Berjalan dengan perilaku masuk akal dan tawadlu, tidak berlagak arogan di di saat berlangsung atau mengangkat kepala alasannya yakni arogan atau mengalihkan wajah dari orang lain alasannya yakni takabbur. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
"Dan janganlah kau memalingkan mukamu dari insan (karena sombong) dan janganlah kau berlangsung di tampang bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menggemari orang-orang yang arogan lagi membanggakan diri". (Luqman: 18)
Memelihara persepsi mata, baik bagi pria maupun perempuan. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
"Katakanlah terhadap orang pria beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu yakni lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Yang Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah terhadap perempuan yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya...." (An-Nur: 30-31).
Tidak mengganggu, yakni tidak mencampakkan kotoran, sisa masakan di jalan-jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di situ atau di wilayah yang dijadikan wilayah mereka bernaung.
Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini ialah sedekah yang kesudahannya seseorang bisa masuk surga. Dari Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu diriwayatkan bergotong-royong Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika ada seseorang sedang berlangsung di sebuah jalan, ia menerima dahan berduri di jalan tersebut, kemudian orang itu menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosanya..." Di dalam sebuah riwayat disebutkan: maka Allah memasukkannya ke surga". (Muttafaq'alaih).
Menjawab salam orang yang dimengerti ataupun yang tidak dikenal. Ini hukumnya wajib, alasannya yakni Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Ada lima kasus wajib bagi seorang muslim terhadap saudaranya- diantaranya: menjawab salam". (Muttafaq alaih).
Beramar ma`ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib dijalankan oleh setiap muslim, masing-masing sesuai kemampuannya.
Menunjukkan orang yang kesasar (salah jalan), menampilkan sumbangan terhadap orang yang memerlukan dan menegur orang yang berbuat keliru serta membela orang yang teraniaya. Di dalam hadits disebutkan: "Setiap persendian insan mempunyai keharusan sedekah...dan disebutkan diantaranya: berbuat adil di antara insan yakni sedekah, menolong dan membawanya di atas kendaraannya yakni sedekah atau mengangkatkan barang-barangnya ke atas kendaraannya yakni sedekah dan menampilkan jalan yakni sedekah...." (Muttafaq alaih).
Perempuan hendaknya berlangsung di pinggir jalan. Pada sebuah di saat Nabi pernah menyaksikan campur baurnya pria dengan perempuan di jalanan, maka ia bersabda terhadap wanita: "Meminggirlah kalian, kalain tidak patut menyanggupi jalan, hendaklah kalian menelusuri pinggir jalan. (HR. Abu Daud, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
Tidak ngebut bila mengendarai kendaraan beroda empat terutama di jalan-jalan yang ramai dengan pejalan kaki, melapangkan jalan untuk orang lain dan menampilkan potensi terhadap orang lain untuk lewat. Semua itu mencakup di dalam bantu-membantu di dalam kebajikan.
0 Komentar untuk "Etika Di Jalanan"