Inspeksi Vs Supervisi

Inspeksi Dan Supervisi Dua Aspek Berbeda Dalam Cara Peningkatan Mutu Pendidikan




Oleh:
Ahmad Irfan (1605127)
Email: ahmadirfan@student.upi.edu
Abstrak
Inspeksi dan Supervisi ialah dua faktor yang berlainan dalam kenaikan mutu pendidikan. Inspeksi sering dikaitkan dengan perumpamaan sidak, sedangkan supervisi dikaitkan dengan pengawas. Dua kata yang mempunyai arti yang berbeda. Inspeksi ialah kegiatan pengawasan dengan konsentrasi utama melakukan investigasi keterlaksanaan peraturan yang bersumber pada Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Pedoman Kelembagaan dan sejenisnya. Dan supervisi yakni pengawasan profesional dalam bidang akademik, dijalankan menurut kaidah-kaidah keilmuwan wacana bidang kerjanya, mengerti wacana pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawasan biasa. Sedangkan mutu pendidikan yakni kesanggupan (ability) yang dimiliki oleh sebuah produk atau jasa (service) yang sanggup menyanggupi keperluan atau harapan, kepuasan (satisfaction) konsumen (custumers) yang dalam pendidikan dikelompokan menjadi dua, yakni internal custumer dab eksternal. Internal customer yakni siswa atau mahasiswa selaku pembelajar (learners) dan eksternal customer yakni penduduk dan dunia industri. 
Kata kunci: inspeksi, supervisi, mutu pendidikan.

BAB I                         PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Peran pendidik yang profesional dikehendaki sekali untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan insan seutuhnya, sesuai dengan pasal 39 ayat (2) UU RI No. 20 Tahun 2003 wacana tata cara pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidik ialah tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen selaku tenaga profesional memiliki visi terwujud penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk menyanggupi hak yang serupa bagi setiap warga negara dalam mendapatkan pendidikan yang bermutu.
Sekolah ialah daerah pembelajaran ke dua yang dilalui manusia. Sekolah ialah daerah yang ditawarkan khusus bagi layanan pembelajaran (a place for better learning). Berbeda dengan mencar ilmu dari lingkungan sekitar, proses mencar ilmu di sekolah memiliki tingkatan pendidikan tersendiri, diadaptasi dengan usia dan kesanggupan yang dimiliki. Setiap tingkatan pendidikan memiliki tujuan tersendiri. Seperti halnya pendidikan di tingkat sekolah dasar yang memiliki tujuan yakni menampilkan bekal wawasan dan ketrampilan dasar bagi siswa dalam meningkatkan kehidupannya selaku pribadi, anggota masyarakat, warga negara serta merencanakan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama.
Masyarakat memiliki kesempatan yang berlebih terhadap guru. Keberhasilan atau kegagalan sekolah sering dialamatkan terhadap guru. Justifikasi penduduk tersebut sanggup dikenali alasannya guru yakni sumber daya lainnya yakni pasif. Oleh alasannya itu, sebaik mungkin kurikulum, fasilitas, fasilitas dan prasarana pembelajaran, tapi jikalau mutu gurunya rendah maka sukar untuk mendapat hasil pendidikan yang berkualitas tinggi.
Berbagai upaya sanggup ditempuh untuk bikin produktivitas/kinerja yang baik, salah satunya yakni dengan meningkatkan mutu kerja. Usaha meningkatkan mutu pendidikan ialah sentral dari segala jenis kerja keras kenaikan mutu dan pergantian pendidikan (Winarno Surakhman,2004:5). Masalah mutu mengajar yang dilaksanakan guru mesti mendapat pengawasan dan training yang mesti menerus dan berkelanjutan. Pengawasan dalam pendidikan berniat meningkatkan potensi penerima didik lewat aktivitas mencar ilmu berkualitas yang dilayani guru. Pengawasan profesioanl terhadap guru oleh kepala sekolah berniat untuk meningkatkan kesanggupan mengajar disebut supervisi akademik.(Djam’an Satori:2005:37).
Seperti yang dikemukakan oleh Hoy dan Miskel (2001) bahwa sekolah ialah sebuah tata cara sosial, dimana sekolah memiliki empat komponen atau subelemen yang penting yang antara satu sama lain saling keterkaitan. Empat komponen tersebut yaitu; organisasi ialah fungsi dari interaksi elemen-elemen ini dalam konteks pembelajaran dan pengajaran. Maka kesuksesan dalam proses mencar ilmu mengajar sanggup kita katakan tidak akan optimal jikalau disokong oleh salah satu dari empat eleman tersebut. Ujung tombak dari kesuksesan pembelajaran di tingkat sekolah yakni guru. Guru menyeleksi bagaimana proses pembelajaran di kelas sanggup berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan, keprofesionalan guru sanggup berarti bahwa kinerja guru menyeleksi mutu pembelajaran yang mau menampilkan pengaruh pada mutu output pendidikan sehabis mengakhiri pendidikan.
Menurut rancangan antik supervisi dilaksanakan dalam bentuk “inspeksi” atau mencari kesalahan guru dalam melakukan kiprah mengajar. (Syaiful Segala,2010:88-89). Sedangkan dalam persepsi terbaru supervisi yakni kerja keras untuk memperbaiki suasana mencar ilmu mengajar, yakni supervisi selaku dukungan bagi guru dalam meningkatkan mutu mengajar untuk menolong penerima didik biar lebih baik dalam belajar. Namun dimasyarakat, masih banyak orang berasumsi bahwa supervisi pendidikan identik dengan pengawasan yang berbau inspeksi.
Berdasarkan analisis permasalah tersebut di atas, maka judul analisis “Inspeksi Dan Supervisi Dua Aspek Berbeda Dalam Cara Peningkatan Mutu Pendidikan”

