Prinsip-Prinsip Dalam Teori E-Learning

Saat ini tak bisa disangkal bahwa e-learning kian dibutuhkan dalam pembelajaran. Di Indonesia e-learning kian meningkat dan bertambah maju mengikuti apa yang terjadi di dunia global. Walaupun masih sedikit populasi yang tersentuh e-learning di saat ini, akan tapi ada kepastian akan kecendrungan untuk kenaikan ke arah pembelajaran lewat e-learning dan bergeser dari pembelajaran tradisional.

Apakah Teori e-Learning itu?

E-learning teori yakni prinsip-prinsip ilmiah akan pembelajaran lewat e-learning yang menjajal menerangkan bahwa pemanfaat teknologi elektronik di bidang pendidikan sanggup mendorong efektivitas pembelajaran. Teknologi elektronik di bidang pendidikan yang dimaksud di sini tentunya bentuk-bentuk media digital, multimedia, dan pembelajaran secara online.

learning kian dibutuhkan dalam pembelajaran Prinsip-Prinsip dalam Teori E-Learning
prinsip-prinsip e-leaning

Beberapa Prinsip Penting dalam Teori e-Learning

Berikut ini beberapa prinsip penting yang dianut dalam teori e-learning, yaitu:

Prinsip Multimedia

Dalam teori e-learning dianut prinsip bahwa pembelajaran yang melibatkan variasi beragam media menyerupai audio, visual,  dan teks akan memamerkan peluang untuk siswa mencar ilmu secara lebih baik dan lebih mendalam dibanding media yang cuma mengakomodasi salah satunya saja.

Prinsip Modalitas

Pembelajaran akan lebih efektif di saat suatu visual dikombinasikan dengan narasi audio dibanding klarifikasi lewat teks pada layar. Akan tapi terdapat pengecualian di saat pembelajar sudah mengenali atau mengenal tentang konten yang sedang disajikan, atau narasi diberikan dalam bahasa asing, atau di saat pembelajar mengulang-ulang materi pembelajaran multimedia tersebut.


Prinsip Koheren

Prinsip koheren sanggup diterangkan menyerupai ini: di saat seorang pembelajar (siswa) makin tidak mengenali tentang konten yang hendak dibelajarkan, maka kian ia terusik oleh hal-hal yang tidak berafiliasi dengan konten yang juga tersaji di dalam media (multimedia) tersebut, menyerupai musik, bab video yang tidak berhubungan, grafis, dan sebagainya. Akan tapi kondisi sanggup sebaliknya pada siswa yang sudah mengenali konten tersebut, makin banyak ia mengenali konten yang dihidangkan dengan hal-hal lain yang tidak relevan, makin menghasilkan ia termotivasi.

Prinsip Persentuhan

Prinsip persentuhan maksudnya, yakni dalam mencar ilmu sesuatu, siswa akan lebih efektif di saat informasi-informasi atau konten yang saling berhubungan dan berhungan dihidangkan secara bantu-membantu atau berurutan.

Prinsip Segmentasi

Belajar, menurut prinsip segmentasi akan lebih efektif di saat konten dipotong-potong menjadi sub-sub bab sehingga lebih gampang dicerna oleh siswa (pembelajar). Menyajikan konten secara segmental akan menghasilkan pembelajaran menjadi lebih mendalam dan gampang dipahami. Setiap segmentasi pembelajaran juga mesti ditunjukkan secara terang terhadap siswa (pembelajar).

Prinsip Simbolik

Dalam e-learning, mencar ilmu akan lebih gampang dengan ditambahkannya simbol-simbol yang berhubungan menyerupai tanda panah, menyertakan bundar pada kata-kata penting, memberi cetak tebal, warna khusus, dan sebagainya.

Prinsip Kontrol oleh Siswa (Pembelajar)

Prinsip kendali oleh pelajar (siswa) tujuannya adalah, pembelajaran akan kian efektif di saat mereka memiliki peluang untuk menertibkan kapan mereka memamerkan pause, mundur ke belakang, mainkan, berhenti (dalam bentuk tombol-tombol) sehingga mereka bisa menyesuaikan diri kecepatan pembelajaran dengan kecepatan mencar ilmu mereka masing-masing. Atau mereka sanggup mengulang-ulang bagian-bagian tertentu yang belum terang dan kurang dipahami.

Prinsip Personalisasi

Walaupun e-learning bahwasanya menggunakan komputer dalam pelaksanaannya, akan tapi prinsip personalisasi tetap mesti dipegang teguh. Dalam hal ini, misalnya di saat menggunakan bunyi untuk narasi, bagaimana narasi dibentuk mesti diamati baik mengenai kata-kata yang digunakan sampai intonasi dan cara pengucapannya sehingga siswa atau pembelajaran merasa seakan-akan ia tengah mencar ilmu dengan insan dan bukan dengan seperangkat alat.

Prinsip Pre-Training

Prinsip pre-training tujuannya adalah, dalam e-learning perlu disiapkan bahan-bahan pembuka untuk mengenalkan apa yang hendak mereka pelajari dengan memamerkan misalnya kata-kata kunci atau menyebutkan tujuan yang hendak diraih serta bagaimana mereka akan mencar ilmu di permulaan pembelajaran. Hal ini sudah dikenali bisa menolong siswa yang memiliki sedikit wawasan (bekal) permulaan tentang konten yang hendak disajikan.

Prinsip Tidak Mubazir

Dalam e-learning perlu disingkirkan konten yang mubazir. Contoh konretnya misalnya di saat dihidangkan suatu grafik kemudian diberikan narasi dan diberikan pula klarifikasi berupa teks, maka ini sanggup dibilang selaku suatu kemubaziran. Makara ini mesti dihindari. Jika grafik ingin ditemani dengan narasi berupa audio, maka janganlah menggunakan teks alasannya yakni justru akan mengganggu, dan begitu juga sebaliknya, kalau menggunakan teks, kurangilah narasi.

Demikian beberapa prinsip-prinsip dalam teori e-learning yang mesti diamati dalam suatu pembelajaran menggunakan e-learning atau dalam suatu multimedia pembelajaran berbasis e-learning.

Baca Juga:
Tips Melaksanakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Media Pembelajaran dari Daun Ki Hujan
Mempersiapkan Penggunaan Media Pembelajaran
Interaksi Proses Pembelajaran Di Kelas
Pentingnya Membangun Team Work pada Siswa dan Penilaian Proses serta Produk

Related : Prinsip-Prinsip Dalam Teori E-Learning

0 Komentar untuk "Prinsip-Prinsip Dalam Teori E-Learning"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)