalankan bagi umat Islam. Selain doa Allah,  juga mendelegasikan kita  untuk senantiasa mengenang Nya untuk memperbanyak dzikir  disaat  kita berdiri, duduk dan berbaring di mana pun kita berada.

Dzikir dan doa sanggup memperkuat diri kita dari muslihat dan perangkap setan dari banyak sekali kejahatan yang senantiasa mengancam di manapun kita berada.

Sebagai isyarat bagi kita untuk senantiasa memohon dan berdoa terhadap Allah  selaku mana yang sudah di terangkan di dalam Al-Qur'an dan hadis nabi :

Dalil Dzikir dalam Al-Qur'an  diantaranya yaitu:

1. “Ingatlah kalian kepada-Ku, tentu Aku ingat terhadap kalian.” (al-Baqarah: 152).

2. “Orang-orang yang mengenang Allah sambil berdiri, duduk dan dalam kondisi berbaring.” (Ali ‘Imran: 191).

3. “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan dzikir yang banyak. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (al-Ahzab: 41-42).

4. “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya, serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.” (Ali ‘Imran: 41).

5. “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengenang Allah. Ingatlah, cuma dengan mengenang Allah-lah hati menjadi tentram.” (ar-Ra‘d: 28).

6. “Sebutlah nama Tuhanmu di waktu pagi dan petang.” (al-Insan: 25).

7. “Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sarat ketekunan.” (al-Muzzammil: 8).

8. “Dan bergotong-royong mengenang Allah merupakan lebih besar (keutamaannya dari pada ibadah-ibadah yang lain).” (al-‘Ankabut: 45).

9. “Apabila kalian sudah menyelesaikan shalat, maka berdzikirlah kalian terhadap Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (an-Nisa’: 103).

10. “Apabila sudah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kalian di wajah bumi, carilah karunia Allah dan camkan Allah banyak-banyak, agar kalian beruntung.” (al-Jumu‘ah: 10).

11. “Dan siapakah yang lebih aniaya ketimbang orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid.” (al-Baqarah: 114).

12. “Di masjid-masjid yang sudah ditugaskan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya.” (an-Nur: 36).

13. “Para pria yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh perdagangan dari mengenang Allah. (an-Nur: 37).

14. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan bawah umur kalian melewatkan kalian dari mengenang Allah.” (al-Munafiqun: 9).

15. “Laki-laki dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah sudah menawarkan untuk mereka ampuna dan pahala yang besar.” (al-Ahzab: 35).
Ibnu ‘Abbas r.a. berkata: “Yang dimaksud dengan mereka mengenang Allah di simpulan setiap shalat, di pagi dan petang hari, setiap kali bagun tidur dan setiap kali keluar rumah, merupakan dzikir terhadap Allah.” .

Mujahid berkata: “Laki-laki dan wanita tidak disebut selaku orang yang banyak menyebut nama Allah kecuali dia berdzikir terhadap Allah di kala berdiri, di kala duduk dan di kala berbaring.” .

Semua ibadah dibatasi dengan beberapa syarat biar dia menjadi sah, kecuali dzikir terhadap Allah. Dzikir sah ditangani dalam kondisi suci dan tidak. Dia boleh ditangani dalam semua keadaan, baik di kala berdiri, di kala duduk maupun lainnya.
Oleh alasannya merupakan itu, 

Nawawi mengatakan: “Para ulama menyetujui bolehnya dzikir dengan hati dan lisan, baik bagi orang yang sedang berhadas, junub, haid maupun nifas.”

Dzikir merupakan pembersih hati, kunci pintu anugerah dan jalan menuju tajalli. Dengannya-lah seseorang sanggup hingga terhadap Tuhan, tidak dengan lainnya. Oleh alasannya merupakan itu, seorang murid tidak akan kebingungan atau bersedih, kecuali kalau dia gegabah dari mengenang Allah.

Sementara kalau dia senantiasa mengenang Allah, maka kebahagiaan dan kegembiraannya akan langgeng. Sebab, dzikir merupakan kunci kebahagiaan, sebagaimana gegabah merupakan kunci kesedihan dan kekeruhan.

Dalil Dzikir Dari Hadits diantaranya yaitu:

1. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy‘ari dari Nabi s.a.w. dia bersabda:
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَ الَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَ الْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang-orang yang berdzikir terhadap Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir kepada-Nya merupakan menyerupai orang yang hidup dan orang yang mati.” (H.R. Bukhari).

2. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi s.a.w., dia bersabda:
“Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang senantiasa berkeliling di jalan-jalan untuk mencari orang-orang yang berdzikir. Apabila mereka menerima kaum yang sedang berdzikir terhadap Allah, mereka berseru: 

“Marilah menuju hajat kalian!” Para malaikat itu menyelimuti kaum tersebut dengan sayap mereka menuju langit bumi. 

Allah mengajukan pertanyaan terhadap mereka: “Apa yang disebut oleh hamba-Ku?” 

Mereka menjawab: “Mereka bertasbih, berdzikir, bertahmid dan memuliakan-Mu”. 

Allah bertanya: “Apakah mereka melihat-Ku?” 

Mereka menjawab: “Tidak, demi Allah.” 

Allah bertanya: “Bagaimana seandainya mereka melihat-Ku?” 

Mereka menjawab: “Seandainya mereka melihat-Mu, maka mereka akan lebih ulet lagi beribadah, lebih memuliakan-Mu, dan lebih sering bertasbih kepada-Mu.” 

Allah bertanya: “Apa yang mereka mohon kepada-Ku?” 

Mereka menjawab: “Mereka memohon surga-Mu”. 

Allah bertanya: “Apakah mereka melihatnya?” 

Mereka menjawab: “Tidak, demi Allah, mereka tidak melihatnya.” 

Allah bertanya: “Bagaimana seandainya mereka melihatnya?” 

Mereka menjawab: “Seandainya mereka melihatnya, maka mereka akan lebih mengharapnya, lebih ulet mencarinya dan lebih menyukainya.” 

Allah bertanya: “Dari apa saja mereka berlindung?” 

Mereka menjawab: “Dari neraka.” 

Allah bertanya: “Apakah mereka melihatnya?” 

Mereka menjawab: “Tidak, demi Allah, mereka tidak melihatnya.” 

Allah bertanya: “Bagaimana seandainya mereka melihatnya?” 

Mereka menjawab: “Seandainya mereka melihatnya, tentu mereka akan lebih menjauhinya dan lebih takut kepadanya.” 

Allah berfirman: “Sesungguhnya saya sudah mengampuni mereka.” Salah satu malaikat berkata: “Di antara mereka ada seseorang yang cuma tiba alasannya merupakan hajatnya.” Allah berfirman: “Orang yang duduk bareng mereka tidak akan sengsara.” (H.R. Bukhari).

Hadis ini pertanda mengenai keunggulan majlis-majlis dzikir, orang-orang yang berdzikir dan mengadakan asosiasi untuk dzikir. Dan orang yang duduk bareng mereka dalam majlis dzikir tersebut masuk bareng mereka ke dalam keunggulan dan kemuliaan yang diberikan Allah terhadap mereka, walaupun dia tidak ikut berdzikir. Dengan berteman dengan mereka, dia akan menerima kebahagiaan, asalkan niatnya benar.

3. Diriwayatkan dari Anas bahwa Rasul s.a.w. bersabda:
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا (فِيْهَا) قَالُوْا: وَ مَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ: حَلَقُ الذِّكْرِ
“Apabila engkau melalui taman surga, maka ambillah rumputnya.” Para teman dekat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan taman nirwana itu?” Beliau menjawab: “Taman nirwana merupakan halaqah-halaqah dzikir.” (H.R. Tirmidzi – #3432 – Hadits Ḥasan Gharīb, Syaikh al-Albani juga meng-ḥasan-kannya).

4. Diriwayatkan dari Abu Darda’ bahwa Rasul s.a.w. bersabda:
“Sesungguhnya pada Hari Kiamat Allah akan menghidupkan beberapa kaum yang di wajah mereka ada cahaya dan mereka berdiri di atas mimbar-mimbar yang yang dibikin dari permata. Manusia sungguh ingin mendapat kedudukan mereka. Mereka bukan para nabi dan juga bukan para syahid. “Seorang Badui berlutut di hadapan Rasulullah s.a.w. dan berkata: “Ya Rasulullah, sebutkanlah sifat-sifat mereka keapda kami, biar kami sanggup mengenal mereka.” Rasulullah menjawab: “Mereka merupakan orang-orang yang saling menyayangi alasannya merupakan Allah. Mereka berasal dari banyak sekali kabilah dan negara. Mereka berkumpul untuk berdzikir terhadap Allah.” (H.R. Thabrani).

5. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi s.a.w. berlangsung di salah satu jalan Mekkah. Lalu dia melintasi suatu bukit yang dinamaka dengan bukit Jumdan. Beliau berkata:
“Lewatilah bukit Jumdan ini. Orang-orang yang menyepi sudah lama melewatinya.” Salah seorang teman dekat bertanya: “Siapakah orang-orang yang menyepi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Mereka merupakan orang yang senantiasa rajin berdzikir terhadap Allah. Dzikir sudah melepaskan beban berat di bahu mereka, sehingga di Hari Kiamat kelak mereka akan tiba terhadap Allah dengan ringan.” (H.R. Muslim dan Tirmidzi).

6. Diriwayatkan dari Abu Darda’ bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ قَالُوا بَلَى قَالَ ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى
قَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَا شَيْءٌ أَنْجَى مِنْ عَذَابِ اللهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“Maukah kalian saya beri tahu amal yang paling utama, paling mulia di segi Raja (Tuhan – Allah) kalian, paling sanggup mengangkat derajat kalian, lebih baik dari beramal dengan emas dan perak, dan lebih baik bagi kalian ketimbang berjumpa dengan lawan kemudian kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian (mati syahid membela agama Allah)?” Para teman dekat berujar: “Ya.” Beliau bersabda: “Berdzikir terhadap Allah.” Mu‘adz bin Jabal r.a. berkata: “Tidak ada sesuatu yang lebih sanggup menyelamatkan dari siksa Allah selain dari dzikir terhadap Allah.” (H.R. Tirmidzi, #3299 – Syaikh al-Albani men-shaḥīh-kannya; dan Ibnu Majah)

7. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Allah berfirman: “Aku sesuai dengan kepercayaan (sangkaan) hamba-Ku mengenai Aku. Dan Aku bersamanya apabila dia mengenang Aku. Jika dia mengenang Aku dalam hatinya, maka Aku akan mengingatnya dalam hati. Jika ada mengingat-Ku di hadapan para makhluk, maka Aku akan mengingatnya di hadapan para makhluk yang lebih baik dari mereka. Jika dia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku sehasta. Jika dia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku sedepa. Dan kalau dia tiba kepada-Ku berlangsung kaki, maka Aku akan tiba kepadanya berlari.” (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).

8. Dari Abu Sa‘id al-Khudri bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: سَيُعْلَمُ أَهْلُ الْجَمْعِ مِنْ أَهْلِ الْكَرَمِ فَقِيْلَ: وَ مَنْ أَهْلُ الْكَرَمِ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: مَجَالِسُ الذِّكْرِ فِي الْمَسَاجِدِ
“Di Hari Kiamat, Allah akan menginformasikan terhadap siapa pun mengenai kelompok yang paling mulia.” Seorang teman dekat bertanya: “Siapakah kelompok yang paling mulia itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Mereka merupakan kelompok yang mengadakan majlis-majlis dzikir dalam masjid.” (H.R. Ahmad, Baihaqi, dan Ibnu Hibban).

9. Diriwayatkan dari Anas ibn Malik bahwa Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ قَوْمٍ اجْتَمَعُوْا يَذْكُرُوْنَ اللهَ لاَ يُرِيْدُوْنَ بِذلِكَ إِلاَّ وَجْهَهُ إِلاَّ نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ قُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ قَدْ بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَن
“Tidak satu kaum pun berkumpul untuk berdzikir terhadap Allah dengan cuma mengharap ridha-Nya melainkan akan ada yang menyeru dari langit: “Berdirilah! Kalian sudah menerima ampunan dan keburukan-keburukan kalian sudah diganti dengan kebaikan.” (H.R. Ahmad).

10. Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri dari Rasulullah s.a.w., dia bersabda: “Allah berfirman:
مَنْ شَغَلَهُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عَنْ مَسْأَلَتِيْ وَ ذِكْرِيْ أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِيَ السَّائِلِيْنَ
“Barang siapa direpotkan oleh al-Qur’an dan dzikir dari meminta kepada-Ku. Maka Aku akan memberikannya sesuatu yang paling utama di antara apa-apa yang Aku berikan terhadap orang-orang yang meminta kepada-Ku.” (H.R. Tirmidzi dan Baihaqi).

Itulah Dalil-dalil yang pertanda mengenai Dzikir mudah-mudahan bermanfaat, terima kasih. 

Related : Dzikir Dan Do’A Dalam Qur’An Dan Hadits

0 Komentar untuk "Dzikir Dan Do’A Dalam Qur’An Dan Hadits"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)