B.     Perumusan Masalah
Penelitian ini lebih difokuskan pada:
1.      Bagaimana cara Inspeksi dalam kenaikan mutu pendidikan?
2.      Bagimana cara Supervisi dalam kenaikan mutu pendidikan?
3.      Apakah perbedaan antara inspeksi dan supervisi dalam kenaikan mutu pendidikan?
C.    Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan duduk kendala yang sudah dikemukakan tersebut diatas, maka tujuan analsis ini secara lazim yakni mengenali perberbedaan cara inspeksi dan supervisi dalam kenaikan mutu pendidikan.
Adapun tujuan khusus dari analisis ini dimaksudkan:
1.      Untuk mendapatkan pemberitahuan perihal cara inspeksi dalam kenaikan mutu pendidikan.
2.      Untuk mendapatkan pemberitahuan perihal cara supervisi dalam kenaikan mutu pendidikan.
3.      Untuk mendapatkan pemberitahuan perihal perbedaan anatara cara inspeksi dan supervisi dalam kenaikan mutu pendidikan.
BAB II            Kajian Teoritis
                        Pengertian Inspeksi
Inspeksi ialah aktivitas pengawasan dengan konsentrasi utama melakukan investigasi keterlaksanaan peraturan yang bersumber pada Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Pedoman Kelembagaan dan sejenisnya. (Djam’an Satori,2016:35). Inspeksi ditunjukan untuk membentuk kepatuhan legal, yakni kepatuhan terhadap norma-norma kerja yang bersumber pada dokumen aturan dan ketentuan kelembagaan yang mengikat. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2004:3) inspeksi yakni menyaksikan untuk mencari-cari kesalahan.
Prodesur inspeksi dilaksanakan selaku berikut:
1)      Mempelajari standar norma dalam hal ini referensi peraturan yang mau diperiksa pelaksanaanya, misalnya perihal perturan menteri wacana ketentuan pengelolaan banyak sekali aktivitas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau perda perihal Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah.
2)      Melakukan kunjungan investigasi dengan konsentrasi mempelajari kesesuaian atau penyimpangan pelaksanaan aktivitas dikaitkan dengan kententuan perundang-undangan yang ditetapkan.
3)      Menemukan dan mengidentifikasi secara terperinci butir-butir penyimpangan dibarengi referensi buktinya.
4)      Mengindentifikasi dan merumuskan temuan berupa penyimpangan yang terjadi.
5)      Merumuskan rekomendasi perbaikan yang perlu ditindaklanjuti dalam bentuk melengkapi hal-hal yang berhubungan dengan kehabisan atau kelengkapan dokumen saja.
                        Pengertian Supervisi
Supervisi ialah aktivitas pengawasan dengan konsentrasi utama melakukan analisa keterlaksanaan kaidah-kaidah keilmuwan dalam bentuk rancangan dan teori yang melandasi pekerjaan profesional.(Djam’an Satori,2016:38). Sedangkan menurut Dadang Suhardan Supervisi yakni pengawasan profesional dalam bidang akademik, dijalankan menurut kaidah-kaidah keilmuwan wacana bidang kerjanya, mengerti wacana pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawas saja. Para penulis bidang ini menyetujui bahwa supervisi pendidikan ialah disiplin ilmu yang memfokuskn diri pada pengkajian kenaikan suasana mencar ilmu mengajar, mempekerjakan guru dan mempertinggi mutu mengajar.(Dadang Suhardan,2014:37).
Supervisi yakni menyaksikan bab mana dari aktivitas di sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi pasif, dan menyaksikan mana yang sudah positif untuk sanggup ditingkatkan menjadi lebih positif lagi, yang penting yakni pemninaan. (Suharsimi Arikunto,2004:3)
Supervisi yakni sebuah kerja keras menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara perorangan maupun secara kolektif, biar lebih mengerti dan lebih efektif dalam merealisasikan seluruh fungsi pengajaran. (Piet A. Suhertian.2002:17).
Supervisi yakni perbaikan hal mencar ilmu dan mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi, dan tutorial secara kontinu untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara perorangan maupun kelompok. (Syaiful Sagala, 2010:92).
Proses supervisi Akademik (Mumun Mulyana, 2010:136)
Supervisi ialah sebuah proses yakni serangkaian aktivitas yang menenteng guru terhadap kesanggupan yang lebih tinggi.
Kegiatan pertama, yakni pengumpulan data wacana keseluruhan suasana mencar ilmu mengajar seumpama murid, guru, aktivitas pengajaran, alat, situasi, dan kondisi.
Kegiatan kedua, penyimpulan/ analisa wacana kesuksesan murid, guru, faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara menyeleksi persyaratan bersama, diskusi antar guru dan konferensi pribadi.
Kegiatan ketiga, yakni mendeteksi kehabisan wacana tampilan guru didepan kelas meliputi penguasaan materi, penyeleksian metode, korelasi antar personil, dan tata kelola kelas dengan cara konferensi pribadi, rapat staff dan konsultasi dengan ahli/ narasumber.
Kegiatan keempat, yakni memperhatikan kelemahan/ meningkatkan kesanggupan dalam hal kelemahan/ kehabisan yang sudah dikemukakan bareng misalnya dengan cara penataran.
Kegiatan kelima, tutorial dan pengembangan wacana penerapan hasil penataran yang sanggup dilaksanakan dengan cara kunjungan kelas dan konferensi pribadi.
Kegiatan keenam, yakni analisa pertumbuhan wacana pergantian yang sudah diraih selaku hasil tutorial dilaksanakan dengan cara kunjungan kelas, konferensi pribadi, pengamatan dan diskusi.
Prosedur supervisi dilaksanakan selaku berikut:
1.      Membangun kekerabatan yang akrab
2.      Menentukan sasaran supervisi
3.      Proses observasi
4.      Analisa hasil pengamatan bareng guru
5.      Personal conference (dibicarakan dengan teman)
6.      Solusi alternatif/ pemecahan
Esensi aktivitas supervisi terdiri atas tahapam:
1)      Melakukan penelitian
2)      Melakukan analisa untuk mengidentifikasi hal-hal yang positif selaku keberhasilan, hal-hal yang belum berhasil
3)      Memperbaiki dan meningkatkan
4)      Memberikan tutorial dan penasihatan
5)      Memelihara komunikasi profesional dalam wujud kerjasama dan kerja sama untuk kenaikan kinerja.
Dadang Suhardan (2014:47) Ditinjau objek yang disupervisi dan lazimnya dalam praktik kini ada tiga macam supervisi, yaitu:
a.       Supervisi Akademik yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yakni hal-hal yang eksklusif berada dalam lingkungan aktivitas pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
b.      Supervisi Admistrasi yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek admistrasi yang berfungsi selaku pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
c.       Supervisi Lembaga yang menebarkan atau membuatkan obejek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di seantero sekolah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, maka supervisi forum dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan.

