Ketika Alarm Makin Sering Berdering


Gangguan kelangsungan konektivitas, baik mobilitas orang maupun transportasi barang, yang berhubungan dengan keadaan cuaca terasa kental dua bulan pertama tahun ini. Sekitar pertengahan Januari 2021 kelangsungan pasokan batubara dari Kalimantan Selatan ke pembangkit listrik tenaga uap di Jawa terhambat.


Selain ada lokasi tambang yang terendam banjir, sebagian jalan masuk jalan juga tergenang atau berlumpur. Kondisi ini menghalangi kelangsungan truk pengangkut batubara dari lokasi tambang produktif menuju pelabuhan.


Batubara yang hadir di pelabuhan dan diangkut ke tongkang juga tidak sanggup secepatnya dilayarkan ke Jawa. Izin berlayar dari kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan mesti dinantikan saat ada gelombang tinggi di laut. Faktor keamanan pasti menjadi pertimbangan utamanya.


Memasuki pekan pertama Februari 2021, operasional beberapa simpul transportasi di Semarang, Jawa Tengah, juga terganggu. Bandara Ahmad Yani, Semarang, ditutup sepanjang hari sebab landas pacu tergenang air. Demikian pula Stasiun Tawang, Semarang, yang tidak beroperasi sebab tergenang banjir.


Banjir di berapa wilayah pantai utara Jawa juga menghalangi kelangsungan arus transportasi dan logistik. Beberapa hari kemudian kelangsungan arus distribusi barang di sebagian jalur Tol Cipali juga terganggu. Hal ini menyusul penutupan satu jalur di ruas Tol Cipali Km 122+400 yang ambles.


Intensitas dan curah hujan tinggi yang memunculkan air menyusup ke lapisan dalam lewat retakan aspal disebutkan ikut membuat ruas tol di titik tersebut ambles. Mekanisme musuh arus mulai dari Kilometer 117 sampai Kilometer 126 dipraktekkan untuk meminimalisir beban jalan dan memitigasi kemacetan. Sepanjang perbaikan ruas ambles itu, kendaraan-kendaraan bersumbu berat dialihkan ke jalan arteri pantai selatan.


Akhir pekan lalu, banjir turut melanda beberapa wilayah Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya. Aktivitas transportasi dan distribusi kembali terdampak. Pembatalan jadwal perjalanan kereta api (KA) menjadi salah satu contohnya.


Fondasi rel kerata api antara Kedunggedeh dan Lemahabang yang ialah wilayah Daerah Operasional (Daop) I Jakarta tergerus banjir. PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengalihkan 42 perjalanan KA dari dan menuju Jakarta, membatalkan perjalanan KA, dan secepatnya memperbaiki fondasi yang tergerus banjir.


Banjir terjadi bukan gres pertama kali ini. Arus transportasi dan distribusi yang terhambat jawaban terputusnya jalan masuk jalan dan rel KA sebelumnya juga pernah terjadi. Di titik ini, persepsi banyak sekali kelompok perihal arti penting mitigasi bencana, tergolong di sektor transportasi, menjadi relevan.


Institut Studi Transportasi (Instran), misalnya, menyebutkan persiapan pengaruh kejadian kepada infrastruktur transportasi dikehendaki untuk menjamin keamanan pengguna. Antisipasi ini dinilai mendesak, apalagi di daerah riskan bencana. Upaya tersebut, misalnya, sanggup diwujudkan lewat pembangunan tanggul penahan di daerah riskan longsor, penyediaan jalur alternatif pendukung, dan lainnya.


Patut pula diingat, secara ekonomi, kerugian jawaban bencana tidaklah sedikit. Bank Dunia mencatat, Indonesia menempati peringkat ke-12 dari 35 negara di dunia dengan risiko bencana. Pada 2014-2018, Indonesia sanggup menghabiskan dana berkisar 90 juta dollar AS-500 juta dollar AS per tahun untuk tanggap kejadian dan pemulihan. Sementara dana yang dihabiskan pemerintah daerah di Indonesia sekitar 250 juta dollar AS.


Adapun Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengestimasi pengaruh kerugian jawaban bencana di Indonesia setiap tahun berkisar Rp 22 triliun-Rp 23 triliun.


Namun, pasti jangan cuma menyalahkan aspek cuaca ekstrem saat terjadi bencana. Mengutip pernyataan Ketua Instran Darmaningtyas, sementara waktu lalu, suka menyalahkan cuaca sama artinya dengan menyingkir dari penelusuran penyelesaian secara ekologis.


Kewaspadaan untuk meminimalkan korban jiwa, terluka, dan kerugian ekonomi jawaban pengaruh kejadian perlu terus dibangkitkan. Hal ini kiranya semakin berkaitan menimbang potensi cuaca ekstrem seiring cepatnya pergeseran iklim.



Dimuat di Kompas, 26 Februari 2021

Related : Ketika Alarm Makin Sering Berdering

0 Komentar untuk "Ketika Alarm Makin Sering Berdering"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)