                        Perbedaan Inspeksi dan Supervisi
Dalam praktik seharian, inspeksi, kendali dan supervisi saling keterkaitan, terintegrasi, dan saling melengkapi untuk merealisasikan kinerja forum yang sehat. Misalnya saat langkah-langkah seorang pemimpin mengkaji duduk kendala tertentu dan memikirkan pemecahannya. Implementasi kurikulum di sekolah ditentukan mesti sesuai dengan ketentuan dari Kemendikbud, menjadi sumber dan pertimbangan utama dalam menyusun penyusunan rencana dan aktivitas sekolah, dengan memikirkan kompetensi profesional para pelaksanaanya.
Perbedaan
Supervisi
Inspeksi
Tujuan
Mengindentifikasi keistimewaan dan kesanggupan guru untuk memberi dukungan guna meningkatkan mutu pendidikan
Memeriksa kesesuain antara pelaksana dengan rencana/aturan
Hasil
Peningkatan mutu pendidikan
Laporan
Objek
Kesadaran dan kemampuanya meningkat lebih tinggi.
Semua faktor khususnya yang bersifat fisik
Fungsi Utama
Memberikan pelayanan terhadap guru untuk meningkatkan mutu pelajaran, menfasilitasi guru biar daya efektif kinerjanya lebih tinggi, meningkatkan kurikulum kedalam pembelajaran dan meningkatkan pertumbuhan profesionalisasi anggotanya.
1.      Memeriksa kesesuain pelaksanaan
2.      Memberi rekomendasi menurut penilaian
3.      Membetulkan yang tidak cocok aturan
4.      Mengarahkan sesuai dengan peraturan yang mesti dipatuhi

Sumber
Profesionalisasi
Kekuasaan dan kewenangan



                        Pengertian Mutu
Mutu pendidikan yakni kesanggupan (ability) yang dimiliki oleh sebuah produk atau jasa (service) yang sanggup menyanggupi keperluan atau harapan, kepuasan (satisfaction) konsumen (custumers) yang dalam pendidikan dikelompokan menjadi dua, yakni internal custumer dab eksternal. Internal customer yakni siswa atau mahasiswa selaku pembelajar (learners) dan eksternal customer yakni penduduk dan dunia insdustri. (Nanang Fattah,2012:2).
Mutu atau mutu yakni citra dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menampilkan kemampuanya dalam bikin puas keperluan yang dikehendaki atau yang tersirat. (Rohiat,2009:52). Dalam konteks pendidikan, pemahaman mutu meliputi input, proses dan output pendidikan.
Input pendidikan yakni segala hal yang mesti tersedia alasannya dibutuhankan untuk berlangsungnya proses. Segala hal yang dimaksud meliputi sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan selaku pemandu bagi berlangsungnya proses.
Proses pendidikan ialah tragedi berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang besar lengan berkuasa terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output.
Output pendidikan ialah kinerja sekolah. Kinerja sekolah yakni prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/prilaku sekolah. Kinerja sekolah sanggup diukur dari kualitas, efektivitas, produktivitas, efisiensi, inovasi, mutu kehidupan kerja, dan watak kerjanya.

BAB III          Pemecahan Masalah
Menurut rancangan antik supervisi dilaksanakan dalam bentuk “inspeksi” atau mencari kesalahan guru dalam melakukan kiprah mengajar. (Syaiful Segala,2010:88-89). Sedangkan dalam persepsi terbaru supervisi yakni kerja keras untuk memperbaiki suasana mencar ilmu mengajar, yakni supervisi selaku dukungan bagi guru dalam meningkatkan mutu mengajar untuk menolong penerima didik biar lebih baik dalam belajar. Namun dimasyarakat, masih banyak orang berasumsi bahwa supervisi pendidikan identik dengan pengawasan yang berbau inspeksi.
Masalah yang meningkat dimasyarakat, masih banyak penduduk menyamakan arti, pengawas, inspeksi, investigasi dan supervisi. Penulis akan menerangkan perbedaan diantara perumpamaan tersebut.
Inspeksi           : menyaksikan untuk mencari-cari kesalahan
Pemeriksaan    : menyaksikan apa yang terjadi dalam kegiatan
Pengawasan    : menyaksikan yang positif dan menyaksikan yang negatif
Supervisi         : menyaksikan dan memperbaiki suasana
Perbedaan rancangan inspeksi dan supervisi
Perbedaan fungsi
Inspeksi           : ialah sebuah jabatan (posisi) dalam sebuah jawatan
Supervisi         : ialah sebuah fungsi (function) untuk membina, memperbaiki sebuah kondisi.
                        Perbedaan prinsip
                                    Inspeksi           : inspeksi dilaksanakan menurut prinsip pengawas
                                    Supervisi         : supervisi dilaksanakan menurut prinsip demokrasi.
BAB IV          Kesimpulan
Inspeksi ialah aktivitas pengawasan dengan konsentrasi utama melakukan investigasi keterlaksanaan peraturan yang bersumber pada Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Pedoman Kelembagaan dan sejenisnya. Dadang Suhardan Supervisi yakni pengawasan profesional dalam bidang akademik, dijalankan menurut kaidah-kaidah keilmuwan wacana bidang kerjanya, mengerti wacana pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawas saja Supervisi pendidikan ialah disiplin ilmu yang memfokuskn diri pada pengkajian kenaikan suasana mencar ilmu mengajar, mempekerjakan guru dan mempertinggi mutu mengajar. Mutu atau mutu yakni citra dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menampilkan kemampuanya dalam bikin puas keperluan yang dikehendaki atau yang tersirat




Referensi
A.Suhertian Piet. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia). Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto Suharsimi. (2004). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta
: Rineka Cipta.
Bahtiar,A.(2004). Filsafat Ilmu.Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.
Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 tahun 2003.
Fattah Nanang (2012). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rohiyat. (2008). Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik Dilengkapi Dengan Contoh Rencana Strategis Dan Rencana Opersional). Bandung: PT Refika Aditama.
Sagala Syaiful. (2010). Supervisi Pembelajaran (dalam profesi pendidikan). Bandung: Alfabeta.
Satori Djam’an, Dkk. Proceeding Pedagogical Leadership Strategic To Reach Excellences Human Resources In Education. 2010. Bandung: UPI Press.
Satori Djam’an. (2016). Pengawasan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhardan, Dadang (2014). Supervisi Profesional (Layanan Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Era Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta.
Susanto. (2004). Filsafat Ilmu Sesuatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistomologis, Dan Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2015). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
UPI,T.D.(2012). Manajemen Pendidikan.Bandung.Alfabeta.








Related : Inspeksi Vs Supervisi

0 Komentar untuk "Inspeksi Vs Supervisi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)